Liputan6.com, Jakarta Banjir Aneh dari cokelat hingga jus dan wiski yang terbakar, ternyata bisa berakibat fatal. Arus air yang deras sangat berbahaya dan mematikan serta akan memusnahkan apa pun yang dilaluinya, bahkan bahan makanan maupun minuman bisa menimbulkan banjir mengerikan.
Berikut ini adalah enam banjir makanan dari sejarah, diurutkan dari yang paling tidak berbahaya hingga yang paling mematikan, seperti dikutip dari Oddee, Senin (29/8/2022):
Baca Juga
6. Banjir Cokelat di Jerman
Pada 2018, sebuah bencana aneh melanda desa Westonnen, pinggiran kota Werl di barat laut Jerman. Sebuah tangki cokelat di pabrik lokal milik DreiMeister meluap pada pukul 20.00 waktu setempat pada 10 Desember.
Advertisement
Insiden itu membuat banjir cokelat leleh tumpah dari pabrik dan masuk ke jalan-jalan di Westonnen. Untungnya, banjir itu tidak sampai meluas terlalu jauh.
Pasalnya, Desember di Jerman cenderung dingin. Jadi, cokelat dengan cepat memadat menjadi sebatang cokelat besar yang menutupi jalan.
Tidak ada yang terluka dalam insiden itu dan hanya butuh waktu dua jam bagi pemadam kebakaran untuk membersihkan kekacauan tersebut. Namun, mereka harus membuang semua cokelat itu.
5. Banjir Wine di California
Banjir anggur merah atai wine di California terjadi pada 2020. Banjir ini berasal dari Rodney Strong Vineyards di Healdsburg. Diduga kegagalan mekanis menyebabkan kebocoran di salah satu tangki anggur yang sangat besar di pabrik anggur tersebut.
Akibatnya, sekitar 97.000 galon Cabernet Sauvignon (salah satu jenis anggur untuk wine) membanjiri tangki. Sekitar seperempatnya mengalir ke Sungai Rusia di dekatnya.
Tidak ada yang terluka dalam banjir tersebut, meskipun ada kekhawatiran tentang efek wine terhadap ekosistem lokal. Namun, kerusakan terburuk tampaknya terjadi pada beberapa ikan yang mabuk.
4. Banjir Jus Buah Pepsi di Rusia
Sebelum Pepsi menarik diri dari Rusia karena Perang Ukraina, perusahan tersebut cukup aktif di negara itu. Salah satu produknya yang lebih populer adalah jus buah yang diproduksi di kota Lebedyan, barat daya Moskow.
Namun pada 2017, atap pabrik Pepsi tiba-tiba runtuh. Puing-puing yang jatuh memecahkan beberapa tangki yang berisi apel, tomat, jeruk, anggur, dan jus lainnya.
Semburan jus mengalir deras keluar dari pabrik. Sisi baiknya, banjir itu akhirnya mengalir ke Sungai Don di dekatnya, bukan ke jalan-jalan Lebedyan.
Namun, dua pegawai pabrik terluka dalam kecelakaan itu. Untungnya, keduanya berhasil pulih sepenuhnya.
3. Kebakaran dan Banjir Wiski di Dublin
Saat itu tanggal 18 Juni 1875, di Dublin di pulau zamrud Irlandia. Tiba-tiba, sekitar pukul 8 malam, kebakaran terjadi di Malone's Malt House, sebuah unit penyimpanan wiski terbesar.
Api melalap 5.000 barel wiski, meledakkannya dan membakar alkohol di dalamnya. Aliran wiski yang panas - dan kadang-kadang menyala - mengalir keluar dari tempat penyimpanan.
Cairan api itu membakar beberapa bangunan dan rumah-rumah. Secara total, 13 orang tewas dalam insiden itu.
Orang Irlandia sangat menyukai wiski, dan warga Dublin tidak suka melihat alkohol yang baik terbuang sia-sia. Jadi, mereka mulai meraup dan meminum wiski. Banyak orang pingsan di jalanan dan 13 korban meninggal karena keracunan alkohol atau masalah kesehatan lainnya.
Advertisement
2. Banjir Bir di London
Banjir terkait alkohol lainnya terjadi di Inggris beberapa dekade sebelumnya. Pada 1814, seorang pegawai di Horse Shoe Brewery di London menyadari bahwa sebuah lingkaran penyangga telah jatuh dari salah satu tong yang menampung lebih dari satu juta liter bir.
Petugas itu memberi tahu para pekerja lainnya untuk datang dan memperbaiki masalah ini - tetapi tidak ada yang melakukannya. Satu jam kemudian, tong itu meledak.
Banjir bir menghancurkan dinding tempat pembuatan bir dan mengalir melalui New Street London dalam gelombang pasang setinggi 15 kaki. Hampir tidak ada yang terjebak di jalurnya yang selamat, termasuk delapan orang.
Untung saja Horse Shoe Brewery bertanggung jawab. Banjir itu dianggap sebagai "tindakan Tuhan" dan tempat pembuatan bir itu sama sekali tidak membayar kompensasi apa pun kepada para korban.
1. Banjir Besar Molase di Boston
Pada 15 Januari 1919 di Boston, hal buruk terjadi. Sebuah tangki penyimpanan molase atau tetes tebu yang sangat besar di halaman Purity Distilling Company meledak dari dalam. Lebih dari dua juta galon molase membanjiri Commercial Street dengan kecepatan 35 mil per jam.
Cairan cokelat itu menghancurkan bagunanan, menghancurkan rel kereta api, melukai 150 orang, dan menewaskan 21 orang. Seluruh area tertutup lumpur lengket yang mengerikan selama setengah tahun berikutnya.
Penyelidikan pada saat itu memutuskan bahwa tidak ada yang salah dengan tangki tersebut, tetapi saat ini kita tahu bahwa jenis baja yang digunakan untuk pembuatannya pada dasarnya adalah bom waktu yang akan segera meledak.
Cara Menanggulangi Banjir
- Memastikan fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
- Menjaga dan membersihkan saluran air secara rutin
- Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat.
- Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuat lahan hijau untuk penyerapan air.
- Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.
- Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.
- Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
Advertisement