Sukses

Misi Pegasus 2022, Pesawat Tempur Prancis Kunjungi RI 11 September 2022

Siap-siap kedatangan pesawat tempur Rafale milik Prancis di Bandara Halim.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat tempur Prancis akan mengunjungi Indonesia pada pertengahan September 2022. Armada pesawat Prancis itu akan berkunjung usai selesai latihan di Australia. 

Berdasarkan informasi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Jumat (2/9/2022), pesawat-pesawat Angkatan Udara Prancis yang terdiri atas 3 pesawat tempur Rafale, 1 pesawat angkut militer Airbus A400M, dan 1 pesawat pengisi bahan bakar A330 MRTT akan singgah di dua negara Asia Tenggara, yakni Indonesia dan Singapura dalam rangka Misi Pegasus 2022.

AU Prancis baru mengikuti latihan Pitch Black 22 di Darwin, Australia. Latihan itu masih berlangsung sejak 17 Agustus hingga 10 September 2022.

Kontingen Angkatan Udara Prancis ini akan hadir di Indonesia dari tanggal 11 hingga 14 September 202 di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Kunjungan ke Indonesia kali ini akan memberi kesempatan untuk memperdalam hubungan yang terbina di antara angkatan udara kedua negara kita, terutama dalam rangka penandatanganan kesepakatan bilateral bidang pertahanan baru-baru ini (Juni 2021) yang dititikberatkan pada industri kedirgantaraan pertahanan Prancis.

Kunjungan ke pesawat-pesawat Prancis yang datang (Rafale dan A400M) akan diselenggarakan untuk para awak media di Pangkalan Udara TNI Halim Perdanakusuma, pada Senin, 12 September 2022, mulai pukul 08.00. Pada kesempatan tersebut, para wartawan yang tertarik akan dapat menaiki pesawat A330 MRTT untuk mengambil foto pesawat tempur Rafale dan pesawat angkut A400M yang sedang mengudara.

Pada Februari 2022, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto memang mengumumkan rencana pembelian jet tempur Prancis Rafale. Keputusan itu disambut gembira oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron

2 dari 4 halaman

Presiden Emmanuel Macron Girang

Prancis sedang bersuka cita setelah Indonesia memesan 42 jet tempur Rafale. Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, datang ke Jakarta untuk bertemu Menhan Prabowo Subianto terkait pesanan ini.

"Kemitraan strategis kita akan menguntungkan dari hubungan pertahanan kita yang semakin dalam. Prancis bangga untuk berkontribusi dalam modernisasi angkatan bersenjata mitra kita yang akan memainkan peran kunci di keamanan ASEAN dan Indo-Pasifik," ujar Florence Parly melalui Twitter, dikutip Jumat (11/2). 

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga merasa girang karena Indonesia membeli 42 Rafale.

"42 Rafale! Indonesia memilih industri luar biasa dari Prancis!" ujar Presiden Macron via Twitter.

Presiden Macron juga memamerkan bahwa Rafale sudah terkenal, serta didukung kekuatan dari 400 perusahaan lebih. Ia pun yakin bahwa pembelian ini akan membuat hubungan Indonesia-Prancis semakin hangat.

Cukup wajar apabila Prancis merasa gembira dengan pembelian ini, pasalnya pada 2021 Australia mengbatalkan pembelian kapal selam dari Prancis, dan malah membeli dari Amerika Serikat. 

Presiden Macron merasa tersinggung karena hal itu dinilai mendadak, apalagi Prancis tidak diajak bergabung ke dalam pakta AUKUS yang terdiri atas Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

3 dari 4 halaman

Perwira Militer RI Pelajari Intelijen Maritim Bersama Angkatan Laut AS

Sebelumnya, sejumlah 25 lima perwira militer Indonesia merampungkan International Maritime Intelligence Course (IMIC) atau Pelatihan Intelijen Maritim Internasional bersama Amerika Serikat. Program ini digelar oleh Information Warfare Training Command San Diego (IWTC SD). Pelatihan ini selesai pada 26 Agustus 2022.

Berdasarkan keterangan resmi Kedutaan Besar AS, Kamis (1/9), pelatihan IMIC memperkuat hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dan membantu Amerika Serikat menjaga rute perdagangan bersama tetap terbuka bagi komunitas internasional.

Pelatihan seminggu tersebut, yang disampaikan melalui metode Tim Pelatihan Bergerak (Mobile Training Team, atau MTT), mendukung pelatihan intelijen negara mitra utama Indo-Pasifik. Ini adalah pelatihan lengkap IMIC pertama yang dilakukakan Komando San Diego di luar negeri sejak awal pandemi COVID-19.

MTT secara langsung mendukung Inisiatif Keamanan Maritim Indo-Pasifik (Indo-Pacific Maritime Security Initiative) Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (Defense Security Cooperation Agency), meningkatkan keamanan maritim dan kesadaran domain maritim negara-negara asing di sepanjang Laut China Selatan dan menuju Asia Selatan.

Pelatihan unggulan ini memberikan pelatihan intelijen dasar kepada perwira internasional dengan tingkatan gaji O-1 hingga O-5. Setelah lulus pelatihan, para peserta dapat memberikan dukungan intelijen bagi operasi dan perencanaan angkatan laut, baik di laut maupun darat.

“Pelatihan ini sangat penting bagi para komandan dalam mengambil keputusan. Kami berharap pelatihan ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan ke jenjang berikutnya di tahun depan,” kata Letnan TNI AL Amir Mahmud, salah satu peserta pelatihan tersebut.

4 dari 4 halaman

Interaksi Dua Arah

Pihak Kedubes AS menyebut melalui pelatihan satu minggu ini, para perwira militer menyelesaikan pelajaran yang mencakup berbagai disiplin dan proses intelijen, termasuk latihan praktis tentang pengarahan, metode analitis, dan perencanaan intelijen.

Pelatihan ini mempersiapkan peserta untuk melaksanakan berbagai tugas yang bertitik berat pada evaluasi, analisis, dan penyebaran informasi penting untuk menginformasikan para pembuat keputusan melalui intelijen yang dapat ditindaklanjuti.

Pihak AS mengaku sangat menikmati pengalaman bersama para perwira dari Indonesia. Komunikasi pun terjadi dua arah, serta peserta dinilai aktif terlibat pada proses pelatihan.

“Ini adalah pengalaman yang sangat unik. Setelah mengajar beberapa kelas di San Diego, sangat menyenangkan untuk melihat peserta di lingkungan mereka sendiri, bekerja bersama rekan-rekan mereka. Ada cukup banyak interaksi dua arah, dan peserta sangat terlibat,” ujar Letnan Miranda Rogers, salah satu instruktur IMIC MTT.

Dengan jumlah peserta antara 25 hingga 35 per angkatan, lebih dari 600 perwira militer asing telah sukses menyelesaikan IMIC MTT di Kota Meksiko, Meksiko; Kuala Lumpur, Malaysia; dan Manila, Filipina.