Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).Â
Mengutip situs Kemlu RI, Minggu (21/8/2022), pencapaian itu bertepatan dengan HUT Kementerian Luar Negeri RI ke-77 pada 19 Agustus lalu. Kemlu mencetak rekor yang dikukuhkan oleh MURI berkat penyelenggaraan Kuliah Umum Polugri serempak di seluruh Provinsi Indonesia.
Baca Juga
MURI menganugerahi  predikat “Penyelenggaraan Kuliah Umum Politik Luar Negeri Serempak di Provinsi Terbanyak (37 Provinsi)".
Advertisement
Kuliah umum dengan tema "Indonesia dan Dinamika Dunia" ini diselenggarakan secara serempak dan tatap muka di hadapan civitas akademika dari seluruh Indonesia oleh pejabat setingkat Duta Besar, Eselon I, Eselon II, dan Diplomat Ahli Madya di lingkungan Kemlu.
Sesuai pidato Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus lalu, Indonesia saat ini “berada di puncak kepemimpinan global". Untuk itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap Indonesia terus berinovasi menghadapi tantangan global.
"Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan, kita harus berkontribusi dan menjadi bagian aktif dari solusi. Indonesia harus menjadi negara yang stabil, makmur, berkeadilan bagi semua serta mampu terus berkontribusi bagi perdamaian dunia. Semua itu tentunya memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk civitas akademika," ujar Menlu RI.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apresiasi MURI
Pihak MURI mengapresiasi kegiatan kuliah umum polugri serempak ini.
Pada kesempatan tersebut, pihak MURI juga mengharapkan catatan dan rekor yang tercetak tidak hanya menjadi pengetahuan mengenai diplomasi Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para mahasiswa dan civitas akademika di Indonesia untuk selalu berupaya memberikan kontribusi nyata untuk berbagai lapisan masyarakat Indonesia dan juga seluruh umat manusia.Â
Kuliah umum ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman publik terkait politik luar negeri (polugri) dan diplomasi yang mengakar pada kepentingan nasional maupun daerah.
Kuliah umum ini juga diselenggarakan untuk memupuk rasa bangga sebagai Bangsa Indonesia yang kepemimpinannya diakui dunia.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Peran Indonesia Atas Presidensi G20 Jadi Sorotan Dunia
“Indonesia dan Dinamika Dunia" menjadi sorotan karena peran Indonesia atas presidensi G20 dan akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023. Ini merupakan pengakuan bersejarah bahwa Indonesia berada di puncak kepemimpinan global.
Di tengah situasi yang kompleks, dunia harus mengedepankan upaya kerja sama dan kolaborasi. Namun dunia kini dihadapkan dengan banyak tantangan dari segala lini. Dalam menghadapi situasi ini, diplomasi terus bekerja, beradaptasi, agile, dan tetap relevan. Kepentingan nasional selalu menjadi kiblat bagi pemerintah untuk beradaptasi dengan perubahan dunia.
Selama pandemi, Indonesia juga terus menggencarkan diplomasi kesehatan. Indonesia telah membuka akses vaksin COVID-19 sebanyak 510.531.225 dosis. Diplomasi Perdamaian dan Kemanusiaan pun terus ditingkatkan lewat aksi kemanusiaan ke Afghanistan, penyelesaian konflik Ukraina, berkontribusi pada permasalahan rantai pasok pangan dunia, serta mendorong penyelesaian isu Myanmar.Â
Forum DK PBB Puji Program Deradikalisasi Indonesia terhadap Napi Teroris
Pencapaian lain sebelumnya mencuri perhatian masyarakat internasional, yang memuji cara Indonesia memperlakukan narapidana teroris dan upaya mencegah radikalisasi di lembaga pemasyarakatan pada pertemuan Arria-Formula Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang diselenggarakan di Markas Besar PBB, New York, 12 November 2019.
Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Wakil Tetap RI untuk Markas PBB New York, Dubes Dian Triansyah Djani bertemakan "Challenges to Radicalization in Prisons", dan merupakan kerja sama Indonesia, Belgia dan United Nations Office on Drugs and Crimes (UNODC).
Selain Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS), Kementerian Hukum dan HAM RI, Sri Puguh Budi Utami, yang menjadi pembicara utama, nar sumber lainnya adalah Wakil Tetap Belgia untuk PBB di New York, wakil dari UNODC, International Red Cross and Red Crescent (ICRC), Counter-Terrorism Committee Executive Directorate (CTED), termasuk akademisi dari Senior Research Fellow Egmond Institute.
Pertemuan diikuti oleh 15 negara anggota DK dan lebih dari 12 negara anggota PBB lainnya menyampaikan pandangan dan pengalaman mereka dalam upaya menangani narapidana terorisme, deradikalisasi di lembaga pemasyarakatan serta rehabilitasi dan reintegrasi narapidana terorisme dalam masyarakat, demikian seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Rabu (13/11/2019).
Pertemuan Arria-Formula merupakan salah satu bentuk pertemuan DK PBB yang ditujukan untuk bahas suatu isu yang dinilai rumit serta memerlukan terobosan dengan menghadirkan pakar-pakar narasumber melalui dialog interaktif.
Advertisement