Liputan6.com, Washington D.C -- Seorang pejabat antiterorisme terkemuka di Washington DC mengatakan meskipun masih terdapat keraguan atas manfaat dari apa yang disebut sebagai "serangan yang melumpuhkan," yang merupakan operasi Amerika Serikat untuk membunuh para pemimpin senior kelompok teroris, hal itu kini mulai meenunjukkan hasil.
Baik kelompok teroris ISIS maupun Al Qaeda kini terpaksa untuk "bertahan hidup", menyusul kematian para pemimpin mereka akibat operasi yang dilancarkan AS pada tahun ini, kata Direktur Pusat Antiterorisme Nasional AS, Christine Abizaid, pada Kamis (15/9).
Abizaid mengatakan ISIS kini terpaksa untuk memusatkan kembali perhatiannya setelah kematian mantan pangeran Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi, yang juga dikenal sebagai Hajji 'Abdallah, dalam serangan pasukan khusus AS di barat laut Suriah pada Februari lalu.
Advertisement
Ketika itu pejabat senior militer AS menggambarkan kematian Abu Ibrahim sebagai “pukulan telak” bagi kelompok tersebut, sebuah penilaian yang didasarkan atas cara-cara operasi ISIS dalam beberapa bulan terakhir, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (16./9/2022).
Demikian pula serangan udara AS yang menewaskan pemimpin lama Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, pada akhir Juli, yang berdampak besar terhadap organisasi teror tersebut.
"Saya rasa (kematian al-Zawahiri) begitu penting bukan hanya karena kehadirannya menebar ancaman, tapi juga perannya dalam membangun hubungan pada jaringan Al Qaeda," kata Abizaid. "Hubungan tersebut kini merenggang karena ia sudah tidak lagi berada di medan tempur."
"Semakin lemahnya dan semakin porak porandanya jaringan Al Qaeda, saya pikir, semakin baik pula hal tersbeut bagi keamanan nasional AS," tambahnya.
3 Anggota ISIS Tewas Dalam Operasi Militer Irak Utara
Tiga anggota ISIS tewas pada Selasa (13/4) dalam operasi pemerintah Irak di Provinsi Nineveh, kata pasukan paramiliter Hashd Shaabi yang didukung pemerintah.
Mengutip Xinhua, Kamis (14/9/2022), pasukan gabungan tentara pemerintah dan kelompok Hashd Shaabi membunuh tiga militan ISIS setelah mengejar mereka di daerah gurun di barat ibu kota Provinsi Mosul.
Lokasinya ada di sekitar 400 km utara Baghdad, Irak menurut sebuah pernyataan oleh kantor media Hashd Shaabi.
Sementara, 4 anggota teroris Hashd Shaabi terluka dalam operasi itu, tambah pernyataan tersebut.
Pasukan itu juga menyita kendaraan yang digunakan oleh anggota ekstremis yang berisi sabuk peledak, senjata dan amunisi lain, tambahnya.
Selama beberapa bulan terakhir, pasukan keamanan Irak telah melakukan operasi terhadap anggota ekstremis untuk menindak aktivitas intensif mereka.
Situasi keamanan di Irak telah membaik sejak kekalahan ISIS pada 2017.
Namun, sisa-sisanya telah melebur ke pusat kota, gurun, dan daerah terjal, sering melakukan serangan gerilya terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.
Advertisement
4 Anggota ISIS Tewas Ditembak Pasukan Keamanan Irak
Sebelumnya, pasukan keamanan Irak menewaskan empat angggota kelompok ekstremis (ISIS) dalam sebuah operasi di provinsi Kirkuk, Irak utara, kata seorang pejabat keamanan pada Selasa 7 September waktu setempat.
Dikutip dari laman Xinhua, Pasukan gabungan dari tentara Irak dan Counter-Terrorism Service (CTS) membunuh para militan di dekat kota Altun Kupri. Kota ini jaraknya sekitar 40 km utara ibukota provinsi bernama Kirkuk, kata Ali al-Fraiji, komandan Komando Operasi Kirkuk, dalam sebuah pernyataan.
Operasi itu terjadi dua hari setelah serangan mematikan ISIS di pos polisi federal di selatan kota Kirkuk, sekitar 250 km utara Baghdad. Kala itu, 13 anggota keamanan tewas dan insidenn ini juga melukai enam lainnya.
Selama beberapa bulan terakhir, ISIS telah mengintensifkan serangan terhadap pasukan keamanan Irak di provinsi yang sebelumnya dikendalikan oleh militan, meninggalkan puluhan korban.
Situasi keamanan di Irak telah membaik sejak pasukan keamanan Irak mengalahkan militan ISIS pada 2017. Namun, sisa-sisa ISIS sejak itu melebur ke pusat kota, gurun dan daerah berbatu, sering melakukan serangan gerilya terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.
Bentrok Tentara Irak dan Anggota ISIS Berujung Korban Jiwa
Seorang tentara Irak dan seorang anggota kelompok Negara Islam (IS) tewas pada Minggu dalam dua insiden di bagian tengah dan utara negara itu, kata militer Irak.
Berdasarkan laporan intelijen, pasukan gabungan dari tentara dan paramiliter Hashd Shaabi menembak mati seorang anggota ISIS.
Dikutip dari laman Xinhua, ia mengenakan sabuk peledak di daerah Tarmiyah, sekitar 30 km utara ibukota Baghdad, kata kantor media Komando Operasi Gabungan Irak dalam sebuah pernyataan.
Dalam insiden terpisah, seorang tentara tewas dan seorang lagi terluka dalam serangan oleh militan ISIS di sebuah pangkalan militer di dekat kota Mosul.
Jaraknya sekitar 400 km utara Baghdad, kata seorang sumber militer kepada Xinhua tanpa menyebut nama.
Sumber itu mengatakan, serangan tersebut memicu bentrokan antara kedua belah pihak sebelum para penyerang melarikan diri dari tempat kejadian.
Pasukan keamanan Irak telah memerangi gerilyawan ISIS selama beberapa bulan terakhir untuk menindak aktivitas intensif mereka.
Situasi keamanan di Irak telah membaik sejak kekalahan ISIS pada 2017.
Namun, sisa-sisanya telah melebur ke pusat kota, gurun, dan daerah berbatu, sering melakukan serangan gerilya terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.
Advertisement