Liputan6.com, Seoul - Topan Hinnamnor sedang membuat Korea Selatan dan Korea Utara waspada. Topan ini memiliki kategori "sangat kuat" berdasarkan klasifikasi badan meteorologi Korea Selatan.
Dilaporkan Yonhap, Senin (5/9/2022), Topan Hinnanmor secara bertahap mulai mendekati perarian Pulau Jeju. Topan ini berpotensi menjadi topan paling kuat yang melanda Korea Selatan.
Advertisement
Baca Juga
Hingga Senin pagi, topan itu berlokasi 550 kilometer di selatan-barat daya Kota Seogwipo di Pulau Jeju. Korean Meteorological Administration (KMA) menyebut kecepatan topan itu mencapai 22 kilometer per jam dan mendapat klasifikasi "sangat kuat".
Kecepatan 22 km per jam itu lebih kuat dari prediksi sebelumnya, yakni 12 km per jam. Korea Selatan memiliki empat klasifikasi topan: medium, kuat, sangat kuat, dan super kuat. Sebelumnya, Topan Hinnamnor masuk kategori super kuat.
Setelah melewati Pulau Jeju, selanjutnya Topan Hinnamnor akan tiba di Kota Busan pada Selasa pukul 09.00 pagi. Ketika tiba di Busan, kekuatan topan itu turun menjadi kategori "kuat" ketika mencapai Busan.
Ada pula peringatan hujan seantero Korea Selatan pada Selasa 6 September 2022. Sebelumnya, Korea Selatan juga baru saja menghadapi banjir di area ibu kota Seoul akibat hujan deras.
Sejumlah pelayanan kapal feri dan puluhan jadwal penerbangan di Korea Selatan dibatalkan akibat dampak topan ini. Hingga Senin pagi, ada 38 penerbangan domestik yang dibatalkan di Korea Selatan.
Selain itu, pemerintah memberikan rekomendasi agar sekolah beralih secara online atau diliburkan ketika Topan Hinnamnor melanda Korea Selatan.
Korea Utara Waspada
Korea Utara juga waspada kedatangan Topan Hinnamnor yang bergerak menuju Semenanjung Korea. Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa kapal-kapal nelayan sudah disuruh pulang.
Korean Central News Agency (KCNA) juga menyebut bahwa pejabat berwenang telah menginspeksi gedung-gedung dari risiko banjir dan roboh akbat topan tersebut. Infrastruktur transportasi turut diperiksa.
Lebih lanjut, pemerintah juga telah mengambil langkah pencegahan di area-area yang sering terkena tanah lumpur.
Media Korut, Rodong Sinmun, juga berkata pemerintah ikut berupaya mencegah penyebaran virus karena terjadinya topan dan tsunami.
Rodong Sinmun ikut menyorot menghindari bahaya banjir di area-area ternak yang bisa memperparah kondisi Korea Utara yang kekurangan stok makanan.
Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan kini sedang panas lagi. Pemerintah Korea Utara menuduh bahwa COVID-19 masuk akibat barang-barang dari Korea Selatan.
Tuduhan itu membuat geram pihak Korea Selatan. Selama ini, Presiden Yoon Suk Yeol juga selalu memakai retorika yang keras terhadap Kim Jong Un. Manuver-manuver militer Korea Utara juga masih dipantau Korea Selatan.
Advertisement
Topan Chaba
Pada Juli 2022, topan Chaba sempat mengancam Asia Timur sebelum melemah menjadi angin tropis, tetapi masih diperkirakan akan membawa hujan lebat di bagian tengah dan timur China selama beberapa hari ke depan saat bergerak ke utara, kata prakiraan cuaca China, Senin (4/7).
Observatorium Meteorologi Pusat mencabut peringatan topan di Chaba pada Minggu malam, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/7).
Selama akhir pekan topan pertama China tahun ini membawa hujan lebat dan angin ke beberapa provinsi selatan yang sudah tergenang air akibat hujan deras dan badai petir selama berminggu-minggu.
Stasiun Meteorologi di kota Jingzhou di provinsi Hubei mengeluarkan "peringatan merah" untuk hujan badai pada pukul 8.45 pagi, setelah kota-kota dan desa-desa di barat daya Shishou mengalami curah hujan lebih dari 40 mm. Mungkin masih ada lebih dari 60mm presipitasi di selatan Shishou di pagi hari, prediksi para peramal.
Peringatan badai hujan merah juga dikeluarkan untuk kota Dongguan di provinsi Guangdong.
Di wilayah Guangxi, ramalan cuaca setempat mengeluarkan sinyal peringatan badai hujan merah untuk kabupaten Bobai dan Luchuan, memperkirakan hujan lebat hampir sepanjang pagi.
12 Jenazah Ditemukan di Kapal Karam China Akibat Topan Chaba
Setidaknyanya 12 janazah telah ditemukan setelah kapal karam di Laut China Selatan selama akhir pekan yang menyebabkan 30 awak hilang, kata pihak berwenang China, Senin (4/7).
Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah sebuah kapal rekayasa mengalami kerusakan besar dan pecah menjadi dua bagian selama topan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/7).
"Pada pukul 15:30 pada 4 Juli, pasukan penyelamat menemukan 12 jenazah yang diduga korban tenggelam, di daerah sekitar 50 mil laut barat daya lokasi kapal tenggelam," kata Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Guangdong dalam pemberitahuan pada hari Senin.
"Departemen terkait sedang meningkatkan pekerjaan konfirmasi identitas," tambah pemberitahuan itu.
Tiga orang telah diselamatkan pada hari Sabtu dan satu lagi pada dini hari Senin, menurut media pemerintah China, meninggalkan 26 orang lagi masih belum ditemukan.
Rekaman dramatis yang disediakan oleh otoritas Hong Kong sebelumnya menunjukkan seseorang diterbangkan ke helikopter sementara ombak menghantam dek kapal semi-tenggelam di bawah.
Topan Chaba terbentuk di bagian tengah Laut China Selatan dan pada Sabtu sore mendarat di provinsi Guangdong, China selatan.
Tim penyelamat di Hong Kong diberitahu tentang insiden tersebut pada pukul 07.25 waktu setempat dan menemukan kapal itu di dekat pusat Chaba, di mana kondisi cuaca buruk dan ladang angin di dekatnya membuat operasi itu "lebih sulit dan berbahaya".
Saat ini, tujuh pesawat, 246 kapal dan 498 kapal penangkap ikan telah dikirim untuk mencari orang hilang yang tersisa, kata pernyataan Senin.
Advertisement