Sukses

Akibat Mata Uang Loyo, Kehidupan di Inggris Bakal Makin Berat

Mata uang poundsterling makin loyo terhadap dollar. Rakyat Inggris terdampak.

Liputan6.com, London - Nilai mata uang poundsterling sedang loyo terhadap dollar. Harga BBM pun semakin mahal dan warga Inggris bisa menghadapi kesulitan.

Dilaporkan AP News, Selasa (27/9/2022), harga BBM terdampak karena harga minyak dan gas menggunakan dollar. Kenaikan harga ini sudah dirasakan oleh para sopir.

"Ada peluang bahwa pound yang merosot akan membuat kehidupan lebih mahal," ujar Sarah Coles, analis keuangan senior di firma layanan finansial Hargreaves Lansdown.

Kenaikan harga ini terutama akan berdampak produk-produk impor, seperti komponen, bahan mentah, makanan pokok di supermarket, dan keperluan-keperluan rumah tangga lainnya. 

Harga makanan juga sudah naik. Selain itu, regulator energi di Inggris mengumumkan bahwa tagihan listrik tahunan bisa naik 80 persen. Biaya rata-rata pelanggan pun naik dari  1.971 pounds per tahun (Rp 32,1 juta) menjadi 3.549 pounds per tahun (Rp 57,9 juta).

Analisis dari asosiasi kendaraan bermotor AA menyebut sopir di Inggris kini membayar lima poundsterling lebih mahal untuk mengisi kendaraan mereka akibat jatuhnya nilai mata uang Inggris.

Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng berharap pemotongan pajak besar-besaran bisa memicu pertumbuhan ekonomi dan menghasikan kekayaan. Namun, nilai pound yang melemah membuka kemungkinan bank sentral akan mendongrak suku bunga. Kenaikkan suku bunga otomatis bisa menjegal harapan Kwarteng.

Investor disebut takut pada pemotongan pajak tersebut karena bisa memicu peminjaman ekstra dari pemerintah sebesar puluhan miliar poundsterling. Hal itu dinilai mengkhawatirkan ketika resesi ada di depan mata.

Lantas bagaimana dengan rupiah?

(1 poundsterling: Rp 16.335)

2 dari 4 halaman

Rupiah Tembus Rp 15 Ribu

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa pagi masih melemah. Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini seiring kekhawatiran terhadap risiko resesi global akibat kenaikan suku bunga.

Pada Selasa (27/9/2022), Rupiah melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi 15.148 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.130 per dolar AS. 

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama menjelaskan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS didorong oleh sentimen kenaikan suku bunga The Fed yang masih menjadi isu utama.

"Risiko resesi dikarenakan oleh tingginya nilai suku bunga menyebabkan kekhawatiran sehingga dolar AS sebagai aset safe haven terkerek naik," ujar Revandra dikutip dari Antara.

The Federal Reserve baru saja menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) lagi pada pertemuan September ini. The Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga hingga di kisaran 4,25-4,5 persen pada akhir 2022.

"Dengan inflasi AS yang masih jauh dari target 2 persen, The Fed disebut masih akan agresif dalam menaikkan suku bunga sehingga mata uang lain yang dipasangkan dengan dolar AS masih akan terus tertekan," kata Revandra.

Reli dolar AS tidak menunjukkan tanda-tanda melambat mencapai tertinggi baru 20 tahun didukung pernyataan pejabat bank sentral AS yang hawkish tanpa henti ketika mencoba mengendalikan inflasi.

Indeks dolar AS mencapai level tertinggi baru dua dekade. Indeks dolar AS melonjak 0,81 persen menjadi 114,1 pada akhir perdagangan Senin 26 September 2022, menyusul lonjakan 1,65 persen pada sesi sebelumnya.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 15.000 per dolar AS hingga 15.250 per dolar AS.

3 dari 4 halaman

Langkah Mendag?

Mengacu pola yang biasa terjadi, setelah adanya pelemahan nilai tukar, biasanya dalam waktu singkat kenaikan harga barang impor langsung terjadi di pasaran. Padahal, stok yang dimiliki kadang masih merupakan stok lama.

Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan dinilai perlu melakukan sejumlah upaya, termasuk pemgawasan harga di pasaran. Pertanyaannya, apa yang bisa dilakukan?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan kalau Kemendag secara khusus mengatur harga bahan pokok di dalam negeri. Ini bisa dilakukan dengan penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET), meski langkah ini tak bisa dilakukan ke produk impor diluar bahan pokok.

"Gini, tidak semua (bisa diterapkan) HET. Kalau yang diatur kita kan bapok aja, yang lainnya tidak diatur, ekonomi pasar saja," kata dia dalam Kinerja 100 Hari Kementerian Perdagangan yang dipimpin Zulkifli Hasan, Minggu (25/9).

Ia mengakui, kalau ada pelemahan nilai tukar pasti akan berimbas ke banyaknya masalah. Kendati, masalah yang ditimbulkan seperti kenaikan harga diklaim tak akan berpengaruh terlalu besar.

"Misalnya, harga gandum itu cenderung sudah turun, harga tertingginya sudah kita lewati. Paling pengaruhnya ke bahan baku pakan ternak, itu kan tidak banyak, gandum, jagung, paling terhadap tepung ikan dan vitamin, gak akan banyak juga," terang Mendag.

4 dari 4 halaman

Bansos Jadi Bantalan

Pada kesempatan itu, Mendag Zulkifli juga menilai kalau pemberian bantuan sosial (bansos) turut ikut andil. Meski, prioritasnya adalah menangani dampak dari kenaikan harga BBM.

Di sisi yang bersamaan, sejumlah nominal yang didapatkan beberapa kalangan masyarakat, menurutnya, bisa jadi solusi mengantisipasi kenaikan harga-harga di dalam negeri. Termasuk imbas dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Tapi kalau udah rupiah bisa langsung ke harga. Nah itu sudah diatasi dengan BLT itu, saya siapkan bantuan langsung itu gak ada gejolak ketika BBM naik, yang marah itu aktivis, nah tapi yang dibawah enggak," kata dia.

Misalnya, adanya bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp 600.000 itu dinilai mampu memberikan kenaikan upah snilai 7,7 persen. Sementara, BLT BBM mampu menambah pendapatan masyarakat 4,9 persen.

Mendag Zulkifli mengklaim dengan adanya bantuan ini, masyarakat bisa terbantu meski ada kenaikan harga pasca penyesuaian harga BBM subsidi. Termasuk juga bantuan subsidi angkutan logistik yang dialokasikan dari dana milik daerah.