Sukses

Jepang Berkomitmen Agar Dunia Tanpa Senjata Nuklir

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, pada Senin (1/8), mengatakan merupakan tugas negaranya untuk mengupayakan dunia tanpa senjata nuklir.

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, pada Senin (1/8), mengatakan merupakan tugas negaranya untuk mengupayakan dunia tanpa senjata nuklir.

Berbicara di markas besar PBB di New York, Kishida mengatakan “Jepang bertekad menegakkan perjanjian non-proliferasi (NPT) sebagai penjaga.”

“Kita harus memastikan agar Nagasaki tetap menjadi tempat terakhir yang menderita akibat bom nuklir,” ujarnya dalam pertemuan tingkat tinggi yang sudah lama tertunda untuk meninjau perjanjian bersejarah berusia 50 tahun yang bertujuan mencegah perluasan senjata nuklir dan mencapai kesepakatan dunia bebas nuklir.

Guna mencapai tujuan itu, Jepang menjadwalkan beberapa pertemuan tingkat tinggi dengan harapan dapat membantu membangun momentum menuju tujuan tersebut, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (3/8/2022).

Kishida juga meminta para pemimpin negara-negara pemilik senjata nuklir untuk meningkatkan transparansi dan terlibat dalam dialog.

Perjanjian Non-Proliferasi yang dikenal sebagai NPT dan berlaku sejak tahun 1970 merupakan perjanjian pengendalian senjata apapun yang paling dipatuhi. Perjanjian tersebut diikuti oleh sekitar 191 negara.

Berdasarkan ketentuan NPT, lima negara yang pertama kali memiliki senjata nuklir – yaitu Amerika, China, Rusia, Inggris dan Prancis – setuju untuk berunding agar pada suatu hari nanti mereka menghilangkan persenjataan tersebut; sementara negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir berjanji untuk tidak mengupayakan kepemilikan senjata tersebut dengan imbalan dapat mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Sejumlah Negara Tak Bergabung NPT

India dan Pakistan, yang tidak bergabung dalam NPT, masih terus mengupayakan pembuatan bom nuklir. Begitu juga Korea Utara, yang meratifikasi pakta itu tetapi kemudian mengumumkan akan menarik diri.

Israel, yang tidak menandatangani NPT, diyakini memiliki senjata nuklir tetapi tidak membenarkan ataupun menyangkal kabar tersebut.

Meskipun demikian perjanjian itu dinilai berhasil membatasi jumlah senjata nuklir baru sebagai kerangka kerja sama internasional dalam hal perlucutan senjata.

Pertemuan yang akan berakhir 26 Agustus nanti bertujuan menghasilkan konsensus tentang langkah-langkah selanjutnya, tetapi kalau pun ada, kecil harapan akan tercapainya sebuah kesepakatan yang substansial.

Kajian NPT setiap lima tahun sekali sedianya dilakukan pada 2020 ketika dunia sudah menghadapi begitu banyak krisis, tetapi tertunda karena pandemi virus corona.

Pertemuan kali ini berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya konfrontasi nuklir yang dipicu oleh pernyataan-pernyataan Rusia terkait invasinya di Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa upaya apapun untuk campur tangan terhadap invasi yang dilakukannya di Ukraina, akan mengarah pada “konkuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” dan menekankan bahwa negaranya adalah “salah satu kekuatan nuklir paling kuat.” Beberapa hari setelah mengeluarkan pernyataan itu, Putin memerintahkan peningkatan kewaspadaan kekuataan nuklir.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Vladimir Putin Berkomitmen Tak Gunakan Senjata Nuklir dalam Invasi Rusia ke Ukraina

Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi, kata Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat ini Rusia masih melakukan invasi ke sejumlah wilayah di Ukraina.

"Kami mendukung keamanan yang setara dan tak terpisahkan untuk semua anggota komunitas dunia," kata Putin dalam pesan saat Konferensi Peninjauan ke-10 Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Sebagai pihak dalam NPT dan salah satu anggotanya, Rusia menyebut pihaknya secara konsisten mematuhi perjanjian itu.

Rusia juga mengatakan bahwa pihaknya telah sepenuhnya menyadari kewajiban berdasarkan perjanjian bilateral dengan Amerika Serikat tentang pembatasan senjata yang relevan, tegasnya.

Rusia berharap konferensi ini akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk memperkuat rezim non-proliferasi nuklir untuk memastikan perdamaian, keamanan dan stabilitas di dunia, kata Vladimir Putin.

4 dari 4 halaman

Hubungan Putin dengan AS

Presiden Vladimir Putin pada hari Minggu (31 Juli) menandatangani doktrin angkatan laut baru yang menjadikan Amerika Serikat sebagai saingan utama Rusia dan menetapkan ambisi maritim global Rusia untuk wilayah-wilayah penting seperti Kutub Utara dan di Laut Hitam.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (1/8/2022), berbicara pada Hari Angkatan Laut Rusia di bekas ibu kota kekaisaran St Petersburg yang didirikan oleh Tsar Peter the Great, Putin memuji Peter karena menjadikan Rusia kekuatan laut yang hebat dan meningkatkan posisi global negara Rusia.

Setelah memeriksa angkatan laut, Putin membuat pidato singkat di mana ia berjanji bahwa apa yang disebut-sebut sebagai rudal jelajah hipersonik Zirkon Rusia yang unik, memperingatkan bahwa Rusia memiliki kekuatan militer untuk mengalahkan setiap agresor potensial.