Sukses

Hari Demokrasi Internasional, Dubes Ukraina Terus Gaungkan Perdamaian

Duta Besar Ukraina di Indonesia menyuarakan perdamaian di tengah serangan Rusia.

Liputan6.com, Kiev - Serangan dari Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung hingga saat ini. Walaupun sejumlah wilayah Ukraina telah berhasil direbut kembali, namun rudal dari Rusia masih terus menyerang sejumlah wilayah dan warga sipil. 

Bertepatan dengan Hari Demokrasi Internasional, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin terus menggaungkan demokrasi dan perdamaian dunia. 

"Sangat penting bahwa kita terus menginginkan perdamaian, dan saya mengulanginya lagi dan lagi. Perdamaian artinya tidak mengebom, tidak menembak dengan artileri dan seperti apa yang kita lihat sekarang, setiap hari kemarin, lusa kemarin," ujarnya dalam press briefing bersama media secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Hingga kini, bom dan rudal Rusia masih terus menghantam obyek infrastruktur sipil Ukraina.

Ia mengungkapkan kondisi di Ukraina yang semakin parah, ketika masyarakat sipil kedinginan, kekurangan pasokan makanan dan sakit. 

"Tidak ada air, tidak ada listrik, kondisinya parah," ujarnya lagi sambil menggambarkan situasi di sana. 

Selain itu, Dubes Vasyl juga menyinggung soal temuan kuburan massal sebanyak 440 jasad. 

"Tentara kami menemukan 440 kuburan dari warga sipil. Dan ini bukan hal baru, kami menemukan seperti ini setiap hari," ujar Dubes Vasyl lagi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan Kuburan Massal

Pihak berwenang Ukraina menemukan kuburan massal lebih dari 440 mayat di kota timur laut Izium yang direbut kembali dari pasukan Rusia beberapa hari lalu, kata seorang pejabat polisi regional, menambahkan beberapa orang telah tewas akibat penembakan dan serangan udara.

Ribuan tentara Rusia meninggalkan Izium akhir pekan lalu setelah menduduki kota itu dan menggunakannya sebagai pusat logistik di wilayah Kharkiv. Mereka meninggalkan sejumlah besar amunisi dan peralatan.

"Saya dapat mengatakan itu adalah salah satu situs pemakaman terbesar di kota besar di (daerah) yang dibebaskan ... 440 mayat dimakamkan di satu tempat," Serhiy Bolvinov, kepala penyelidik polisi untuk wilayah Kharkiv, mengatakan kepada Sky News. "Beberapa meninggal karena tembakan artileri ... beberapa meninggal karena serangan udara."

Reuters tidak dapat segera memverifikasi klaim Ukraina dan tidak ada komentar publik langsung dari Rusia atas tuduhan tersebut.

3 dari 4 halaman

Tanggapan Zelenskyy

Presiden Volodymyr Zelenskyy, yang melakukan kunjungan mendadak ke Izium pada hari Rabu untuk menyambut pasukan Ukraina, menyalahkan Rusia dan menyamakan penemuan itu dengan apa yang terjadi di Bucha, di pinggiran ibukota Kyiv pada tahap awal invasi akhir Februari. oleh pasukan Rusia.

Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di sana. Puluhan ribu warga sipil kemungkinan tewas dalam serangan terpisah Rusia di pelabuhan selatan Mariupol, kata pejabat Ukraina pada April.

"Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab," kata Zelenskyy dalam pidato video Kamis malam.

4 dari 4 halaman

Pasukan Rusia

Setelah seminggu memperoleh keuntungan cepat Ukraina di timur laut, para pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia memperkuat pertahanan dan akan sulit untuk mempertahankan laju kemajuan.

Presiden Rusia Vladimir Putin belum berkomentar secara terbuka tentang kemunduran yang diderita pasukannya bulan ini. Pejabat Ukraina mengatakan 9.000 km persegi telah direbut kembali, wilayah seukuran pulau Siprus.

Rekaman yang diambil oleh Reuters pada hari Kamis di kota timur Kupiansk, yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina minggu lalu, menunjukkan banyak bangunan telah rusak atau terbakar.

"Tidak ada listrik, tidak ada komunikasi ... jika ada komunikasi, kami paling tidak bisa berbicara dengan keluarga. Kalau saja tidak ada pemboman ini dengan semua orang di ruang bawah tanah mereka," kata seorang pria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.