Liputan6.com, London - Sosok baru yang akan memerintah kerajaan Inggris adalah Raja Charles III – sebuah moniker yang pernah dilaporkan dan ditolaknya guna menghindari hubungan sejarah yang 'berdarah dan penuh gejolak'.
Pasalnya, dari dua nama Charles sebelumnya, penuh dengan drama dan konflik.
Baca Juga
Buntut Tersisihkan dari Agenda Natal Kerajaan, Pangeran Andrew Mogok Urus Anjing Corgi Warisan Mendiang Ratu Elizabeth II
Istana Buckingham Ungkap Perkembangan Terkini Kanker Raja Charles III, Perawatan Berlanjut Tahun 2025
Sutradara Hollywood Christopher Nolan Dianugerahi Gelar Kehormatan dari Raja Charles III
Padahal, Yang Mulia mempertimbangkan untuk dipanggil George VII untuk menghormati kakeknya -- seorang tokoh kerajaan yang dicintai -- dan untuk menghindari Charles, nama yang dianggap “sangat berantakan” di beberapa kalangan kerajaan, The London Times melaporkan pada tahun 2005.
Advertisement
Pendahulunya -- raja yang bernama Charles -- memerintah beberapa periode paling berdarah dalam sejarah Inggris, seperti dikutip dari New York Post, Jumat (9/9/2022).
Raja Charles I memimpin Inggris dalam perang saudara dan tetap menjadi satu-satunya raja Inggris yang dieksekusi.
Putranya, Raja Charles II, menghabiskan bertahun-tahun di pengasingan setelah ayahnya dipenggal, kemudian menjadi ayah bagi banyak anak dengan sejumlah gundik.
"Nama Charles diwarnai dengan begitu banyak kesedihan," kata salah satu "teman tepercaya" pangeran saat itu kepada London Times.
"Mereka (Keluarga Kerajaan) akan memutuskan pada saat itu, tetapi mereka sempat berdiskusi tentang nama George," kata teman anonim lainnya kepada Times.
“Siapa pun yang mengenal Prince of Wales tahu dia tidak duduk-duduk berbicara dengan teman-temannya, mendiskusikan seperti apa ia ingin dipanggil. Sejauh para pejabat telah mendiskusikannya pada pertemuan perencanaan aksesi, pemikirannya adalah bahwa dia akan tetap menjadi Charles,” kata sumber itu kepada The Guardian.
Anak dari Gundik Penjual Jeruk
Raja Charles pertama adalah satu-satunya raja Inggris yang dieksekusi dan dipenggal kepalanya pada tahun 1649 setelah menjerumuskan bangsa itu ke dalam Perang Saudara.
Charles I diadili karena pengkhianatan setelah Tentara Kerajaannya dikalahkan oleh Skotlandia yang telah bergabung dengan pasukan Parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, menurut BBC.
Putranya, Charles II, menghabiskan hampir dua dekade di pengasingan dan naik takhta setelah pemerintahan Cromwell berakhir.
Charles II diejek sebagai "raja yang bahagia" karena banyak urusan yang dia miliki selama masa jabatannya di atas takhta, termasuk bermain apa dengan "penjual jeruk," lapor Times.
Dia menjadi bapak sejumlah anak dari gundiknya, tetapi tidak dengan istrinya, Catherine dari Braganza.
Pemerintahannya juga penuh dengan sektarianisme di antara penduduk Inggris, termasuk orang-orang Protestan yang memandang Charles II bersimpati kepada umat Katolik.
Ketika dia meninggal, Charles II menyerahkan tahta kepada saudara Katoliknya, James II dari Inggris.
Advertisement
Raja Charles III Menjadi Penguasa Inggris
Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. Ia menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada Kamis 8 September 2022.
Ratu Elizabeth II adalah penguasa Britania Raya yang paling lama berkuasa, yakni 70 tahun. Otomatis hal itu membuat Charles sebagai Pangeran Wales dengan durasi paling lama.
Pangeran Wales (Prince of Wales) adalah gelar untuk pangeran yang akan menjadi raja Britania Raya. Kini, gelar itu akan segera dimiliki oleh Pangeran William yang merupakan penerus takhta.
Raja Charles III adalah mantan suami dari Putri Diana. Mahligai rumah tangga keduanya sempat menjadi sorotan media internasional karena hubungan yang tidak harmonis. Charles juga diketahui menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya: Camilla.
Konflik antara Charles dan Diana dianggap menjadi salah satu faktor mengapa Ratu Elizabeth II menyebut tahun 1992 sebagah annus horribilis (Tahun yang Buruk).
Sesuai namanya, Raja Charles saat ini adalah yang ketiga di sejarah Inggris. Raja Charles yang pertama lahir pada tahun 1600. Ia berkuasa pada 1625, namun kekuasaannya berakhir dengan kekacauan dan monarki sempat dihapus dari Inggris.
Charles selanjutnya adalah putra sulung dari Raja Charles I. Raja Charles II menjadi sosok di era Restorasi yang mengembalikan monarki. Ia juga dikenal sejarah sebagai raja yang populer karena sikapnya yang flamboyan.
Saat ini, usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta di sejarah Inggris.
Silsilah Takhta
Pangeran William berada di posisi selanjutnya di silsilah kerajaan setelah nama Raja Charles III, kemudian diikuti oleh tiga anak-anaknya yang masih kecil: Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis.
Pangeran Harry berada nomor lima setelah Pangeran Louis. Setelah Harry adalah dua anaknya: Archie dan Lilibet.
Setelah anak-anak raja, garis selanjutnya adalah adik-adik dari raja.
Harusnya Putri Anne berada di posisi selanjutnya, karena ia adalah anak kedua dari Ratu Elizabeth II. Namun, aturan lama menyebut anak laki-laki didahulukan. Alhasil, nama Pangeran Andrew muncul setelah Lilibet, dan kemudian adalah dua anak perempuan Andrew, serta cucu-cucu Andrew.
Setelah Andrew, ada nama putra bungsu Ratu Elizabeth, yakni Pangeran Edward dan dua anaknya yang masih remaja. Barulah setelahnya muncul nama Putri Anne. Saat ini, Putri Anne memiliki gelar Princess Royal sebagai putri paling senior di kerajaan.
Anak tertua Putri Anne, yakni Peter Phillips, berada di nomor 17, kemudian diikuti dua putrinya, dan pada nomor 20 ada nama nama putri bungsu Anne, yakni Zara.
Advertisement