Liputan6.com, Tokyo - Turis asing akan diizinkan untuk mengunjungi Jepang mulai minggu depan dengan paket wisata tanpa harus didampingi pemandu. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada hari Rabu (31 Agustus), ketika negara itu bergerak untuk melonggarkan kontrol COVID-19 yang ketat.
Dilansir Channel News Asia, Sabtu (3/9/2022), mulai 7 September, Jepang juga akan menaikkan batas hariannya pada jumlah orang yang diizinkan memasuki negara itu dari 20.000 menjadi 50.000, kata Kishida kepada wartawan.
Baca Juga
Jepang telah memberlakukan pembatasan perbatasan yang ketat lebih lama daripada banyak ekonomi utama lainnya, dan baru pada bulan Juni mulai mengizinkan wisatawan untuk berkunjung dengan syarat mereka datang dalam kelompok wisata ditemani oleh pemandu.
Advertisement
"Ketika pertukaran internasional menjadi lebih aktif di seluruh dunia, Jepang akan bergabung dengan gerakan ini - juga dari sudut pandang mengambil keuntungan dari yen yang murah," kata Kishida, yang baru saja pulih dari COVID-19.
Mulai tanggal yang sama, "Kami juga akan memungkinkan wisatawan dari semua negara untuk masuk ke negara itu dengan paket wisata tanpa pemandu wisata, dan kami akan melanjutkan dengan membuat prosedur masuk lebih lancar di bandara", tambahnya.
Tetapi langkah-langkah tersebut gagal untuk membuka kembali sepenuhnya dan pengunjung masih diharuskan untuk memesan perjalanan mereka melalui agen dan mendapatkan visa.
Pelonggaran Lebih Lanjut
Penyiar publik NHK dan media lokal lainnya telah melaporkan bahwa wisatawan akan diminta untuk mengikuti pedoman isolasi jika mereka dinyatakan positif COVID-19 di Jepang.
Kishida mengatakan dia berharap untuk melonggarkan pembatasan perbatasan lebih lanjut, dengan pejabat industri ingin melihat kembalinya program yang memungkinkan wisatawan dari sebagian besar dunia untuk berkunjung tanpa visa.
Jepang berharap pada akhirnya turis dapat "masuk dengan lancar" sejalan dengan negara-negara Kelompok G7 lainnya, tambahnya.
Advertisement
Kondisi COVID-19 di Jepang
Negara ini tidak pernah memberlakukan lockdown yang ketat, dan telah mencatat total kematian akibat penyakit ini sekitar 39.000 - jauh lebih rendah daripada banyak negara lain.
Sekitar 64 persen populasi dan lebih dari 90 persen orang berusia 65 tahun ke atas telah menerima tiga suntikan vaksin.
Tetapi negara itu telah mempertahankan aturan perbatasan yang ketat selama pandemi, melarang warga asing masuk kembali selama beberapa bulan pada puncak gelombang pertama infeksi.
Jumlah Pengunjung Asing
Tur kelompok telah diizinkan sejak bulan Juni, tetapi hanya sekitar 144.500 turis asing yang diperkirakan memasuki negara itu pada Juli, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang.
Negara ini menyambut rekor 31,9 juta pengunjung asing pada 2019, dan telah berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya 40 juta pada 2020 sebelum pandemi melanda.
Advertisement