Sukses

Teleskop James Webb Tangkap Penampakan Baru Planet Neptunus dan Cincinnya yang Bercahaya

Sebuah foto terbaru menunjukan Planet Neptunus dan cincinnya yang terlihat sangat cantik dalam cahaya baru yang mencolok oleh Teleskop James Webb.

Liputan6.com, Jakarta - Planet terjauh dari matahari dan satelit-satelitnya terungkap dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pencitraan inframerah teleskop ruang angkasa James Webb.

Teleskop ruang angkasa James Webb telah mengalihkan pandangannya dari alam semesta yang dalam ke arah tata surya kita.

Teleskop ini telah menangkap gambar Neptunus yang bercahaya dan cahaya cincinnya yang halus dan berdebu secara detail. Penampilan yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade.

Terakhir kali para astronom memiliki pandangan yang jelas tentang planet terjauh dari matahari itu, ketika Voyager 2 milik NASA menjadi wahana antariksa pertama dan satu-satunya yang terbang melewati raksasa es itu hanya beberapa jam pada tahun 1989.

"Sekarang kemampuan pencitraan inframerah Webb yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memberikan pandangan sekilas baru ke atmosfer Neptunus," kata Mark McCaughrean seorang penasihat senior untuk sains dan eksplorasi di Badan Antariksa Eropa.

Mengutip dari laman The Guardian, Sabtu (24/9/2022), teleskop Webb "menghilangkan semua silau dan latar belakang" sehingga "kita dapat mulai mengupas komposisi atmosfer" planet ini, kata McCaughrean, yang telah bekerja pada proyek Webb selama lebih dari 20 tahun.

Neptunus tampak berwarna biru tua dalam gambar sebelumnya yang diambil oleh teleskop luar angkasa Hubble, karena adanya unsur metana di atmosfernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Awan di Permukaanya

Namun, panjang gelombang near-infrared yang ditangkap oleh pencitraan utama Webb, NIRCam, menunjukkan planet ini berwarna putih keabu-abuan, dengan awan es melesat di permukaannya.

"Cincin-cincin itu lebih reflektif dalam inframerah," kata McCaughrean, "jadi mereka jauh lebih mudah dilihat."

Gambar itu juga menunjukkan "kecerahan yang menarik" di dekat bagian atas Neptunus, kata NASA dalam sebuah pernyataan.

Karena planet ini miring jauh dari Bumi, ia membutuhkan 164 tahun untuk mengorbit matahari, jadi hingga sekarang pun para astronom belum bisa melihat kutub utaranya dengan baik.

Teleskop Webb juga melihat tujuh dari 14 Bulan Neptunus yang diketahui, ketika tampak di atas Neptunus dalam gambar yang diperbesar tampak seperti bintang runcing yang sangat terang. Tetapi sebenarnya Triton yang merupakan Bulan Neptunus yang aneh dan besar dihalangi dengan paku difraksi Webb yang terkenal.

3 dari 4 halaman

Triton, Bulan Milik Neptunus

Triton, Bulan yang lebih besar dari planet kerdil Pluto, juga tampak lebih terang daripada Neptunus karena tertutup es.

Bulan memantulkan cahaya. Sementara itu, Neptunus "menyerap sebagian besar cahaya yang jatuh di atasnya", kata McCaughrean.

Karena Triton mengorbit dengan cara yang salah di sekitar Neptunus, Triton diyakini dulunya merupakan objek dari Sabuk Kuiper terdekat yang ditangkap di orbit planet ini. "Jadi, cukup keren untuk dikunjungi dan dilihat," kata McCaughrean.

Ketika para astronom menyapu alam semesta untuk mencari planet-planet lain seperti planet kita, mereka telah menemukan bahwa raksasa es seperti Neptunus dan Uranus adalah yang paling umum di Bima Sakti.

"Dengan dapat melihat planet-planet ini dengan sangat rinci, kita dapat mengunci pengamatan kita terhadap raksasa es lainnya," kata McCaughrean.

4 dari 4 halaman

Teleskop Webb yang Luar Biasa

Beroperasi sejak Juli, Webb adalah teleskop luar angkasa paling kuat yang pernah dibangun dan telah mengeluarkan banyak data yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ilmuwan berharap teleskop ini akan menandai sebuah era baru penemuan kedepan.

Penelitian berdasarkan pengamatan Webb terhadap Neptunus dan Triton diharapkan pada tahun depan.

 "Jenis astronomi yang kita lihat sekarang tidak terbayangkan lima tahun yang lalu," kata McCaughrean.

"Tentu saja, kami tahu bahwa itu akan melakukan ini, kami membangunnya untuk melakukan ini, itu persis seperti mesin yang kami rancang. Tapi tiba-tiba mulai melihat hal-hal dalam panjang gelombang yang lebih panjang ini yang sebelumnya tidak mungkin terbayangkan itu benar-benar luar biasa."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.