Liputan6.com, Bali - Isu perubahan iklim saat ini sudah mencapai waktu di mana dunia perlu menaruh perhatian khusus terhadap masalah tersebut. Hal ini lah yang menjadi pokok pembahasan dalam parallel session bertajuk "Global Convergence in Climate Action" dalam KTT T20 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada Selasa (6/9/2022).Â
Tindakan efektif melawan krisis iklim membutuhkan kebijakan transformatif pada tahun-tahun mendatang untuk memandu perkembangan selama 2-3 dekade ke depan. Namun sejauh ini, sebagian besar administrasi pemerintah tidak dilengkapi dengan baik untuk merancang kebijakan menuju tujuan tertentu beberapa siklus pemilihan ke masa depan – apalagi, jika kebijakan menuntut perubahan oleh banyak pelaku ekonomi dan sosial, dan reorientasi arus investasi.
Di tengah proses konvergensi dalam tindakan iklim, kerja sama global perlu dikuatkan terlebih mengetahui bahwa proses ini memakan biaya yang tidak sedikit.Â
Advertisement
"Tidak hanya untuk memenuhi tantangan aksi iklim dan mendanainya, tetapi jika saya dapat menambahkannya, juga menunjukkan solidaritas dengan negara-negara rentan, yang menurut saya di saat ini, yakni untuk negara-negara yang rentan. Ini kesempatan G20 untuk menjadi responsif dan bertindak dengan cara yang lebih bertanggung jawab secara global," ujar salah satu panelis, Moekti Prasetiani Soejachmoen, Co-Founder and Executive Director, Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID).
Menurutnya, penanganan isu iklim juga akan menunjukkan solidaritas global di dalamnya.
Transisi Energi di Tengah Inflasi
Panelis lain, Noura Mansouri dari KAPSARC menambahkan bahwa isu ketahanan energi tidak lagi bisa dianggap remeh.Â
"Seiring dunia pulih dari COVID-19, Anda tahu, masih banyak gangguan seperti pasokan energi, krisis pangan, krisis energi, dan juga inflasi. Jadi inflasi mengingatkan kita bahwa transisi energi perlu dilakukan sesegera mungkin dan dijadikan sebagai prioritas utama dalam agenda global," ujarnya.Â
Ia menambahkan bahwa hal ini berdampak terhadap penggunaan energi di Eropa dan berdampak kepada target iklim di Eropa, khususnya Green Deal oleh Uni Eropa.Â
"Jadi semua ini menunjukkan kepada kita bagaimana prioritas nasional bergeser dan fokus pemerintah bergeser, apakah itu kesehatan atau prioritas geopolitik, perubahan iklim," katanya lagi.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa para pemimpin mulai harus fokus terhadap semua opsi energi, investasi dan batubara, hidrokarbon, minyak, gas hingga energi terbarukan untuk kendaraan listrik yang turut perlu menjadi prioritas.Â
Advertisement
Aksi Iklim Harus Berkelanjutan
Noura juga mengatakan bahwa kerja sama global dalam aksi iklim harus berkelanjutan.Â
"Jadi, untuk memastikan keberlanjutan, keandalan dan ketahanan aksi iklim harus inkusif dan dirumuskan di bawah kepresidenan G20 yang benar-benar mendukung penyesuaian transisi energi," ujarnya.Â
Panelis lainnya, Nathan Hultman dari University of Maryland mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki target ambisius dalam hal ini. Namun, belum semua negara bisa mencapai tahap tersebut.
"Menurut saya, G20 adalah forum yang tepat untuk memikirkan ini," ujarnya.
Â
KTT T20 di Presidensi G20 Indonesia Jadi Wadah Diskusi Para Analis
Indonesia saat ini tengah memegang presidensi G20, hingga pertemuan puncaknya pada November 2022 mendatang.
Seiring dengan berjalannya presidensi G20, T20 hadir sebagai salah satu engagement groups yang menjadi wadah para ahli dan analis untuk berdiskusi dalam merekomendasikan solusi yang akan dimanfaatkan dalam pertemuan puncak atau Leaders Summit mendatang.
T20 Indonesia hadir sebagai salah satu kelompok keterlibatan G20 yang berkumpul pada saat banyaknya konflik dunia dan guncangan yang membingungkan, memperumit lanskap kebijakan evolusioner.
KTT T20 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 4-6 September 2022.
KTT T20 2022 akan mengumpulkan para think tank atau pemikir, pembuat kebijakan, dan pakar terkemuka dunia untuk membahas rekomendasi kebijakan berbasis penelitian terbaru dan hal-hal penting global.
Langkah itu setelah bekerja dengan lebih dari 600 penulis dalam ringkasan kebijakan seputar tiga tema utama tahun ini, yang bertujuan untuk memberikan opsi kebijakan yang dapat diadopsi oleh para pemimpin G20 tentang: arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
KTT ini juga akan berfungsi sebagai platform interaktif bagi rekan-rekan untuk memajukan dan berbagi ide dalam membangun dunia yang lebih sejahtera, berkelanjutan, dan inklusif.
Advertisement