Liputan6.com, Jakarta - Kita kerap menyepelekan hal yang sebetulnya sederhana, tetapi membahayakan diri kita atau bahkan orang lain. Misalnya, meminjam atau meminjamkan sejumlah benda yang sepatutnya hanya untuk pribadi.
Beberapa barang ini kerap digunakan secara bersama. Padahal, efeknya bisa sangat buruk. Lewat pemakaian benda yang digunakan bersama, maka transfer bakteri satu sama lain tak akan terelakkan.
Itu sebabnya, lebih baik kita menggunakan beberapa benda ini secara pribadi, sehingga tidak membuat bakteri kita dan orang lain saling bertukar.
Advertisement
Seperti dikutip dari laman Brightside.me, Selasa (23/8/2022) berikut 6 benda jorok yang jadi perantara bakteri dan tak boleh dipinjamkan ke orang lain:
Baca Juga
1. Gunting Kuku
Jujur saja, sebagian dari Anda pasti pernah pinjam atau meminjamkan jepit kuku pada orang terdekat, termasuk keluarga sendiri.
Mengapa hal ini tak disarankan?
Dalam jepit kuku, terdapat bakteri, virus dan mikroorganisme jamur dalam jumlah besar. Oleh karenanya, jepit kuku menjadi vektor infeksi yang cepat menularkan bakteri.
Penggunakan gunting kuku milik orang lain dapat meningkatkan risiko penyakit jamur dan HPV (human papillomavirus).
2. Anting-anting
Ada banyak pembuluh darah di telinga. Itu sebabnya sangat mudah terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui darah hanya dengan mengenakan anting teman.
Lain kali jika Anda ingin meminjam anting-anting, bersihkan dengan alkohol.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelembab Bibir
Di bawah permukaan bibir, ada pembuluh darah juga. Mereka siap untuk membawa semua yang Anda masukkan ke bagian wajah ke dalam aliran darah, bahkan mikroba.
Virus herpes dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain ketika berbagi balsem atau lipstik, bahkan jika pembawa tidak memiliki gejala penyakit yang terlihat.
4. Deodoran
Ada beberapa jenis deodoran. Ada yang roll, semprot dan ada pula yang oles. Terutama yang roll, lebih baik untuk tidak meminjamkan atau meminjam milik orang lain.
Deodoran wangi hanya menutupi bau dan tidak mencegah penggandaan bakteri.
Karena itu, selalu pilih deodoran dengan bahan antibakteri dan jangan membaginya, bahkan dengan keluarga Anda.
5. Sabun Batangan
Mikroorganisme menutupi batang sabun setelah digunakan. Tidak hanya mikroba yang tidak berbahaya tetapi juga virus berbahaya.
Yang terburuk dari semuanya adalah ketika sabun itu terletak wadah basah atau berisi air. Sebab, itu semua menciptakan kelembaban dan memancing pertumbuhan bakteri.
Untuk mengurangi risiko infeksi, gunakan sabun cair.
6. Handuk
Handuk adalah tempat berkembangbiaknya kuman. Terutama ketika itu tergantung di kamar mandi dengan kelembaban tinggi.
Jika handuk Anda berbau apak, itu berarti ada perkembangan jamur dan bakteri. Handuk semacam itu dapat menginfeksi pemiliknya dengan infeksi jamur dan bakteri yang menyebabkan ruam, jerawat, dan konjungtivitis.
Untuk menghilangkan bahaya ini, cuci handuk Anda setelah 4-5 kali penggunaan dan selalu biarkan benar-benar kering.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Benda Ini Diklaim Lebih Kotor dari Dudukan Toilet
Dapur adalah salah satu bagian terpenting di dalam rumah. Bagi para ibu, dapur dijadikan lokasi untuk mempersiapkan segala kebutuhan pangan keluarga.
Bahkan, kebanyakan ibu menggunakan dapur sebagai lokasi pertama yang ia tuju. Bangun pagi, langsung mempersiapkan makanan untuk semua anggota keluarga.
Kebersihan dapur pun menjadi salah satu hal yang harus dijaga. Pasalnya, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan seluruh keluarga.
Meski sebagian besar dari kita menganggap bahwa dapur masing-masing sudah bersih, sebuah penelitian mengungkap hal sebaliknya.
Untuk membuktikannya, tim Trust Me I'm Doctor, melakukan tiga percobaan terhadap tiga keluarga dan memberi mereka sebuah meja dapur yang dapat dilepas.
Dikutip dari BBC, Selasa (16/7/2019) pada awal tes, tim tersebut meminta semua keluarga tersebut untuk membersihkan meja tersebut dengan tisu antibakteri secara menyeluruh.
Setelah itu, tim meminta mereka untuk menggunakan meja itu seperti mereka biasa menggunakannya di dapur.
Tim tersebut pun mengambil sampel dari permukaan meja secara reguler untuk melihat berapa lama permukaan itu bebas dari kuman.
Mereka kemudian mengambil sampel kepada ahli fisiologi mikroba Lynn Dover, di Northumbria Univeristy, Newcastle, Inggris, untuk dianalisis.Lalu, apa yang mereka temukan?
Lynn mengatakan, sampel yang diambil satu jam setelah meja itu dibersihkan telah ditemukan bukti adanya bakteri dan pertumbuhan jamur. Sementara itu, sampel yang ditemukan 12 jam kemudian memperlihatkan berbagai jenis jamur.
Namun tak perlu khawatir, kebanyakan bakteri yang berada di rumah, termasuk dapur, tak berbahaya. Bahkan, beberapa di antaranya berfungsi untuk menjaga kesehatan.
Benda Terjorok di Dapur
Sebuah studi oleh NSF International yang melibatkan 22 keluarga untuk memberikan sampel dari 30 alat rumah tangga menemukan barang yang paling banyak terkontaminasi bakteri koliform -- keluarga bakteri yang salah satunya adalah E.Coli.
Barang tersebut adalah spons yang biasa digunakan untuk membersihkan peralatan makan. Faktanya, 75 persen spons terkontaminasi bakteri koliform -- 200.000 kali lebih kotor dibanding dudukan toilet.
Selain itu, 3 tempat lain yang menjadi tempat bakteri adalah: 45 persen tempat cuci piring, 32 persen meja dapur dan 18 persen talenan atau alas untuk memotong
Meski sebagian besar bakteri koliform tidak berbahaya, mereka biasanya digunakan sebagai penanda adanya kontaminasi feses.
Untuk menimalisir jumlah bakteri dalam spons yang digunakan, Anda dapat mengeringkan spons setelah digunakan dan merendamnya ke dalam pemutih seminggu sekali
Majalah Good Houskeeping menganjurkan untuk memanaskan spons ke microwave atau mesin pencuci piring untuk membunuh kuman.
Advertisement