Liputan6.com, Jakarta - Bulan depan NASA akan mengirim kru baru ke luar angkasa. Dan untuk pertama kalinya akan ada seorang wanita penduduk asli Amerika di atas kapal.
Baca Juga
Astronaut Nicole Aunapu Mann, dari Wailacki dari Suku Indian Round Valley, akan menjadi komandan misi - bertanggung jawab atas semua fase penerbangan, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/8/2022).
Advertisement
Dia akan pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 29 September, kata Nasa.
"Ini sangat menarik," katanya kepada surat kabar Indian Country Today.
"Saya pikir penting bagi kita untuk mengkomunikasikan hal ini kepada komunitas kita, sehingga anak-anak Pribumi lainnya ... menyadari bahwa beberapa hambatan yang dulu ada di sana benar-benar mulai rusak," tambahnya.
Ms Mann mengatakan bahwa dalam 3,3 lb (1,4kg) yang dialokasikan untuk barang-barang pribadi dia akan mengambil "dreamcatcher yang diberikan ibu saya kepada saya ketika saya masih sangat muda".
Menurut Indigenous Foundation, dreamcatcher melambangkan persatuan dan memberikan perlindungan.
Mann akan bersama tiga rekannya di pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon sebagai bagian dari misi Crew-5.
Dia juga bisa pergi ke Bulan. Pada tahun 2020 dia terpilih untuk berada di kumpulan astronaut yang memenuhi syarat untuk program Artemis Nasa yang akan mengirim manusia ke Bulan.
Mann, berasal dari California, belajar teknik mesin di universitas Stanford.
Dia menjadi kolonel di Korps Marinir, menerbangkan berbagai pesawat tempur. Dia telah dikerahkan dua kali di kapal induk yang mendukung operasi tempur di Irak dan Afghanistan, dan dianugerahi enam medali atas jasanya kepada militer AS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekspedisi Pertama
Ekspedisi ini akan menjadi penerbangan luar angkasa pertama Mann sejak dia menjadi astronot pada 2013, nasa menegaskan.
Dia adalah salah satu dari delapan anggota kelas astronot Nasa ke-21, yang dibentuk untuk operasi stasiun ruang angkasa dan potensi penugasan di masa depan ke Bulan dan Mars.
Dia akan bergabung dengan astronot dan pilot Josh Cassada, astronot Koichi Wakata dari Japan Aerospace Exploration Agency, dan kosmonot Rusia Anna Kikina.
Ini adalah misi rotasi kelima ke Stasiun Luar Angkasa Internasional di mana tim akan melakukan 250 eksperimen ilmiah yang menurut Nasa akan membantu memberi manfaat bagi kehidupan di Bumi dan mempersiapkan eksplorasi manusia di luar planet ini.
Pada tahun 2002, John Herrington, anggota terdaftar dari Chickasaw Nation, adalah pria penduduk asli Amerika pertama yang terbang ke luar angkasa. Dia membawa bendera Bangsa dan seruling tradisional dalam perjalanannya selama 13 hari.
Advertisement
NASA Targetkan Astronot Wanita Pertama Injak Bulan di Tahun 2025
NASA memiliki target untuk mengirimkan wanita pertama untuk menginjakkan kakinya ke Bulan pada tahun 2025, itu berarti tiga tahun dari sekarang.
Apa yang disampaikan NASA bukan isapan jempol. Saat ini, NASA telah meluncurkan Space Launch System (SLS), objek tersebut akan dibawa ke Pad 39B di Kennedy Space Center di Florida untuk lepas landas yang dijadwalkan pada 29 Agustus 2022.
SLS adalah roket raksasa untuk misi Bulan barunya, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (17/8/2022).
Akan ada 3 misi bernama Artemis -- saudara kembar Dewa Yunani bernama Apollo dan Dewi Bulan.
Ada Artemis 1, Artemis 2 dan Artemis 3.
"Perjalanan itu adalah perjalanan kita dan akan dimulai dengan Artemis 1," kata NASA Administrator Bill Nelson.
“Peluncuran kru pertama, Artemis 2, dua tahun dari sekarang pada 2024. Kami berharap pendaratan pertama, Artemis 3, akan dilakukan pada 2025,” katanya kepada BBC News.
Untuk Artemis 3, NASA berjanji pada misi ketiga ini akan membawa wanita pertama yang menginjakkan kakinya di permukaan Bulan.
SLS yang tingginya hampir 100 meter akan mengendarai sebuah objek besar ke pad, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (17/8/2022).
Objek ini mulai bergerak dari Kennedy pada Selasa malam, waktu setempat, tetapi dengan kecepatan jelajah lebih dari 1 km/jam (di bawah 1 mph), dibutuhkan 8-10 jam untuk menyelesaikan perjalanan 6,7 km (4,2 mil).