Sukses

Warga Rusia Banyak Kabur ke Luar Negeri Usai Putin Minta Warganya Ikut Perang Lawan Ukraina

Kenaikan angka penerbangan ke luar negeri melonjak tajam usai Putin minta warga Rusia ikut perang lawan Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Website agen travel di Rusia mencatat peningkatan drastis pada Rabu (21/9). Banyak dari mereka meminta penerbangan ke luar negeri yang tanpa harus memiliki visa, setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" warga untuk memperkuat pasukannya yang terkuras habis di Ukraina.

Situs web penjualan penerbangan di Rusia menunjukkan bahwa semua penerbangan langsung ke negara-negara yang tidak memerlukan visa Rusia telah terjual habis setidaknya hingga Jumat (23/9).

Penerbangan langsung dari Moskow ke Istanbul, Yerevan di Armenia, dan Baku di Azerbaijan termasuk di antara penerbangan yang penuh, menurut situs web agregator tiket.

Menurut Google Trends, istilah "meninggalkan Rusia" mengalami lonjakan tajam dalam pencarian di kalangan orang Rusia selama 24 jam terakhir.

Data Google Trends juga menunjukkan peningkatan tajam pada orang Rusia yang mencari "Aviasales" - mesin penjualan penerbangan Rusia terkemuka. Jumlahnya meningkat empat kali lipat dalam 24 jam dengan sebagian besar pencarian berasal dari Moskow dan Sankt Peterburg.

Menurut agregator tiket Aviasales, tiket sekali jalan pada Jumat dari Moskow ke Istanbul mulai dari US$ 2.715 (Rp 40 juta) per tiket. Sebelum pengumuman mobilisasi Presiden Putin, harga tiketnya sekitar US$350 (Rp 5 juta).

Situs web maskapai penerbangan negara Rusia Aeroflot menunjukkan bahwa semua tiket kelas ekonomi ke Armenia terjual habis hingga 28 September 2022.

"Karena adanya pertanyaan dari penumpang dan media, kami ingin menginformasikan bahwa maskapai Aeroflot Group beroperasi seperti biasa. Tidak ada pembatasan penjualan tiket." ungkap Aeroflot.

 

 

2 dari 4 halaman

Mobilisasi Parsial

Lonjakan permintaan penerbangan keluar dari negara itu terjadi setelah pidato Putin pada Rabu pagi (21/9), sebuah intervensi yang mengancam akan meningkatkan invasinya yang goyah ke Ukraina.

Mobilisasi parsial bagi warga negara yang artinya mereka akan dipanggil, dan mereka yang memiliki pengalaman militer akan dikenai wajib militer, kata Putin.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan di televisi Rusia pada Rabu pagi bahwa 300.000 tentara cadangan akan dipanggil.

Putin menambahkan bahwa keputusan yang relevan telah ditandatangani dan berlaku.

Kesibukan dalam pencarian online untuk penerbangan keluar dari Rusia mungkin menunjukkan meningkatnya perbedaan pendapat atas tindakan Kremlin di Ukraina.

 

 

3 dari 4 halaman

Pertentangan Publik

Pada Senin (19/9), legenda pop Rusia, Alla Pugacheva menyuarakan penentangan terhadap perang yang terjadi.

Sementara pidato Putin pada Rabu kemarin memiliki implikasi serius bagi sebagian penduduk Rusia, pidato itu juga mengirimkan tembakan peringatan lebih lanjut ke Barat.

Presiden mengatakan bahwa dia akan menggunakan "semua cara yang kami miliki," dan bahkan mengangkat kemungkinan menggunakan senjata nuklir, jika ia menganggap "integritas teritorial" Rusia terancam.

4 dari 4 halaman

Putin Akan Berlakukan Wajib Militer pada Warga Rusia Untuk Lawan Ukraina

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia, yang secara tidak langsung akan mengharuskan warga untuk bergabung dalam upaya perang di Ukraina.

Dia juga memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak menyerang wilayah Rusia. Kalau berani maka akan dibalas dengan cepat.

Pidato Putin pada Rabu kemarin datang ketika invasi Rusia mencapai hampir tujuh bulan dan di tengah serangan balasan yang berhasil oleh militer Ukraina, demikian dikutip dari laman Fox News, Kamis (22/9/2022)

Wajib militer "sepenuhnya memadai untuk ancaman yang kita hadapi, yaitu melindungi tanah air kita, kedaulatan dan integritas teritorialnya, untuk memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang telah dibebaskan," katanya.

"Kita berbicara tentang mobilisasi parsial, yaitu hanya warga negara yang saat ini berada di daftar cadangan yang akan dikenakan wajib militer, dan di atas semua itu, mereka yang bertugas di angkatan bersenjata memiliki spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan," kata Putin.

Pernyataan itu juga muncul satu hari setelah Rusia mengumumkan akan mengadakan pemilihan di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur dan selatan.

Ini akan memungkinkan wilayah-wilayah ini untuk bergabung dengan Rusia. Pemilihan seperti itu tidak diragukan lagi akan meningkatkan perang.

Selengkapnya di sini...