Sukses

Alasan Kelembaban Udara Tinggi Bikin Kita Merasa Gerah dan Kepanasan

Mengapa kelembaban udara yang tinggi membuat kita merasa lebih panas?

Liputan6.com, Jakarta - Dengan lonjakan suhu di Amerika Serikat dan Eropa, planet ini secara umum semakin panas, inilah saat yang tepat untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang indeks panas dan mengapa kelembaban udara yang tinggi membuat kita merasa seperti untaian kain yang lemas.

Mengapa kelembaban membuat kita merasa lebih panas?

Mari kita bicara tentang keringat. Seperti yang mungkin Anda ingat dari kelas biologi sekolah menengah Anda, salah satu cara tubuh Anda mendinginkan diri adalah dengan berkeringat.

Dikutip dari laman Mentalfloss, Sabtu (20/8/2022), keringat kemudian menguap dari kulit Anda, dan membawa panas dari tubuh saat keluar.

Kelembaban menimbulkan masalah dalam sistem pendinginan evaporatif itu. Saat kelembaban relatif meningkat, uap keringat dari kulit Anda melambat.

Sebaliknya, keringat hanya menetes, yang meninggalkan Anda dengan T-shirt basah dan tidak ada efek pendinginan. Saat kelembapan melonjak, kita secara efektif kehilangan alat utama yang biasanya mendinginkan tubuh.

Kelembaban mengacu pada jumlah air yang terkandung di udara. Namun, karena suhu udara berubah, begitu juga jumlah air yang dapat ditampung oleh udara.

Maka, udara dapat menampung lebih banyak uap air saat suhu memanas. Kelembaban relatif membandingkan kelembaban aktual dengan jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung udara pada suhu tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa masalahnya dengan indeks panas?

Sementara gagasan tentang kelembaban yang membuat hari terasa lebih hangat sangat jelas bagi siapa saja yang pernah berada di luar ruangan.

Kita saat ini berhutang besar kepada Robert G. Steadman, seorang peneliti tekstil. Dalam makalah tahun 1979 berjudul “An Assessment of Sultriness, Parts I and II,” Steadman memaparkan faktor-faktor dasar yang akan mempengaruhi seberapa panas seseorang di bawah serangkaian kondisi tertentu, dan ahli meteorologi segera menggunakan karyanya untuk mendapatkan formula yang disederhanakan untuk menghitung indeks panas.

Rumusnya panjang dan rumit, tetapi untungnya dapat diubah menjadi grafik yang mudah dibaca yang tersedia secara online. Anda hanya perlu mengetahui suhu udara dan kelembaban relatif, dan bagan akan memberi tahu Anda sisanya.

3 dari 4 halaman

Suhu Eropa Tembus 40 Derajat Celcius

Benua Eropa sedang diterjang gelombang panas yang membuat suhu tembus 40 derajat celcius. World Meteorological Organization (WMO) memprediksi gelombang panas ini bisa terus terjadi hingga berdekade-dekade.

Dilansir UN News, Rabu (20/7/2022), pola itu disebut terkait aktivitas manusia yang berkontribusi pada pemanasan planet. Dampak besar berisiko terjadi pada sektor agrikultur.

"Kami memperkirakan melihat dampak-dampak besar pada agrikultur. Pada gelombang panas sebelumnya di Eropa, kita kehilangan sejumlah besar panen. Dan di bawah situasi terkini, kita sudah terkena krisis pangan global akibat perang di Ukraina, gelombang panas ini akan membawa dampak pada aktivitas-aktivitas agrikultur," ujr Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO, dalam konferensi pers di Jenewa.

Pihak WHO menyebut gelombang panas akan terjadi lebih sering hingga tahun 2060-an. Gelombang panas di Eropa saat ini mungkin akan terus berlanjut hingga pertengahan pekan depan.

Dampak dari gelombang panas bukan hanya membuat situasi tidak nyaman, tetapi berbahaya karena bisa menjebak polusi dan mengurangi kualitas udara. Akibatnya, para lansia terdampak parah. Pada gelombang panas 2023, sekitar 70 ribu orang meninggal di Eropa.

Gelombang panas yang terjadi di 2022 juga memicu kebakaran hutan di Spanyol.

WHO turut menyorot masalah gelombang panas ini karena gelombang panas memiliki dampak langsung terhadap kesehatan. Akses kepada makanan dan minuman pun terkena risiko, serta ada ancaman kekurangan air.

4 dari 4 halaman

Gelombang Suhu Panas di Inggris Bikin Landasan Pacu Bandara Meleleh

Gelombang suhu panas yang melanda Inggris tak hanya berpengaruh pada manusia, tetapi juga bandara. Media Euronews.com melaporkan landasan pacu bandara di Inggris meleleh sebagian ketika negara itu bergulat dengan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dilaporkan bahwa suhu melonjak di atas 38°C pada Senin, 18 Juli 2022, yang mencetak rekor suhu tahunan. Akibatnya, Bandara Luton di London sementara ditutup untuk penerbangan kemarin sore.

Penerbangan easyJet dan Ryanair yang menuju Luton kemudian dialihkan ke bandara alternatif, seperti Stansted. Bahkan dalam satu penerbangan dari Catania di Sisilian, penumpang baru diberitahu pilot di udara bahwa mereka tidak dapat mendarat di Luton karena sebagian landasan pacu meleleh.

Luton mengumumkan bahwa penerbangan dilanjutkan pada 17.40, waktu Inggris, dengan penerbangan masuk dilanjutkan 15 menit kemudian. Penerbangan juga dihentikan di lapangan terbang RAF Brize Norton di Oxfordshire karena masalah suhu di landasan pacu.

BMKG Inggris, Met Office, sebelumnya mengeluarkan peringatan 'merah' pertama untuk panas ekstrem. Mereka mengatakan Senin adalah hari terpanas 2022 setelah termometer menyentuh 38,1°C di Santon Downham, Suffolk.

Met Office juga menyebut angka sementara menunjukkan rekor suhu tertinggi di Wales kini telah meningkat menjadi 37,1°C di Hawarden di Flintshire. Rekor tersebut bertahan selama 32 tahun, tetapi tergeser dua kali dalam hitungan jam. Rekor suhu tertinggi di Inggris adalah 38,7°C yang tercatat di Cambridge pada 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.