Liputan6.com, Tepi Barat - Perdana Menteri Palestina Mohammed Ishtaye mengatakan pada bahwa niat Inggris untuk memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem "merupakan pelanggaran hukum internasional."
Memindahkan kedutaan Inggris ke Yerusalem "akan merusak hubungan bilateral dengan Palestina dan negara-negara Arab dan Islam."
Baca Juga
Ia juga menambahkan; "dan ingin menyingkirkan Inggris dari upaya internasional di masa depan untuk mencapai solusi yang mengakhiri konflik di Palestina," kata Ishtaye pada pertemuan mingguan kabinet.
Advertisement
"Pemerintah Palestina mengikuti dengan sangat prihatin pernyataan Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss dan janjinya untuk melakukan peninjauan situs kedutaan Inggris dengan tujuan memindahkannya dari Tel Aviv ke Yerusalem," katanya.
"Setiap perubahan status quo di Yerusalem akan merusak solusi dua negara," kata Ishtaye.
Palestina ingin mendirikan negara merdeka bersama Israel di wilayah Palestina yang diduduki Israel pada tahun 1967, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sementara Israel bersikeras memiliki Yerusalem sebagai ibu kota abadinya.
Konflik Terbaru, Militer Israel Tewaskan 2 Orang di Tepi Barat
Sementara itu, dalam konflik terbaru militer Israel menembak dan membunuh dua orang Palestina dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki pada Senin (3/10) pagi, kata para pejabat Palestina. Identitas keduanya tidak segera diketahui.
Militer Israel menuduh keduanya mencoba menabrakkan mobil mereka ke tentara, klaim yang tidak bisa diverifikasi pihak ketiga, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (4/10/2022).
Palestina dan organisasi HAM sering menuduh pasukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina, yang hidup di bawah pendudukan militer selama 55 tahun ini dan tidak menampakkan tanda-tanda akan berakhir.
Israel telah melakukan penggerebekan dan penangkapan malam di Tepi Barat sejak musim semi, ketika rentetan serangan orang Palestina terhadap orang Israel menewaskan 19 orang.
Menurut Israel, operasinya untuk membongkar infrastruktur militan dan mencegah serangan pada masa depan. Orang-orang Palestina melihat serangan malam ke kota-kota dan desa-desa mereka sebagai cara Israel memperdalam pendudukan atas tanah yang mereka inginkan untuk negara mereka kelak.
Penggerebekan Israel telah menewaskan sekitar 100 orang Palestina, menjadikan tahun ini yang paling mematikan sejak 2016.
Palestina Desak PBB Hentikan Aksi Militer Israel di Yerusalem Timur
Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. Permintaan itu disampaikan utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour melalui memo resmi.
Mansour mengatakan kepada stasiun radio "Voice of Palestine" bahwa memo yang dikirim kepada Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB "untuk mencegah pelanggaran Israel di kota tersebut," yakni tindakan dan langkah yang baru saja dilakukan Israel terhadap Palestina selama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur.
Mansour menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di wilayah Palestina "akan dipaparkan secara detail selama sidang terbuka Dewan Keamanan yang membahas situasi " di Palestina pada 25 April.
Ia mengatakan bahwa misi Palestina akan menuntut dewan untuk mengemban tanggung jawab mereka "sekaligus menghentikan praktek ilegal otoritas Israel di Yerusalem Timur."
Pada Selasa malam pemuda Palestina dan polisi Israel terlibat bentrok di Yerusalem untuk hari keempat berturut-turut. Selain itu, enam warga Palestina juga ditangkap di dekat Gerbang Damaskus, menurut saksi mata, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (8/4/2022).
Dalam perang Timur Tengah Juni 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur yang kemudian menguasai wilayah itu. Ketiga wilayah itu diklaim oleh Palestina.
Rakyat Palestina telah berupaya untuk mendirikan sebuah negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Advertisement
Serangan di Masjid Al-Aqsa
Pasukan Israel menahan sedikitnya 20 warga Palestina dan menyerang jemaah yang berkumpul untuk merayakan hari raya umat Islam Isra Miraj pada Senin 28 Februari 2022 di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Demikian aktivis dan media lokal melaporkan.
14 warga Palestina dilaporkan terluka, termasuk seorang anak, empat orang lainnya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, menurut Bulan Sabit Merah Palestina yang mengumumkan pada Senin malam, saat mereka merayakan festival Muslim Isra Miraj.
Mengutip laporan Al Arabiya, Rabu (2/3/2022), video yang dibagikan oleh warga Palestina di media sosial menunjukkan pasukan Israel melemparkan gas air mata dan granat kejut ke kerumunan jemaah -- banyak anak dan bayi di antaranya. Serangan itu memicu kepanikan.
Satu video menunjukkan seorang perwira Israel mendorong seorang wanita muda ke tanah dan meninjunya, sebelum menyeretnya pergi dengan bantuan polisi lainnya.
Jemaah sejatinya berkumpul di dekat Masjid Al-Aqsa - situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat dari mana Nabi Muhammad dikatakan telah naik ke surga - pada hari Senin untuk merayakan hari libur Israa Miraj.
Kerap Jadi Sasaran Israel
Sejak Yerusalem diduduki sepenuhnya oleh Israel pada tahun 1967, kompleks yang berisi Masjid Al-Aqsa telah berulang kali menjadi sasaran pemukim, polisi, dan tentara Israel.
Pelecehan terhadap jemaah Palestina telah meningkat selama beberapa bulan terakhir.
Pemukim Israel secara rutin masuk ke kompleks selama salat Jumat untuk menyerang masjid dan jemaah, dengan persetujuan diam-diam dari pasukan Israel yang ditempatkan di dekat masjid.
Pada tahun 2021, kompleks itu diserang oleh lebih dari 34.500 orang Israel menurut kementerian Wakaf Palestina, otoritas yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci Palestina.
Masjid Al-Aqsa telah menjadi medan pertempuran simbolis yang mengkristalkan ketegangan antara pemukim Israel, yang ingin mengklaim seluruh Yerusalem, dan warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel. PBB menganggap Yerusalem Timur sebagai tanah Palestina yang diduduki.
Advertisement