Liputan6.com, New York - Dalam pertemuan antara Menlu Retno Marsudi dengan Sekjen PBB Antonio Guterres, ia memastikan bahwa dirinya akan hadir di puncak pertemuan KTT G20 pada November mendatang.Â
Di rangkaian kunjungan kerjanya pada High Level Week (HLW) Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-77 di New York, keduanya membahas berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama, termasuk Presidensi Indonesia di G20.
Baca Juga
Menlu RI juga menjelaskan mengenai persiapan KTT G20 di Bali 15-16 November 2022.
Advertisement
Dalam penyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, yang dikutip Selasa (20/9/2022), Menlu RI pun menyampaikan apresiasi atas konfirmasi kehadiran Sekjen PBB di KTT G20 nanti.
Menlu Retno lantas mengungkap pentingnya KTT G20 dapat menghasilkan kerja sama konkret yang bermanfaat bagi dunia.
Selain itu, Menlu RI juga melakukan tukar pikiran mengenai perkembangan Myanmar. Keduanya memiliki keprihatinan dan kekecewaan yang sama terhadap Junta Militer Myanmar yang tidak menunjukkan komitmen untuk 5 Point of Consensus (5PC) yang telah dimandatkan oleh Pemimpin ASEAN, April 2021. Sekjen PBB  sampaikan kembali dukungannya terhadap 5PC ASEAN. Komunikasi dan koordinasi Indonesia dengan PBB akan semakin intensif mengingat Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023.
​Sidang ke-77 Majelis Umum PBB dibuka pada 13 September 2022.  High Level Week (HLW) berlangsung tanggal 20-26 September 2022 di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat. Tema HLW tahun ini adalah “A watershed moment: transformative solutions to interlocking challenges".
KTT G20 Turut Undang Negara Kepulauan Kecil
Dalam presidensi G20 yang dipegang Indonesia tahun ini, Indonesia tidak hanya mengundang negara-negara besar namun juga negara-negara kepulauan dan negara kecil.Â
"Saya boleh sampaikan dengan bangga bahwa baru kali ini presidensi G20 mengundang negara-negara kepulauan kecil. Jadi kalau kita lihat di dalam daftar undangan itu kita lihat ada Fiji, mewakili forum Pacific Island Forum, lalu ada perwakilan dari Suriname selaku ketua Caribbea Community," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu, Tri Tharyat, dalam media briefing Kemlu di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Ia mengatakan bahwa ini belum pernah ada sebelumnya karena secara tradisional, Ketua G20 sebelumnya mengundang ketua Uni Afrika, Ketua NEPAD African Union Development Agency yang saat ini dipegang oleh Rwanda.
"Ketua African Union-nya adalah Senegal, itu tetap menjadi undangan yang tetaplalu undangan tetap lainnya adalah Spanyol dan Singapura dan dalam konteks kesatuan kita ini juga tambah dengan ketua ASEAN diwakili oleh Kamboja dan kemudian kita undang Belanda dan Uni Emirates Arab," tambahnya kemudian.Â
Advertisement
Indonesia Merangkul Semua Pihak
Dirjen Tri menyampaikan bahwa hal tersebut menunjukkan bagaimana Indonesia merangkul semua pihak, terutama negara-negara berkembang.
Ia juga menyampaikan harapannya agar KTT G20 harus menghasilkan sesuatu yang konkret untuk kepentingan nasional.
"Jadi nanti akan dibagi dua, hasil untuk negara-negara anggota G20 dan juga untuk kepentingan nasional kita," jelasnya lebih lanjut.
Jokowi Tetap Undang Vladimir Putin ke G20
Sikap Amerika Serikat (AS) kini mulai melunak meski menolak kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke G20. Pejabat tinggi AS berkata tak ada niat ingin menjauhkan negara-negara lain dari Rusia.Â
Presiden AS Joe Biden ingin agar ada respons kuat kepada Rusia atas tindakannya yang melanggar kedaulatan wilayah Ukraina. Namun, AS berharap Indonesia memahami sudut pandang AS terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Untuk acara G20, Presiden Jokowi telah resmi mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Advertisement