Liputan6.com, Jakarta - Lima orang tewas dan 16 lainnya luka-luka dalam ledakan pada Minggu (14 Agustus) di kota pelabuhan Guayaquil, Ekuador, dalam serangan yang dituduhkan oleh pemerintah sebagai kejahatan terorganisir, kata para pejabat.
Menteri Dalam Negeri Patricio Carrillo mengatakan "tentara bayaran kejahatan terorganisir," yang telah lama terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang, "sekarang menyerang dengan bahan peledak."
Dilansir laman Channel News Asia, Senin (15/8/2022), delapan rumah dan dua mobil hancur dalam ledakan di Guayaquil, kota terbesar kedua di negara itu, menurut Sekretariat Manajemen Risiko.
Advertisement
"Ini adalah deklarasi perang melawan negara," tambah Carrillo di Twitter.
Terletak di antara Kolombia dan Peru, dua produsen kokain terbesar di dunia, Ekuador menghadapi gelombang kejahatan berbahan bakar narkoba yang telah menghasilkan adegan-adegan horor, termasuk mayat-mayat yang dipenggal digantung di jembatan.
Ketegangan antara geng-geng narkoba yang bersaing telah mencapai penjara-penjara Ekuador, di mana bentrokan dan pembantaian telah merenggut sedikitnya 400 nyawa sejak Februari 2021.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kejahatan Terorganisir
"Entah kita menghadapinya (kejahatan terorganisir) bersama-sama, atau masyarakat akan membayar harga yang lebih tinggi," kata Carrillo.
Ekuador pada tahun 2020 menyumbang 6,5 persen dari semua kokain yang disita di dunia, menurut angka terbaru PBB.
Dan tahun lalu, negara berpenduduk 18 juta itu mengalami tingkat pembunuhan - 14 pembunuhan per 100.000 orang - melonjak hampir dua kali lipat dari tingkat tahun 2020.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kerusuhan di Penjara
Dalam kisah lain, kerusuhan juga kerap terjadi di penjara Ekuador.Â
Perkelahian antara geng-geng saingan di sebuah penjara di Ekuador meningkat menjadi kerusuhan skala penuh. Dalam kasus terakhir, kerusuhan menewaskan sedikitnya 43 narapidana (napi) dan memungkinkan lebih dari 200 orang melarikan diri.
Menteri Dalam Negeri Ekuador Patricio Carrillo mengatakan bahwa satu kelompok narapidana meninggalkan sel mereka untuk menyerang yang lain di dalam penjara Bellavista di Santo Domingo, sekitar 70 km (45 mil) barat ibu kota Quito.
Dari 112 napi yang berhasil ditangkap kembali, 108 napi masih buron.
"Sebagian besar dari mereka yang terbunuh telah ditikam sampai mati," kata Carillo seperti dikutip dari Sky News, Selasa (19/7/2022).
Kerusuhan pecah setelah seorang pemimpin geng dipindahkan ke penjara karena perintah pengadilan, yang menurut pihak berwenang dapat menyebabkan kerusuhan di antara para narapidana.
Â
Pakai Senjata Api
Carillo mengatakan senjata api, bahan peledak dan senjata lainnya ditemukan setelah tim penyerang polisi membantu mengambil kembali kendali penjara.
Seorang petugas polisi terluka, CNN melaporkan.
Advertisement