Liputan6.com, Singapura - Enabling Village di Singapura menjadi contoh yang luar biasa dalam topik inovasi sosial. "Desa" untuk sahabat difabel ini menyediakan dukungan yang komprehensif segi pekerjaan, teknologi, maupun seni.
Desain di Enabling Village memiliki zona-zona warna yang berbeda yang memiliki beragam fasilitas. Saat berkunjung pada Selasa (2/7), Liputan6.com melihat berbagai fasilitas teknologi, seni, gym, balai pelatihan kerja, serta fasilitas yang disediakan bagi para pengurus penyandang disabilitas, seperti keluarga mereka.Â
Advertisement
Baca Juga
Enabling Village merupakan inisiatif dari Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura beserta dan SG Enable. Desain dari Enabling Village mengikuti panduan Universal Design agar gampang diakses oleh semua orang.Â
Dulunya, Enabling Village merupakan area sekolah. Di area Enabling Village, ada juga ruangan terbuka yang jalurnya ramah bagi pengguna kursi roda.
Yang paling menarik di Enabling Village adalah Tech Able yang menampilkan teknologi-teknologi yang bisa menunjang aktivitas-aktivitas penyandang disabilitas. Perusahaan teknologi Apple sempat mengunjungi tempat ini. Terlihat ada keyboard dengan tulisan yang lebih besar, dan kursi roda yang desainnya lebih canggih.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakat Terpendam
Tidak hanya teknologi, kesenian dan kerajinan tangan menjadi bagian penting di Enabling Village. Hasil karya seni dan kerajinan tangan para penyandang disabilitas juga dijual di The Art Faculty by Pathlight.Â
Para seniman difabel tersebut banyak yang masih berusia muda. Di tempat ini bahkan ada barista yang merupakan penyandang disabilitas. Â
Barang-barang yang dijual mulai dari t-shirt, payung, tempat makan, gantungan ID card, tempat kartu nama, tas kecil, tote bag, pin, handuk, notebook, masker, dan banyak lainnya.
Ketika bertemu Michelle Obama di Amerika Serikat pada 2016, Ibu Negara Singapura Ho Ching juga pernah membawa dompet dengan desain seniman disabilitas dari Pathlight.
Para seniman mendapatkan penghasilan dari uang yang dibelanjakan di The Art Faculty. Karya-karya yang dibuat para seniman itu terlihat sangat otentik, atraktif, dan premium.Â
Ada lagi berbagai macam dinosaurus buatan seniman bernama Sheng Jie. Ia membuat dinosaurus itu berdasarkan pengetahuannya tentang makhluk-makhluk purba tersebut.
Advertisement
Holistik
Enabling Village turut memiliki balai latihan kerja yang juga menerima penyandang autisme. Sebagai catatan, Enabling Village tidak hanya menerima penyandang disabilitas fisik, melainkan juga disabilitas intelektual.
Para pengurus penyandang disabilitas juga diberikan dukungan di tempat ini. Ada lokasi bernama caregivers pod bagi mereka untuk bersantai dan berinteraksi dengan para pengurus lainnya.Â
Fasilitas kesehatan juga tersedia dengan kolaborasi bersama klinik Mount Alvernia.
Pihak Enabling Village berkata ingin menyediakan platform agar para pengurus penyandang disabilitas bisa saling mendukung satu sama lain. Selain itu, Enabling Village bahkan menyediakan dana apabila para caregivers ingin menggelar kegiatan bersama untuk relaksasi.Â
Enabling Village merupakan lembaga amal yang terdaftar. Sejumlah donaturnya adalah Tote Board, Community Chest (Care & Share Movement SG50), Lee Foundation, Lien Foundation, SBF Foundation, ada juga dari institusi keuangan seperti United Overseas Bank Ltd dan Standard Chartered Bank.
Sektor-sektor swasta juga terlibat seperti Singapore Technologies Engineering Ltd, Singapore Telecommunications Ltd, dan WOHA.Â