Sukses

Polisi Israel Tembak Mati Seorang Pria Palestina

Polisi Israel menembak mati seorang pria Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi Israel menembak mati seorang pria Palestina pada Senin (15/8). Mereka mengklaim bahwa pria Palestina itu berusaha menikam sejumlah petugas keamanan yang sedang melakukan penggerebekan di Yerusalem Timur.

Para petugas itu sedang melakukan pencarian senjata ilegal di lingkungan Kafr Aqab di Yerusalem Timur, kata polisi. Ketika sejumlah petugas mendekati sebuah rumah, pria itu, dengan bersenjatakan pisau, mencoba menikam mereka, kata polisi. Mereka menembaki tersangka dan ia kemudian dinyatakan meninggal, kata polisi.

Versi berbeda diungkapkan Ibrahim al-Shaham, ayah pria itu. Ia mengatakan kepada wartawan, polisi menggedor pintu rumah mereka pada pukul 03.30 waktu setempat dan kemudian menggunakan peledak untuk meledakkan pintu rumah, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (16/8/2022).

Al-Shaham mengatakan polisi menembakkan tiga peluru, dan satu di antara peluru-peluru itu mengenai kepala putranya, Mohammed, 21. Al-Shaham mengatakan putranya dibiarkan berdarah di lantai rumah sewaktu polisi menggeledah apartemen.

Ia menyangkal bahwa putranya berusaha menikam petugas, dan mengatakan bahwa polisi tidak menemukan senjata di rumah.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pasukan keamanan Israel sering menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina, tanpa pernah diselidiki atau dimintai pertanggungjawaban.

Insiden itu terjadi sehari setelah seorang pria bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah bus di luar Kota Tua Yerusalem, melukai delapan orang, di antaranya warga AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kutuk Serangan di Yerusalem

Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan Yerusalem pada Minggu malam itu, dan mengatakan setidaknya lima korban adalah warga negara Amerika.

“Kami tetap menjalin hubungan dekat dengan mitra-mitra Israel kami dan saling mendukung dalam menghadapi serangan ini,'' kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Kekerasan di Yerusalem terjadi setelah sepekan ketegangan antara Israel dan Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dicapai pekan lalu, mengakhiri pertempuran tiga hari antara Israel dan militan Palestina di Gaza yang menewaskan sedikitnya 49 warga Palestina, termasuk 17 anak-anak dan 14 militan.

Sehari setelah gencatan senjata yang menghentikan putaran terburuk pertempuran Gaza dalam lebih dari setahun, pasukan Israel membunuh tiga militan Palestina dan melukai puluhan lainnya. Para korban tewas dan terluka akibat baku tembak yang meletus sewaktu pasukan Israel menggelar penggerebekan di kota Nablus di Tepi Barat.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Palestina Desak PBB Hentikan Aksi Militer Israel di Yerusalem Timur

Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. Permintaan itu disampaikan utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour melalui memo resmi.

Mansour mengatakan kepada stasiun radio "Voice of Palestine" bahwa memo yang dikirim kepada Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB "untuk mencegah pelanggaran Israel di kota tersebut," yakni tindakan dan langkah yang baru saja dilakukan Israel terhadap Palestina selama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur.

Mansour menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di wilayah Palestina "akan dipaparkan secara detail selama sidang terbuka Dewan Keamanan yang membahas situasi " di Palestina pada 25 April.

Ia mengatakan bahwa misi Palestina akan menuntut dewan untuk mengemban tanggung jawab mereka "sekaligus menghentikan praktek ilegal otoritas Israel di Yerusalem Timur."

Pada Selasa malam pemuda Palestina dan polisi Israel terlibat bentrok di Yerusalem untuk hari keempat berturut-turut. Selain itu, enam warga Palestina juga ditangkap di dekat Gerbang Damaskus, menurut saksi mata, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (8/4/2022).

Dalam perang Timur Tengah Juni 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur yang kemudian menguasai wilayah itu. Ketiga wilayah itu diklaim oleh Palestina.

Rakyat Palestina telah berupaya untuk mendirikan sebuah negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

4 dari 4 halaman

Serangan di Masjid Al-Aqsa

Pasukan Israel menahan sedikitnya 20 warga Palestina dan menyerang jemaah yang berkumpul untuk merayakan hari raya umat Islam Isra Miraj pada Senin 28 Februari 2022 di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Demikian aktivis dan media lokal melaporkan.

14 warga Palestina dilaporkan terluka, termasuk seorang anak, empat orang lainnya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, menurut Bulan Sabit Merah Palestina yang mengumumkan pada Senin malam, saat mereka merayakan festival Muslim Isra Miraj.

Mengutip laporan Al Arabiya, Rabu (2/3/2022), video yang dibagikan oleh warga Palestina di media sosial menunjukkan pasukan Israel melemparkan gas air mata dan granat kejut ke kerumunan jemaah -- banyak anak dan bayi di antaranya. Serangan itu memicu kepanikan.

Satu video menunjukkan seorang perwira Israel mendorong seorang wanita muda ke tanah dan meninjunya, sebelum menyeretnya pergi dengan bantuan polisi lainnya.

Jemaah sejatinya berkumpul di dekat Masjid Al-Aqsa - situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat dari mana Nabi Muhammad dikatakan telah naik ke surga - pada hari Senin untuk merayakan hari libur Israa Miraj.