Liputan6.com, Beijing - Gelombang panas selama sebulan dan rekor curah hujan yang rendah telah mengakibatkan kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang Yangtze, sungai terpanjang di China.
Dilansir BBC, Rabu (24/8/2022), danau dan anak sungai telah surut sebagai akibat dari kekeringan, memperlihatkan dasar sungai dan bahkan ukiran batu Buddha berusia 600 tahun dan bebatuan di bawah Paviliun Guanyin yang terkenal, di Wuhan, Provinsi Hubei.Â
Baca Juga
Ketinggian sungai yang rendah telah mengurangi kemampuan pembangkit listrik tenaga air di daerah tersebut untuk menghasilkan energi.
Advertisement
Langkah-langkah darurat yang diberlakukan untuk menghemat listrik termasuk penutupan pabrik, pengurangan jam buka toko, dan gedung perkantoran mematikan AC - semuanya sebagai tanggapan atas permintaan listrik yang tinggi dan produksi yang rendah.
Di kota-kota besar yang terletak di sepanjang sungai, Shanghai mematikan lampu tepi lautnya yang terkenal dan kota Luzhou mematikan lampu jalan di malam hari, dalam upaya untuk mengurangi tekanan pada jaringan listrik.
Curah hujan musim panas di lembah sungai Yangtze adalah yang terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1961, menurut Kementerian Sumber Daya Air China.Â
Demikian pula, gelombang panas regional yang berkelanjutan juga telah memecahkan semua rekor yang ada, menurut Pusat Iklim Nasional China.
Suhu Memuncak
Suhu memuncak minggu lalu, dengan Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan 'peringatan suhu tinggi' tertinggi selama enam hari berturut-turut antara 12-17 Agustus.
Kebakaran hutan telah terjadi di provinsi Sichuan, dengan kotamadya Chongqing yang sangat terpengaruh.
Provinsi-provinsi lain di sepanjang lembah sungai Yangtze juga sangat waspada terhadap kebakaran padang rumput dan hutan.
Pekan lalu, distrik Beibei di kawasan itu mencapai rekor suhu baru 45 derajat.
Advertisement
Sungai dan Danau Mengering
Danau yang dialiri oleh Sungai Yangtze, seperti Danau Dongting di provinsi Hunan, telah menyusut secara dramatis, di daerah yang bergantung pada irigasi untuk pertanian.
Sementara itu, danau air tawar terbesar di China, Danau Poyang di provinsi Jiangxi, telah menyusut sekitar 75%. menurut otoritas setempat. Petani di sekitar danau di sini mengandalkan airnya yang kaya nutrisi untuk mengairi ladang dan tanaman mereka.
Tingkat air yang rendah juga mempengaruhi pasokan air minum di masyarakat setempat, memaksa pihak berwenang untuk melepaskan air dari waduk Tiga Ngarai dan Danjiangkou untuk mengurangi kekurangan, lapor penyiar CCTV negara.
Â
Suhu Ekstrem
Di seluruh wilayah, kekeringan merupakan ancaman bagi panen musim gugur China, dengan ribuan hektar telah hilang di provinsi Sichuan.
Suhu ekstrem diperkirakan akan berlanjut hingga akhir Agustus.
Advertisement