Liputan6.com, Jakarta - Penulis Salman Rushdie, yang bertahun-tahun mengalami ancaman pembunuhan setelah menulis The Satanic Verses, telah ditikam di atas panggung di negara bagian New York.
Dilansir BBC, Sabtu (13/8/2022), pemenang Booker Prize yang berusia 75 tahun tersebut berbicara di sebuah acara di Chautauqua Institution pada saat itu.
Polisi Negara Bagian New York mengatakan seorang pria berlari ke atas panggung dan menyerang Rushdie, yang sekarang menjalani operasi di pusat trauma lokal.Polisi menahan seorang tersangka bernama Hadi Matar (24) dari Fairview, New Jersey.
Advertisement
Rushdie ditikam setidaknya sekali di leher, dan setidaknya sekali di perut.Â
Dia dibawa ke rumah sakit di Erie, Pennsylvania, dengan helikopter.Pewawancara yang juga berada di atas panggung, Henry Reese, mengalami cedera kepala ringan dan dibawa ke rumah sakit setempat. Reese adalah salah satu pendiri organisasi nirlaba yang menyediakan perlindungan bagi para penulis yang diasingkan di bawah ancaman penganiayaan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelaku Ditangkap
Polisi mengatakan pada konferensi pers bahwa staf dan penonton telah bergegas menyerang penyerang dan menjatuhkannya, dan dia kemudian ditangkap.
Sebuah video yang diposting online menunjukkan saat orang-orang berlari ke atas panggung segera setelah insiden itu, dan polisi mengatakan seorang dokter di antara penonton memberikan pertolongan pertama kepada Rushdie.
Novelis kelahiran India, Rushdie melambungkan ketenaran dengan Midnight's Children pada tahun 1981, yang kemudian terjual lebih dari satu juta kopi di Inggris saja.Tapi buku keempatnya, pada tahun 1988 - The Satanic Verses - memaksanya bersembunyi selama sembilan tahun.Novel surealis post-modern memicu kemarahan di antara beberapa Muslim, yang menganggap isinya menghujat, dan dilarang di beberapa negara.
Setahun setelah buku itu dirilis, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khomeini menyerukan agar Rushdie dieksekusi. Dia menawarkan hadiah $ 3 juta (£ 2,5 juta) dalam sebuah fatwa - keputusan hukum yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin agama Islam.
Karya Rushdie tetap aktif, dan meskipun pemerintah Iran telah menjauhkan diri dari keputusan Khomeini, sebuah yayasan keagamaan Iran yang setengah resmi menambahkan lebih $500.000 untuk hadiah pada tahun 2012.Warga negara Inggris-Amerika - yang lahir dari Muslim non-praktik dan juga seorang ateis - telah menjadi pendukung vokal untuk kebebasan berekspresi, membela karyanya pada beberapa kesempatan.
Advertisement