Sukses

Gudang Makanan Seluas Lapangan Sepakbola di Paris Terbakar

Salah satu pasar makanan terbesar di dunia yang terletak di Paris terbakar pada Minggu (25/9).

Liputan6.com, Paris - Kepulan asap hitam yang menjulang tinggi akibat kebakaran di gudang makanan terbesar di Paris, terlihat pada Minggu (25/9)

Area tersebut merupakan pasar yang memasok bahan makanan ke ibu kota Prancis dan wilayah sekitarnya yang disebut-sebut sebagai pasar segar terbesar di dunia.

100 petugas pemadam kebakaran dan 30 mobil tiba di Pasar Internasional Rungis untuk mencoba memadamkan api dan menghimbau masyarakat sekitar untuk menjauh dari daerah selatan Pari, seperti dikutip dari laman AP News, Senin (26/9/2022).

Juru bicara dinas pemadam kebakaran Paris, Kapten Marc Le Moine mengatakan bahwa tidak ada korban terluka dalam insiden ini. Api berhasil dikendalikan dan tidak ada risiko api akan meluas dari gudang sumber kebakaran seluas lapangan sepak bola itu dengan luas 7.000 meter persegi (1,7) hektar, kata Moine.

Moine juga mengatakan, penyebab kebakaran masih belum diketahui dan akan diselidiki lebih lanjut.

Diketahui, pasar tersebut memiliki 12.000 pekerja dan gudang-gudang buah, sayur, makanan, daging, produk susum dan bunga yang berasal dari Prancis bahkan seluruh dunia.

Pasar Internasional Rungis, mengutip Atlas Obscura, merupakan salah satu pasar pinggiran kota Paris yang luas totalnya sekitar 578 hektar dan salah satu bagian terbesar -- besarnya seukuran lapangan sepak bola -- adalah bagian makanan laut.

Pasar Rungis biasanya dibuka pukul jam satu pagi dan tutup pada pukul 11 pagi. Para konsumen biasanya adalah para professional, distributor, atau bahkan restoran dan terhitung ada lebih dari 20.000 pembeli tiap hari.

Belum ada info lebih lanjut terkait kerugian yang dihasilkan dari kebakaran yang terjadi di Pasar Rungis, akan tetapi, kejadian ini tentunya bisa membuat kegiatan yang ada di Pasar Rungis terhenti sementara.

2 dari 4 halaman

Kebakaran Hutan di Prancis

Berbicara masalah kebakaran yang ada di Prancis, sekitar satu bulan lalu kebakaran hutan melanda wilayah Gironde di barat daya Prancis, pada Rabu 10 Agustus 2022. Peristiwa itu menghancurkan rumah-rumah dan memaksa 10.000 penduduk dievakuasi, beberapa di antaranya telah sempat memanjat ke atas atap ketika api semakin mendekat ke wilayah pemukiman.

Langit berwarna hitam-oranye, yang dibuat gelap oleh asap yang mengepul dari hutan dan diterangi oleh api, terlihat di seluruh area. Sementara api terus berkobar di luar kendali, meskipun petugas pemadam kebakaran yang didukung oleh pesawat pengebom air telah berupaya untuk memadamkan kobaran api.

Mengutip VOA Indonesia, Kamis (11/8/2022), kebakaran hutan yang telah menghanguskan sekitar 6.200 hektar lahan itu kini telah merambat ke wilayah Landes yang berdekatan.

Prancis, seperti sejumlah negara di Eropa lainnya, kewalahan menghadapi gelombang panas berturut-turut dan kekeringan terburuk yang pernah tercatat dalam musim panas kali ini. Puluhan kebakaran hutan berkobar di seluruh negeri, termasuk sedikitnya delapan kebakaran besar.

"Siapkan surat-surat Anda, hewan-hewan yang bisa Anda bawa, beberapa barang," kata pemerintah kota Belin-Beliet di wilayah Gironde lewat laman Facebook mereka sebelum mengevakuasi sebagian penduduk kota itu.

