Sukses

Kritik Pedas Media China ke PM Liz Truss: Asah Dulu Otak Sebelum Berbicara

Media China memaparkan pandangannya dalam kolom opini dengan nada yang seakan-akan mengolok-olok Liz Truss.

Liputan6.com, London - Setelah hampir sembilan minggu menunggu, Inggris akhirnya memiliki perdana menteri baru. Sayangnya, tak semua pihak menyambut baik hal tersebut, salah satunya China.

Media China memaparkan pandangannya dalam kolom opini dengan nada yang seakan-akan mengolok-olok Liz Truss.

Global Times misalnya, dalam artikel bertajuk 'Liz Truss should put her brain into gear before engaging her mouth', media China itu menyebut bahwa Truss harus mengasah otaknya sebelum berbicara.

Lebih lanjut, media tersebut menyatakan bahwa "nada suaranya terhadap China sangat beracun. Menurut surat kabar The Times, dia bermaksud menyatakan China sebagai ancaman bagi keamanan nasional Inggris."

"Ini akan membentuk kembali kebijakan luar negeri dan membingkai China seperti saat ini mereka membingkai Rusia," tulis media tersebut.

"Apakah dia benar-benar menginginkan itu? Gagasan itu akan menyenangkan para pendukungnya. Beberapa di antaranya adalah di antara kritikus paling keras China di parlemen Westminster, seperti anggota parlemen Tom Tugendhat, yang membantu membentuk Kelompok Riset Sinofobia China, yang sangat kritis terhadap Beijing," lanjut Global Times.

Media China turut menyerang Liz Truss yang sepanjang masa jabatannya di Kementerian Luar Negeri dan selama kampanye kepemimpinannya, ia suka menggunakan frasa dan klise yang seolah-olah itu adalah slogan stiker di mobil.

"Ini sangat eye-catching dan cepat diterima dalam pikiran publik. Tapi mereka terlalu menyederhanakan masalah yang sangat kompleks dan membuat masalah geopolitik yang sulit menjadi frasa fasih."

"Dia saat ini memang berperan sebagai pengemudi di roda pemerintahan, tetapi Liz Truss perlu belajar dengan sangat cepat jika dia ingin mengarahkan Inggris ke arah mana pun. Ia perlu mengasah otak sebelum berbicara."

2 dari 4 halaman

Terpilih Jadi Perdana Menteri Inggris

Liz Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan posisi Boris Johnson, Senin (5/9) setelah unggul dalam pemilihan melawan rivalnya, Rishi Sunak.

Sejak awal, Liz Truss sudah diperkirakan akan mengalahkan Rishi Sunak dan diumumkan sebagai pemimpin baru Partai Konservatif.

Truss yang sejak awal menguasai jajak pendapat menjanjikan pembekuan tagihan energi untuk kesejahteraan masyarakat Inggris, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (5/9/2022).

Di sisi lain, ia juga berjanji untuk mulai memotong pajak sejak hari pertama.

Boris Johnson dipaksa mundur pada 7 Juli 2022 usai pejabat pemerintah, yang memprotes kepemimpinannya dilanda skandal. Johnson terus menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai ada pemimpin baru menggantikannya.

Johnson, yang meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum pada 2019, kehilangan dukungan setelah dia terjebak dalam serangkaian skandal, termasuk skandal Partygate dan skandal Chris Pincher.

Tetapi Johnson mempertahankan rekornya dalam penampilan terakhirnya di Pertanyaan Perdana Menteri di House of Commons pada Rabu sore, tak lama sebelum hasil pemungutan suara diumumkan. Anggota parlemen akan memulai reses musim panas mereka pada Kamis.

Johnson menandatangani pidato perpisahannya dengan mengatakan "Hasta la vista, baby" (Sampai jumpa), sebuah ungkapan terkenal yang digunakan oleh legenda Hollywood Arnold Schwarzenegger dalam film Terminator, memicu spekulasi bahwa ia bertujuan untuk membuat comeback politik.

3 dari 4 halaman

Liz Truss Unggul di Survei

Truss menjadi perdana menteri wanita ketiga di Inggris setelah Theresa May dan Margaret Thatcher.

Wanita berusia 47 tahun itu secara konsisten mengungguli Rishi Sunak yang berusia 42 tahun dalam pemungutan suara, di antara sekitar 200.000 anggota yang memenuhi syarat untuk memilih.

Kontes ini dimulai pada Juli 2022 setelah Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya menyusul serangkaian skandal.

Pemungutan suara melalui pos dan online ditutup pada Jumat kemarin setelah delapan minggu kampanye, yang Truss gambarkan kepada BBC sebagai "masa kerja terlama dalam sejarah".

Sebuah jajak pendapat YouGov pada akhir Agustus kemarin menemukan 52 persen mendukung Liz Truss akan menjadi perdana menteri.

4 dari 4 halaman

Proses Pemilihan

Awalnya ada 11 kandidat yang mengajukan diri, tetapi dalam pemungutan suara putaran kelima dan terakhir di antara anggota parlemen Konservatif, Rishi Sunak memenangkan 137 suara dan Liz Truss Truss 113 suara. Calon-calon lain mendapat lebih sedikit suara.

Liz Truss berterima kasih kepada beberapa anggota parlemen di luar parlemen tak lama setelah hasil pemungutan suara diumumkan.

"Saya ada di dalam ini, untuk memenangkannya," katanya kepada wartawan. Dalam sebuah pernyataan, dia menerangkan: "Sebagai perdana menteri saya akan mulai bekerja sejak hari pertama, menyatukan partai, dan memerintah sesuai dengan nilai-nilai Konservatif."

Dalam wawancara hari Kamis 21 Juli, Liz Truss mengatakan dia memiliki "ketangguhan" dan "ketabahan" untuk memimpin negara di masa-masa sulit. "Kita berada di masa yang sangat sulit. Kita harus berani,” katanya kepada BBC.