Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini ada kabar unik di mana seorang pria berusia 36 tahun di Italia dilaporkan positif mengidap cacar monyet, COVID-19, dan HIV secara bersamaan dalam kasus pertama yang diketahui.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam Journal of Infection, pasien, yang namanya belum diungkapkan, mengalami demam, sakit tenggorokan, kelelahan, sakit kepala, dan peradangan pada daerah selangkangan sekitar sembilan hari setelah kembali dari perjalanan lima hari ke Spanyol. Pria itu hasil tesnya positif terkena Virus Corona tiga hari setelah gejalanya muncul.
Baca Juga
Dia juga mengalami ruam kulit yang parah di wajah dan bagian tubuh lainnya, diikuti dengan pembentukan pustula. Mengingat keparahan kondisinya, pria itu kemudian mengunjungi unit gawat darurat rumah sakit, di mana ia kemudian dirujuk ke unit penyakit menular untuk dirawat.
Advertisement
Gejalanya sangat unik karena pria itu mendapatkan ciri-ciri penyakit yang berbeda sekaligus dalam satu waktu.
Akibatnya ia harus dirawat secara intensif agar kondisi tubuhnya cepat kembali pulih dan tidak ada virus ataupun penyakit yang akan masuk.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Unik dan Pertama kali Terjadi
Menurut Newsweek, pemeriksaan fisik pria itu mengungkapkan bintik-bintik dan lesi kulit di berbagai bagian tubuh, termasuk daerah perianal. Pembesaran sederhana pada hati dan limpa serta pembesaran kelenjar getah bening yang menyakitkan juga terlihat.
Laporan pengujiannya mengkonfirmasi adanya infeksi Monkeypox. Dia juga dinyatakan positif HIV. Selain itu, pengurutan genom SARS-CoV-2 mengonfirmasi bahwa ia juga terinfeksi subvarian Omicron BA.5.1. Menurut surat kabar itu, pria itu divaksinasi untuk virus corona dengan dua dosis vaksin mRNA Pfizer.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Harus Melakukan Beberapa Pengobatan dalam Satu Waktu
Kasus ini diterbitkan dalam Journal of Infection pada 19 Agustus. Pria itu keluar dari rumah sakit setelah hampir seminggu. Dia pulih dari COVID-19 dan Monkeypox, meskipun bekas luka kecil tetap ada tetap dilakukan suatu pengobatan untuk infeksi HIV-nya dimulai.
"Kasus ini menyoroti bagaimana gejala cacar monyet dan COVID-19 dapat tumpang tindih, dan menguatkan bagaimana dalam kasus koinfeksi, pengumpulan anamnestik, dan kebiasaan seksual sangat penting untuk melakukan diagnosis yang benar," kata para peneliti dalam laporan kasus mereka.
Peneliti juga melakukan kajian mengenai kekebalan tubuh dan bagaimana proses penyembuhan dari virus-virus tersebut.
Tetap Waspada karena Virus dapat Menyerang Kapan Saja
Pria itu mengatakan bahwa memunyai penyakit dan virus berbahaya dalam satu waktu sangat menyakitkan, Ia harus benar-benar menjaga pola hidup, makanan dan melakukan aktivitas dengan sangat terbatas.
"Untuk dicatat, swab orofaringeal Monkeypox masih positif setelah 20 hari, menunjukkan bahwa orang-orang ini mungkin masih menular selama beberapa hari setelah remisi klinis. Akibatnya, dokter harus mendorong tindakan pencegahan yang tepat," tambahnya.
Para peneliti juga menyatakan bahwa karena ini adalah satu-satunya kasus yang dilaporkan dari virus Monkeypox, COVID-19, dan koinfeksi HIV, dan menambahkan bahwa masih belum cukup bukti yang mendukung bahwa kombinasi ini dapat memperburuk kondisi pasien.
Advertisement