Liputan6.com, Accumoli - Hari itu 24 Agustus 2016, ratusan warga Italia Tengah harus kehilangan tempat tinggal mereka karena gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang memporak-porandakan sebagian besar wilayah kota dan perdesaan.
Mengutip BBC, Rabu (24/8/2022) kejadian ini memakan korban jiwa sedikitnya 250 orang meninggal dunia dan banyak korban yang belum ditemukan.
Baca Juga
Gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo tersebut diikuti dengan beberapa gempa susulan yang terjadi pada hari Rabu pada pukul 03.36 dini hari waktu setempat pada kedalaman 100 km atau 65 mil timur laut Roma.
Advertisement
Kala itu, banyak bangunan-bangunan di kota yang dekat dengan pusat gempa mengalami keruntuhan satu sama lain, bangunan yang tidak kuat menahan kuatnya gempa jatuh berhamburan ke jalanan kota dan menjebak akses jalanan sehingga menjadi tumpukan puing-puing yang sangat besar.
Akibatnya tim penyelamat harus menyisir hingga ke desa terpencil untuk mencari para korban.
Daerah dengan dampak yang paling parah terjadi di Kota Accumoli dan Amatrice. Gempa juga melanda desa Pescara del Tronto dan Arquata del Tronto.
Tim penyelamat menggunakan alat angkat berat dan tangan kosong untuk mencari para korban dan pihak berwenang setempat melakukan pencarian para korban yang berlangsung hingga larut malam.
Kematian pertama dari peristiwa ini dikonfirmasi pada hari kamis, setelah terjadi gempa Amatrice dimana banyak warga setempat yang terkubur didalam reruntuhan puing-puing bangunan.
Wali Kota Sergio Pirozzi mengatakan, “Setengah desa telah menghilang karena bangunan runtuh dan menyatu dengan tanah”.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyaknya Kerusakan dan Korban yang Berjatuhan
Peristiwa ini mempunyai dampak yang sangat besar bagi warga setempat dimana banyak di antara mereka yang harus kehilangan harta benda bahkan anggota keluarga yang hilang ikut tertimbun didalam reruntuhan.
Gempa terjadi begitu cepat sehingga banyak penduduk yang belum sempat menyelamatkan diri mereka dari banyaknya reruntuhan yang berjatuhan.
Daerah yang paling terdampak adalah kota-kota kecil dan desa-desa di daerah pegunungan di wilayah Umbria, Lazio dan Le Marche.
Selain 86 orang tewas di dua kota Amatrice dan Accumoli, 34 orang diketahui tewas di provinsi Le Marche, termasuk di desa tetangga Arquata del Tronto dan Pescara del Tronto.
Perdana Menteri Matteo Renzi mengatakan bahwa "Tidak ada keluarga, tidak ada kota, tidak ada dusun yang akan ditinggalkan,” ketika mengunjungi wilayah tersebut.
Di Accumoli korban tewas termasuk ayah, ibu dan kedua anak mereka yang masih kecil. Tim penyelamat juga mendengar jeritan salah satu anak yang terjebak dalam reruntuhan dan berusaha untuk terus menghubungi mereka.
“Rumah-rumah di kota tidak ada yang layak untuk ditinggali, dan mereka harus mendirikan tenda untuk menampung semua orang.” Ujar Walikota Stefano Petrucci.
Banyak akses-akses seperti jalan utama masuk dan keluar kota yan tertutup reruntuhan puing-puing, sehingga menyulitkan warga sekitar tim SAR untuk mendapatkan akses ke beberapa daerah.
Pada peristiwa ini walikota juga menghawatirkan masa depan dan pariwisata kota karena kota yang hanya berpenduduk 700 orang itu akan membengkak menjadi 2000 orang setiap musim panas terjadi.
Desa tetangga Arquata del Tronto juga hancur akibat gempa dimana Walikota Aleandro Petrucci mengatakan kepada kantor berita AFP: "Jika kita tidak mendapatkan bantuan, l'Arquata akan berakhir."
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mengapa Negara Italia Rawan Bencana Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah bencana yang selalu mengancam penduduk Italia khususnya untuk mereka yang tinggal di sepanjang Pegunungan Apennine.
Selama berabad-abad, ribuan penduduk Italia telah menjadi korban akibat gempa yang sama atau tidak lebih besar dari gempa yang terjadi pada tanggal 24 Agustus 2016 silam.
Penyebabnya adalah Seismisitas Mediterania didorong oleh tumbukan hebat antara lempeng tektonik Afrika dan Eurasia. Tetapi ketika sampai pada spesifikasi gempa yang terjadi di Italia tengah detailnya jauh lebih rumit.
Di jelaskan bahwa adanya cekungan Tyrrhenian atau laut yang terletak di sebelah barat Italia, antara daratan utama dan Sardinia/Corsica, perlahan-lahan terbuka.
Para ilmuwan mengatakan kejadian ini berpenruh pada perluasan atau "penarikan terpisah", di sepanjang Apennines. Tekanan ini diperparah oleh pergerakan di timur yang terjadi Laut Adriatik.
Hasilnya adalah sistem patahan besar yang membentang sepanjang pegunungan dengan serangkaian patahan kecil yang menyebar ke samping fondasi kota-kota seperti Perugia dan L'Aquila berdiri di atas dataran itu semua.