Sukses

Perdana Dialog Tingkat Tinggi UE dan Israel Sejak 2012, Ini yang Dibahas

Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, perwakilan dari Uni Eropa dan Israel menggelar pembicaraan tingkat tinggi. Pertemuan itu dilakukan pada Senin 3 Oktober 2022.

, Brussels - Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, perwakilan dari Uni Eropa dan Israel menggelar pembicaraan tingkat tinggi. Pertemuan itu dilakukan pada Senin 3 Oktober 2022.

Dalam pertemuan di Brussels itu, Uni Eropa menyatakan, akan menekan Israel dalam upaya melanjutkan perdamaian yang terhenti di wilayah Palestina.

Dialog ini menjadi yang pertama setelah blok itu mengadakan pertemuan "Dewan Asosiasi" dengan Israel pada 2012.

Apa yang akan dibahas oleh Uni Eropa (UE)?

"Kami akan membahas secara terus terang dan terbuka tentang beberapa isu spesifik yang menjadi perhatian bersama kami," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada awal pertemuan seperti dikutip dari DW Indonesia, Rabu (5/10/2022).

"Saya berbicara tentang situasi di wilayah Palestina dan proses perdamaian Timur Tengah, yang terhenti," tambahnya.

Borrell menyatakan dukungannya untuk pidato Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Majelis Umum PBB, di mana pemimpin Israel itu menyerukan "perjanjian dengan Palestina berdasarkan dua negara untuk dua bangsa."

"Ini juga yang ingin kami dorong," kata Borrell. "Kami ingin dimulainya kembali proses politik yang dapat mengarah pada solusi dua negara dan perdamaian regional yang komprehensif. Kami harus mengeksplorasi bagaimana kami dapat menerapkannya."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pidato yang disampaikan di depan Majelis Umum PBB setelah pidato Lapid mengatakan, "kepercayaan kami dalam mencapai perdamaian berdasarkan keadilan dan hukum internasional berkurang, karena kebijakan pendudukan Israel."

Situasi yang "Mengkhawatirkan"

Borrell mengatakan, laporan PBB tentang situasi di wilayah Palestina "mengkhawatirkan." Menurut laporan itu, jumlah warga Palestina yang terbunuh tahun ini mencapai level tertinggi sejak 2007.

Israel dan Uni Eropa juga berbeda pendapat dalam upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Bulan lalu, Lapid pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, kembali ke perjanjian nuklir akan menjadi "kesalahan" .

"Ini adalah salah satu masalah yang tentu saja kami tidak setuju," kata Borrell. "Untuk saat ini, negosiasi (kesepakatan nuklir) itu masih terhenti."

2 dari 4 halaman

Uni Eropa Tekan Israel Wujudkan Solusi Dua Negara dengan Palestina

Pada pertemuan pertama dalam sepuluh tahun terakhir Senin (3/10) di Brussel, Uni Eropa berjanji untuk menekan Israel terkait perlakuannya terhadap bangsa Palestina, perluasan permukimannya di wilayah pendudukan, serta terhentinya proses perundingan damai dengan Palestina.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, “Perdana Menteri [Lapid], kami sangat tergugah oleh dukungan yang jelas terhadap solusi dua negara yang Anda sampaikan dalam pidato Anda di Majelis Umum PBB. Akan tetapi, kami juga prihatin akan ketegangan dan kekerasan yang terus berlanjut di lapangan dengan langkah-langkah sepihak yang terus diambil [Israel], seperti perluasan permukiman dan masalah keamanan.”

Borrell merujuk pada pernyataan Perdana Menteri Israel Yair Lapid 22 September lalu pada sidang Majelis Umum PBB di New York yang menyerukan agar solusi dua negara menjadi jalan keluar konflik Israel-Palestina selama puluhan tahun.

“Kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat bagi keamanan Israel, ekonomi Israel dan masa depan anak-anak kita,” kata Lapid, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (5/10/2022).

Penyebutan solusi dua negara, untuk pertama kalinya oleh seorang pemimpin Israel di Majelis Umum PBB setelah bertahun-tahun, menegaskan dukungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Israel Agustus lalu terhadap proposal yang sudah lama tidak dibahas itu.

Perdana Menteri Israel Yaid Lapid sendiri mengikuti pertemuan Dewan Asosiasi Uni Eropa-Israel itu secara virtual. Delegasi Israel di Brussels dipimpin oleh Menteri Intelijen Elazar Stern.

 

3 dari 4 halaman

Pertemuan Ditangguhkan

Pertemuan dewan itu telah ditangguhkan selama satu dekade karena Israel mengabaikannya setelah Uni Eropa menentang perluasan daerah permukiman Israel di Tepi Barat.

Uni Eropa sendiri mencoba memulai kembali pembicaraan dengan Israel setelah pemimpin sayap kanan Israel, Benjamin Netanyahu, digulingkan dari jabatannya tahun lalu setelah berkuasa selama 12 tahun.

Borrell mengatakan, dukungan Lapid terhadap solusi dua negara yang disampaikannya saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, “sangat penting.”

“Kami ingin proses politik yang dapat mengarah kepada solusi dua negara dan perdamaian kawasan yang komprehensif dilanjutkan,” ujar Borrell.

Akan tetapi, menurutnya, laporan PBB tentang situasi di wilayah pendudukan “mengkhawatirkan,” karena jumlah warga Palestina yang dilaporkan tewas tahun ini mencapai rekor tertinggi sejak 2007.

 

4 dari 4 halaman

Bentrokan Palestina Israel

Pada hari yang sama dengan digelarnya pertemuan, bentrokan pecah antara pasukan Israel dan pengunjuk rasa Palestina yang marah atas pembunuhan dua warga Palestina yang ditembak mati dalam sebuah penggerebekan oleh pasukan keamanan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat Senin dini hari.

Para pengunjuk rasa melempari pasukan Israel dengan batu, sementara pasukan Israel membalasnya dengan menembakkan peluru karet.

Pasukan Israel menuduh beberapa pria Palestina mencoba menabrakkan mobil mereka ke arah tentara – klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.

Militer Israel telah menduduki Tepi Barat selama 55 tahun terakhir. Perundingan damai terakhir kali dilakukan tahun 2009. Para pengkritik menilai, perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan wilayah lainnya semakin meredupkan harapan terciptanya solusi dua negara.