Sukses

Ratu Elizabeth II Meninggal, Wajah Raja Charles III Bakal Hiasi Uang Inggris?

Akankah Raja Charles III akan mengganti foto Ratu Elizabeth II di uang Inggris?

Liputan6.com, London - Wajah Ratu Elizabeth II telah lama menghiasi uang di Inggris. Setelah ia mangkat, anaknya Raja Charles III berpotensi muncul di koin dan uang lembaran. 

Bank of England menyebut menampilkan wajah penguasa merupakan tugas mereka yang penting. Namun, Bank of England masih belum buru-buru untuk mencetak uang dengan wajah Raja Charles III. 

"Sebagai monarki pertama yang muncul di uang Bank of England, potret-potret Ratu yang ikonik bersandingan dengan sejumlah tugas paling penting kita. Uang saat ini menampilkan gambar Yang Mulia Ratu akan terus menjadi alat tukar legal. Pengumuman selanjutnya terkait uang Bank of England yang eksisting akan dibuat usai periode duka telah dilaksanakan," ujar pernyataan Bank of England di situsnya, dikutip Jumat (9/9/2022).

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, juga telah mengungkap rasa dukacita setelah Ratu Elizabeth II meninggal. Gedung bank sentral di Threadneedle Street akan memasang bendera setengah tiang.

"Atas nama semua orang di Bank ini, saya ingin menyampaikan dukacita terdalam kepada Keluarga Kerajaan. Bagi mayoritas dari kita, beliau merupakan satu-satunya kepala negara yang pernah kita kenal, dan akan diingat sebagai figur inspirasional bagi negara dan Persemakmuran kita," ujar Gubernur Bailey.

Sejumlah tokoh dunia juga telah berduka atas kabar meninggalnya Ratu Elizabeth II yang menjabat di Inggris selama 70 tahun. Para pemimpin dunia bisnis seperti Tim Cook dan Bill Gates juga ikut berduka. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Joe Biden Belasungkawa Ratu Elizabeth II

Presiden Biden dan ibu negara mengunjungi kedutaan Inggris di Washington, DC.

Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden mengunjungi kedutaan Inggris di Washington, DC, pada Kamis 8 September 2022 untuk memberikan penghormatan dan berbicara kepada staf kedutaan setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia. 

"Kami berduka untuk kalian semua. Dia adalah wanita yang hebat. Kami sangat senang bisa bertemu dengannya," kata Biden setelah dia dan ibu negara menandatangani buku belasungkawa untuk Ratu Elizabeth II seperti dikutip dari CNN, Jumat (9/9/2022).

Dia menandatangani buku belasungkawa untuk Ratu Elizabeth II tepat setelah pukul 6 sore waktu AS, di meja bersama dengannya diletakkan buket bunga pada satu sisi dan foto Ratu Elizabeth II di sisi lain. Ibu negara juga menyerahkan karangan bunga kepada Duta Besar Inggris untuk AS Karen Pierce yang menyambut mereka di kedutaan.

Setelah menandatangani buku, di mana Presiden AS menulis pesan, Joe dan Jill Biden berbicara kepada staf kedutaan.

"Hati kami bersamamu," kata ibu negara AS.

“Seperti yang akan dikatakan ibu saya, Tuhan mencintaimu,” kata Presiden Biden kepada staf dan berterima kasih kepada mereka. Dia kemudian berjalan keluar ruangan, memegang tangan ibu negara.

Iring-iringan Joe Biden sekarang bergulir ke National Harbor di Maryland untuk  penggalangan dana DNC.

Ratu Inggris Elizabeth II meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 96 tahun. Hal ini dikonfirmasi oleh Kerajaan Inggris dalam Twitternya.

Ratu Elizabeth II meninggal di Kastil Balmoral, Skotlandia dikelilingi keluarga tercinta.

3 dari 4 halaman

Mengenang Email hingga Tweet Pertama Ratu Elizabeth II, Apa Isinya?

Wafatnya Ratu Elizabeth II sudah 'diperkirakan' selama bertahun-tahun dan didahului oleh desas-desus yang kuat di media sosial.

Hari ini, Kamis (9/9/2022), bagi seorang wanita dengan status globalnya, sangat wajar apabila percakapan di internet didominasi oleh diskusi tentang ratu. 

Untuk seorang perempuan berusia 96 tahun yang mewakili sebuah institusi yang sudah ada sejak berabad-abad lalu, sang ratu ternyata lebih paham teknologi daripada yang dibayangkan banyak orang.

Menentang stereotip tentang wanita seusianya, Ratu Elizabeth II dikenal sebagai penganut teknologi yang antusias.

Dia tercatat mengirim email pertamanya ketika mengunjungi Royal Signals and Radar Establishment di Malvern, Inggris, pada tahun 1976 sebagai bagian dari pengembangan awal ARPANET, pendahulu internet global saat ini.

Nama pengguna ratu adalah HME2: Her Majesty, Elizabeth II. Demikian sebagaimana dilansir Wired.

“Yang harus dia lakukan hanyalah menekan beberapa tombol,” kata Peter Kirstein, pria yang membantu mengatur akun email ratu saat itu, mengatakan kepada Wired pada tahun 2012.

Mengutip laman People, email itu sendiri adalah untuk mengumumkan kehadiran bahasa pemrograman baru yang telah dikembangkan--diberi judul "Pesan dari Yang Mulia Ratu" dan ditandatangani dengan "Elizabeth R" secara informal--tanda serupa yang digunakan ratu untuk semua komunikasi digitalnya sejak saat itu.

Sejak hari penting itu, Ratu terus merangkul teknologi modern, dan pada Oktober 2014, ia mengirim tweet pertamanya saat berkunjung ke Museum Sains London.

Pesan itu berbunyi: “Senang membuka pameran Era Informasi hari ini di @ScienceMuseum dan saya berharap orang-orang akan senang berkunjung. Elizabeth R.”

Sebelumnya, pada tahun 1997, ia meluncurkan versi pertama situs web keluarga kerajaan, bertahun-tahun sebelum beberapa surat kabar besar Inggris memutuskan untuk online.

Sepuluh tahun kemudian, Ratu Elizabeth II meluncurkan saluran YouTube keluarga dengan video langka dari Christmas Broadcast pertama yang disiarkan televisi pada tahun 1957. 

4 dari 4 halaman

Ratu Elizabeth II Punya Ponsel Anti-Hacker dan Selalu Jawab Telepon dari Orang Ini

Posisi Ratu Elizabeth II sebagai anggota kerajaan membuat informasi mengenai diri dan keluarganya jadi hal ingin diketahui publik, termasuk informasi pribadi sekalipun.

Menjadi anggota kerajaan artinya harus berhati-hati dalam berkomunikasi, pasalnya kerap kali ponsel anggota kerajaan dibajak demi mendapatkan informasi-informasi sensitif yang jadi incaran publik.

Mengutip Marie Clarie, ponsel cucu menantu Ratu Elizabeth II, yakni Kate Middleton kerap jadi sasaran peretasan. Disebutkan, ponsel istri Pangeran William itu diserang sebanyak 155 kali di tahun 2005 dan 2006.

Untuk menghindari hal tersebut menurut orang terdekat kerajaan, Ratu Elizabeth II dibantu oleh protokolernya mengambil langkah khusus demi memastikan ponsel Ratu Elizabeth II tetap privat, terutama ketika beliau berkomunikasi dengan anggota keluarga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.