3 dari 4 halaman

57.200 Hektar Area di Prancis Terbakar Tahun Ini

Di Desa Hostens di dekat kota itu, saat kebakaran hutan melanda wilayah Gironde di barat daya Prancis, pada Rabu 10 Agustus 2022, polisi sebelumnya mendatangi rumah-rumah warga dari pintu ke pintu dan menyuruh mereka untuk pergi saat api membesar. Seorang warga, Camille Delay, melarikan diri bersama pasangan dan putranya, membawa dua kucing, ayam, dan surat-surat asuransi rumah mereka.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan lebih banyak evakuasi mungkin akan dilakukan. Meski demikian, sebagian warga Hostens enggan meninggalkan rumah mereka.

Lebih dari 57.200 hektar area telah terbakar di Prancis selama tahun ini, hampir enam kali lipat lebih besar dari rata-rata kebakaran yang terjadi selama setahun penuh pada periode 2006-2021, menurut data dari Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa.

Selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

Kebakaran Pasar Rakyat yang Melukai Hati Warga Paris

Selain kebakaran yang melanda Pasar Internasional Rungis di Paris, setiap tanggal 4 Mei, sebuah gereja megah di luar segitiga emas Champs-Élysées di Paris, selalu dipenuhi oleh orang-orang yang mengikuti misa untuk mengenang ratusan korban kebakaran Bazar de la Charité, lebih dari satu abad silam.

Bazar de la Charité adalah sebuah pasar rakyat yang beroperasi di akhir Abad ke-19, tepatnya dimulai pada 1825. Pasar itu selalu buka selama sebulan penuh di setiap awal musim panas.

Namun pada 4 Mei 1897, ketika Matahari musim panas baru beberapa hari menyinari Paris, keceriaan yang biasa tampak di Bazar de la Charité berubah menjadi hari yang mencekam, demikian Today in History dikutipp dari New York Times pada Jumat (3/5/2019).

Pasar musim panas itu digagas oleh Baron de Mackau, seorang hartawan baik hati yang menggagas tempat jual beli temporer untuk masyarakat umum. Semua bisa dijual di agenda ini, mulai dari hasil panel hingga kerajinan tangan.

De Mackau menyewa sebuah tanah kosong di rue Jean Goujon, dan mendirikan beberapa bangunan non-permanen yang menaungi 22 stan. Meski sederhana, namun interior seluruh bangunan itu ditata dengan sangat apik oleh Duchesse d'Alençon, saudara perempuan dari Permaisuri Austria, yang juga salah satu kawan dekat de Mackau.

Bukan jajaran stan yang jadi primadona, melainkan sebuah proyektor bioskop yang merupakan penemuan baru kala itu. Tahun ketiga penyelenggaraan Bazar de la Charité akan menjadi saksi pemutaran video dalam format teater, yang kita kenal sekarang sebagai bioskop.

Pemutaran teknologi awal film tersebut direncanakan berlangsung pada hari pertama gelaran Bazar de la Charité, yakni tepat pada pukul 16.00 waktu Paris.

Dalam sebuah bangunan temaran, proyektor film dinyalakan di hadapan hampir seratus orang yang berdesak-desakan dengan rasa penasaran.

Karena tidak ada listrik, maka ruangan tersebut diterangi oleh lampu Molteni ether, atau lampu tempel.

Pantulan proyektor, yang tidak bisa terlihat dengan jelas, memnbuat de Mackau berinisiatif meminta asistennya menyalakan api sebagai tambahan cahaya.

Ketika menyalakan api, tanpa disangka api mengenai beberapa balon gas yang dipajang di dekatnya. Ledakan terjadi dengan cepat dan beberapa kali, membuat panik seluruh pengunjung Bazar de la Charité hari itu, yang diperkirakan mencapai 1.500-an orang.

Selengkapnya di sini...