Sukses

3 Jenis Kucing Termahal di Dunia, Ada yang Seharga Apartemen

Melihat kucing-kucing termahal di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Kucing sudah berada di sisi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Dulunya, mereka adalah kucing liar, namun kini mereka jadi hewan peliharaan yang disayangi jutaan orang di dunia. 

Menurut situs UC Davis, Selasa (9/8/2022), para meong kemungkinan berkeliaran di wilayah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) sejak 5.000 hingga 8.000 SM. Hubungan kucing dan manusia pun terjalin karena kucing bisa memburu tikus, sehingga berguna bagi manusia.

Hingga kini pun para kucing tetap terkenal sebagai hewan independen dan kucing liar jago berburu makanan sendiri.

Kini, ada banyak jenis kucing di dunia. Ada juga ternyata jenis kucing yang harganya bisa seperti harga apartemen. Berikut tiga jenis kucing termahal di dunia versi situs AZ Animals:

1. Kucing Ashera

<p>Kucing Ashera. Dok: Instagram @asheracats_</p>

Harga kucing Ashera adalah US$ 22 ribu hingga US$ 125 ribu (Rp 1,8 miliar). Angka itu sudah masuk range harga apartemen di daerah Jakarta.

Kucing yang luar biasa langka ini adalah perpaduan kucing domestik dan kucing liar. Kucing ini dikembangkan di California. Harga median dari kucing Ashera ini adalah US$ 75 ribu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

2. Kucing Savannah

Yang termahal selanjutnya adalah kucing Savannah yang tak kalah cantiknya. Mirip dengan Ashera, kucing Savannah juga memiliki totol bagaikan macan tutul. Uniknya, kucing ini ternyata menyukai air. Harganya sekitar US$ 10 ribu hingga US$ 25 ribu (Rp 371,2 juta).

3. Kucing Bengal

Kucing ini adalah hibrid antara kucing Egyptian Mau dan kucing macan tutul Asia. Kucing ini pemberani dan tidak takut anjing. Motif kucing ini juga unik, mirip dengan motif ular piton burma. Harga kucing ini antara US$ 3.000 hingga US$ 25 ribu. Kucing ini juga dikenal sulit untuk dikembang biak.

Hari Kucing Sedunia 2022

Selain photogenic, memelihara kucing ternyata bisa membantu mengurangi stres bagi pemiliknya. Risiko stroke atau serangan jantung pun bisa berkurang. 

Dilansir Elite Daily, Senin (8/8), sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan Journal of Vascular and Interventional Neurology, pemilik kucing memiliki 30 persen lebih rendah meninggal karena sakit jantung atau stroke ketimbang yang tidak punya kucing.

Bahkan, risiko berkurang meski orang itu merokok, punya diabetes, masalah jantung, atau level kolesterol.

Profesor Adnan Qureshi yang memimpin studi tersebut berkata ke The Telegraph bahwa kepemilikan kucing meredakan stres, dan kecemasan, dan sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

Ia pun menyebut "mengelus peliharaan bisa mengurangi level hormon terkait stres di darah."

 

US$ 1: Rp 14.849

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Interaksi dengan Kucing

Sekadar ngobrol dengan kucing pun bisa mengurangi stres. Sebab, kehadiran kucing yang loyal bisa mengurangi rasa kesepian.

"Dengan berinteraksi saja dengan kucingmu bisa memberikan perasaan koneksi yang kuat," ujar ahli terapi Chelsea Hudson di Cityscape Counseling.

Hudson berkata hal itu bisa mengurangi stres, "sebab koneksi yang intim bisa membuat seseorang merasa tidak sendirian dan bisa lebih baik menangani stres."

Lebih lanjut, mengurus kucing memberikan "sense of purpose" bagi seseorang. Alhasil, itu bisa menjadi distraksi dari masalah yang ada.

"Menemukan tujuan dan distraksi adalah teknik-teknik mengurangi stres yang umum," jelas Hudson.

Bagi pecinta anjing, jangan khawatir. Berinteraksi dengan anjing kesayangan juga bisa memberikan dampak kesehatan yang baik.

4 dari 4 halaman

Sejarah Hari Kucing Sedunia yang Diperingati Setiap Tanggal 8 Agustus

Hari Kucing Sedunia atau International Cat Day sendiri pertama kali dirayakan pada tahun 2002 silam, oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) yang merupakan salah satu organisasi kesejahteraan hewan terbesar di dunia yang berbasis di Kanada. 

Salah satu tujuan IFAW menyelenggarakan Hari Kucing Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran manusia akan kucing dan belajar tentang berbagai cara untuk membantu serta melindungi kucing. 

Catatan sejarah manusia pertama tentang kucing dapat ditemukan dalam budaya Peradaban Mesir Kuno. Kita semua tampaknya menghubungkan kucing dengan orang Mesir, karena pemujaan dan pertimbangan mereka terhadap kucing sebagai dewa. 

Mafdet adalah dewa kucing pertama yang dikenal dan dianggap sebagai pelindung terhadap ular, kalajengking, dan kejahatan selama Dinasti Pertama, jadi bagi mereka, kucing bukan hanya dewa, tetapi juga pelindung.

Belakangan, setelah Dinasti Mesir runtuh, kucing menjadi populer di mana-mana. Orang Yunani dan Romawi menggunakannya sebagai pengendalian hama, dan di Timur, kucing pada awalnya dimiliki oleh orang kaya dan kaya. 

Tapi selama Abad Pertengahan, di Eropa, kucing dikaitkan dengan takhayul dan dicurigai membawa penyakit selama Black Death 1348, itulah alasan mengapa terlalu banyak kucing terbunuh di era itu, dan baru pada tahun 1600-an reputasi kucing mulai pulih.

Di Amerika, kucing adalah bagian dari kargo di kapal kolonisasi untuk meminimalkan hama dan penyakit, sehingga kucing-kucing itu pergi ke darat dan berkembang biak. Saat ini, kucing tampaknya menjadi salah satu ikon pop di masyarakat modern, ada sekitar setengah miliar di antara kita.Â