Sukses

Menlu AS Antony Blinken Tiba di Rwanda, Bahas Ketegangan Kongo dan HAM

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Rwanda, persinggahan terakhir dalam lawatannya ke tiga negara Afrika.

Liputan6.com, Kigali - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Rwanda, persinggahan terakhir dalam lawatannya ke tiga negara Afrika, di mana ia menyampaikan strategi baru Washington untuk berdialog dengan negara-negara sub-Sahara Afrika sebagai “mitra yang setara.”

Blinken tiba di Rwanda pada waktu yang terutama sulit bagi kawasan Great Lake, Negara kecil di Afrika itu tengah berselisih dengan negara tetangganya yang luas, Kongo, terkait saling tuduh pemerintah kedua negara itu bahwa pihak lain mendukung pemberontak yang menentangnya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Rwanda Paul Kagame, Kamis (11/8), Blinken diperkirakan membahas berbagai upaya untuk meredakan ketegangan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken juga akan mengangkat keprihatinan mengenai demokrasi dan hak asasi manusia, termasuk represi transnasional.

Setelah bertemu dengan pihak berwenang di Kongo pada hari Selasa, Blinken mengatakan AS akan mendukung upaya-upaya pimpinan Afrika untuk mengakhiri pertempuran.

Rwanda dan Kongo membantah tuduhan mendukung kelompok-kelompok pemberontak. Otoritas Rwanda telah membantah laporan terbaru dari para pakar PBB dengan menyebutnya sebagai langkah “untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang sesungguhnya.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menlu AS Antony Blinken ke Afrika Selatan Ikut Jejak Lavrov dan Macron, Ada Apa?

Setelah Ketua DPR AS, kini giliran Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken yang melakukan lawatan ke luar negeri.

Jika Nancy Pelosi ke sejumlah negara Asia, Blinken dijadwalkan melawat ke Afrika.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (8/8/2022), Antony Blinken memulai kunjungan selama tiga hari ke Afrika pada Minggu 7 Agustus dengan mengunjungi sebuah museum di Afrika Selatan yang memperingati bagaimana para pemuda kulit hitam di negara itu membantu mengakhiri kekuasaan warga kulit putih yang rasis.

Setibanya pada pagi hari, Blinken mengunjungi memorial Hector Pieterson di Kota Soweto, di pinggiran Johannesburg. Museum itu memberi penghormatan kepada seorang pelajar yang tewas pada 1976 ketika memprotes rezim Afrika Selatan yang pada saat itu dinilai melancarkan opresi rasial, apartheid, yang berakhir pada 1994.

Kunjungan Blinken ke Afrika dianggap sebagai bagian dari kompetisi antara Rusia dan negara-negara Barat yang berpengaruh, untuk memperoleh dukungan dari negara-negara Afrika terkait perang di Ukraina. Lawatannya ke Afrika dilakukan setelah tur baru-baru ini yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Afrika Selatan adalah satu dari banyak negara Afrika yang mempertahankan sikap netral terhadap perang itu dan tak pernah mengkritisi Rusia secara terbuka.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Menlu Rusia Sergey Lavrov Keliling Afrika

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sedang melakukan perjalanan ke Afrika minggu ini, dengan kunjungan ke Mesir, Republik Kongo, Uganda, dan Ethiopia. Di Kongo Lavrov bertemu dengan Presiden Denis Sassou N'guesso dan Menteri Luar Negeri Jean-Claude Gakosso. Inilah kunjungan pertama seorang pejabat tinggi Rusia ke negara itu.

Dilansir dari laman DW Indonesia, Selasa (26/7/2022), di Mesir, Lavrov menjanjikan kepada Menlu Mesir Sameh Shoukry bahwa Rusia akan menjamin suplai gandum dari Ukraina sesuai perjanjian yang disepakati dengan PBB, Turki dan Ukraina minggu lalu.

Banyak negara Afrika sangat bergantung pada impor gandum dan biji-bijian lainnya dari Rusia dan Ukraina, tetapi pasokan telah sangat terganggu oleh perang di Ukraina, yang dampaknya memperburuk risiko kelaparan di benua itu.

Ketua Uni Afrika Macky Sall bulan Juni lalu mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa meskipun Afrika jauh dari medan perang, orang-orang Afrika adalah "korban krisis ekonomi ini."

Di Afrika, Rusia terutama ingin bekerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.

Beberapa bulan sebelum kunjungan ini, Rusia menandatangani berbagai kesepakatan politik dan militer di benua itu.

4 dari 4 halaman

Rusia Dekati Afrika Usai Kena Sanksi Barat

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru saja menyelesaikan tur ke Afrika. Lavrov ingin memperkuat relasi dengan negara-negara Afrika di tengah sanksi dari negara-negara Barat.

Menurut laporan media pemerintah Rusia, TASS, Kamis (28/7/2022), negara terakhir yang dikunjungi Menlu Lavrov adalah Ethiopia. Isu kerja sama dalam satu abad terakhir menjadi topik diskusi.

Menteri Luar Negeri Ethiopia Demeke Mekonnen berkata kunjungan Rusia tepat waktu untuk membahas krisis global dan kerja sama.

"Kunjungan dari kolega Rusia sangatlah tepat waktu. Kami memiliki diskusi yang sangat subur. Kami membahas topik-topik nasional, regional, dan global. Kami mengungkit krisis makanan saat ini dan kekhawatiran-kekhawatiran terkait agar bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Mekonnen kepada media Izvestia.

Sementara, Sergey Lavrov menolak dunia yang berdasarkan kepentingan Barat saja. Ia pun memuji hubungan Rusia dengan Ethiopia.

Lavrov berkata relasi kedua negara memiliki sejarah yang kaya raya dan panjang.

Selanjutnya, Menlu Lavrov akan travel menuju Uzbekistan. Ia akan menghadiri Shanghai Cooperation Organization’s Council of Foreign Ministers. 

Baru-baru ini, Sergey Lavrov juga baru datang ke Bali untuk menghadiri forum menteri luar negeri G20. Kedatangan Lavrov sempat diwarnai boikot foto bersama para menlu. Mereka menolak foto dengan Rusia. 

Sergey Lavrov juga disebut walk out, namun hal itu dibantah pihak Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.