Liputan6.com, Jakarta - Anggota-anggota Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB hari Kamis (8/9) mengheningkan cipta karena Ratu Elizabeth II meninggal, Ratu Inggris Raya dan Irlandia Utara.
Dalam sidang Majelis Umum, Presiden Sessi ke-78 Abdullah Shahid, mengatakan Ratu Elizabeth II “akan selalu dikenang karena pengabdian dan dedikasinya di tanah air, di seluruh Persemakmuran, dan di seluruh dunia,” seraya menambahkan “ia melestarikan perdamaian dan persahabatan di dunia.”
Baca Juga
Atas nama Majelis Umum Shahid meminta Perwakilan Tetap Inggris di PBB untuk menyampaikan belasungkawa kepada Keluarga Kerajaan, Pemerintah dan rakyat Inggris dan negara-negara Persemakmuran, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (10/9/2022).
Advertisement
Presiden Majelis Umum PBB itu juga menginformasi bahwa penghormatan resmi akan disampaikan kemudian.
Dubes Inggris Untuk RI Apresiasi Belasungkawa Rakyat Indonesia
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins menyampaikan pesan belasungkawa atas meninggalnya Ratu Elizabeth II.
"Hari ini kita kehilangan seorang pemimpin yang luar biasa, Yang Mulia Ratu Elizabeth II. Wafatnya Yang Mulia, pada hari Kamis, 8 September 2022 adalah momen kesedihan dan kehilangan yang mendalam bagi rakyat Inggris dan bagi mereka di seluruh dunia yang hidupnya tersentuh oleh Yang Mulia," kata Dubes Owen Jenkins dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Kedubes Inggris di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
"Yang Mulia telah menjadi kehadiran yang konstan dan menginspirasi dalam kehidupan negara kami selama lebih dari tujuh dekade, memberikan layanan tanpa henti bagi Inggris, Kerajaan dan Persemakmuran."
Menurut Dubes Jenkins, Ratu Elizabeth II memiliki dedikasi yang luar biasa untuk melayani rakyat Inggris dan hubungan global kami, termasuk dengan Indonesia, menjadikannya diplomat terhebat Inggris.
"Saya merasa sangat terhormat dan bangga dalam kehidupan profesional saya, sebagai duta besar dan diplomat, untuk memberikan pelayanan terbaik saya kepada Yang Mulia. "
"Saya juga merasa terhormat untuk menyaksikan secara langsung pesona, kecerdasan, kebijaksanaan, danprofesionalisme Yang Mulia."
Dubes Jenkins melanjutkan; Yang Mulia Raja Charles III mengatakan bahwa “kehilangan Yang Mulia Ratu akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Kerajaan dan Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia".
"Dan beliau benar, hal itu memang sangat dirasakan oleh rekan-rekan, mitra dan teman-teman kami di Indonesia."
"Atas nama Pemerintah Inggris, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada rakyat Indonesia atas pesan belasungkawa yang telah kami terima dalam beberapa jam terakhir."
"Kami tersentuh oleh kasih sayang terhadap Yang Mulia Ratu yang dirasakan oleh begitu banyak masyarakat Indonesia."
"Semoga Dia Beristirahat Dalam Damai."
Charles Sampaikan Pesan Duka Atas Meninggalnya Ratu Elizabeth II
Raja Charles menyampaikan pesan duka atas kematian ibunya, Ratu Elizabeth II.
"Kematian ibunda tercinta Yang Mulia Ratu, adalah momen kesedihan terbesar bagi saya dan seluruh anggota keluarga saya."
"Kami sangat berduka atas meninggalnya Sang Penguasa yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," demikian dituliskan Raja Charles dalam pesan yang disampaikan secara resmi oleh Kerajaan Inggris.
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Kastil Balmoral, Skotlandia. Sang penguasa monarkhi tutup usia di usia 96 tahun. Jenazahnya, juga anggota keluarganya akan tetap di Balmoral Kamis (8/9/2022), sebelum kemudian menempuh perjalanan pulang ke istananya di London.
Ratu Elizabeth mangkat tak lama setelah kabar soal kondisi kesehatannya yang mengkhawatirkan berembus dari Skotlandia. Para dokter khawatir, anggota keluarga kerajaan pun diminta merapat.
Selama hidupnya, Ratu Elizabeth II dikenal memiliki kesehatan yang baik, meski kemudian terkena COVID-19. Ia bahkan masih sanggup menerima Perdana Inggris yang baru, Liz Truss, walau harus berdiri dengan bantuan tongkat.
Ratu Elizabeth II, pemimpin Inggris terlama yang memerintah selama tujuh dekade. Ia naik takhta pada tahun 1952, setelah kematian ayahnya, Raja George VI. Dia memimpin Inggris di tengah banyak pergolakan global, kemelut politik Britania Raya, juga kemelut internal keluarga kerajaan yang memaksa terjadinya modernisasi monarkhi secara dramatis.
Elizabeth memerintah Inggris Raya dan 14 wilayah Persemakmuran lainnya. Ia adalah salah satu perempuan paling dikenal dalam sejarah.
Advertisement
Sekilas Profil Ratu Elizabeth II
Berdasarkan profil resminya di situs Royal.co.uk, Elizabeth lahir pada 21 April 1926 di ibu kota Inggris, London. Ia merupakan putri dari Pangeran George dan istrinya yang juga bernama Elizabeth.
Semasa kecil, Ratu Elizabeth II dikenal dengan nama Lilibeth, dan ia memiliki adik perempuan bernama Putri Margaret.
Putri Elizabeth sebenarnya tidak dilahirkan sebagai penerus takhta Inggris. Ia harus mengemban tugas itu setelah pamannya, Raja Edward, memilih meninggalkan takhta kerajaan.
Alhasil, Pangeran George harus naik takhta menjadi Raja George VI, dan Putri Elizabeth menjadi putri mahkota.
Semasa muda, Elizabeth pernah ikut berperang sebagai sukarelawan di Perang Dunia II. Sekitar tujuh tahun setelah perang dunia, Elizabeth naik takhta setelah Raja George VI meninggal pada 1952.
Sesuai namanya, Ratu Elizabeth II adalah Elizabeth kedua yang menjadi ratu dalam sejarah keluarga kerajaan Inggris. Yang pertama adalah Ratu Elizabeth I, ratu terakhir dari Dinasti Tudor.
Ratu Elizabeth Kumpulkan Seluruh Keluarga Kerajaan Saat Sakit
Sebelum meninggal dunia, Ratu Elizabeth II dilaporkan sakit dan kini berada di bawah pengawasan medis. Saat ini ratu ada di Balmoral setelah dokter melakukan perawatan akibat masalah kesehatannya, demikian keterangan dari Istana Buckingham, Inggris.
"Menyusul evaluasi lebih lanjut pagi hari ini, para dokter mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan merekomendasikan dia untuk tetap berada di bawah pengawasan medis," kata seorang dokter dalam pernyataan seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (8/9/2022).
Pangeran Charles segera ke Balmoral bersama istrinya, Duchess of Cornwall. Pun dengan The Duke of York, Count dan Countess of Wessex. Putri Anne yang sedang berada di Skotlandia bergegas ke sisi Sang Ibu. Pangeran William dan Pangeran Harry menyusul datang.
Advertisement