Sukses

Menlu Retno Marsudi Dampingi Presiden Jokowi Hadir di P20

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi turut mendampingi Presiden Jokowi untuk membuka acara P20.

Liputan6.com, Jakarta - Menlu RI Retno Marsudi turut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang diselenggarakan di Gedung DPR pada Kamis (6/10/2022). 

Event P20 merupakan pertemuan yang delegasinya terdiri dari para ketua parlemen dari seluruh negara G20 yang termasuk dari negara-negara ekonomi terbesar di dunia.

Menlu Retno mendampingi Presiden Jokowi dalam sebuah acara yang tak hanya dihadiri oleh ketua parlemen namun juga Duta Besar dari negara anggota. 

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco dan para Pimpinan Parlemen Negara G20, termasuk Pembicara Anggota Parlemen Inggris Sir Lindsay Harvey Hoyle.

Adapun tema yang dibahas pada Inter-parliamentary Forum P20 adalah tentang peran parlemen dalam memperkuat multilateralisme di abad 21.

"Sebagai tuan rumah pelaksanaan P20 tahun ini, DPR RI berkomitmen penuh untuk mensukseskan kontribusi parlemen dalam menyelesaikan berbagai krisis global, termasuk upaya pemulihan pandemi Covid-19 yang inklusif dan berkelanjutan," kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyampaikan sambutan, Rabu 5 Oktober 2022.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak parlemen-parlemen dunia, khususnya negara-negara G20, untuk bersama-sama mengatasi gejolak ekonomi global.

Dia menilai, dibutuhkan upaya multilateralisme dalam mengantisipasi resesi ekonomi yang tengah mengancam dunia.

Hal tersebut disampaikan Puan dalam Pertemuan Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2022.

2 dari 4 halaman

Kekuatan Parlemen

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengatakan kekuatan Parlemen dalam mewakili suara rakyat memberikan legitimasi atas upaya pemerintah masing-masing negara dalam menjalankan komitmen kebijakan luar negeri dan kerjasama antar negara. 

"Legitimasi parlemen tersebut akan diarahkan untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat global yang lebih baik, dengan hidup sejahtera, tentram dan memiliki bumi yang berkelanjutan.” ungkap Puan pada agenda Parliamentary Forum in the Context of the G20 di P20 pada Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu ini (5/10/2022).

3 dari 4 halaman

Tekankan Multilateralisme

Mengingat pentingnya peran parlemen, maka multilateralisme sangat dibutuhkan untuk membangun kerja bersama antar negara yang efektif.

Puan menilai, multilateralisme dapat menjawab berbagai permasalahan seperti mendamaikan perang dagang, mendamaikan konflik geopolitik, mengatasi krisis pangan dan energi, melawan eksploitasi, hingga membangun kemajuan bersama.

“Indonesia mengajak parlemen P20, melalui multilateralisme, untuk mencari solusi dan konsensus dalam mengantisipasi resesi ekonomi, mengatasi scary effect gejolak ekonomi global. Selain itu juga untuk mempercepat transformasi ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan rakyat yang lebih luas, serta memperkuat orkestrasi G20 dalam menggerakan agenda pembangunan berkelanjutan,” imbuh Puan.

4 dari 4 halaman

Wujudkan Komitmen

Puan Maharani pun berharap komitmen tersebut tidak hanya dalam wujud kata-kata, tetapi kerja nyata.

"Dengan komitmen seperti ini, diharapkan setiap negara akan bersinergi dalam membangun kekuatan bersama dan bukan menghasilkan rivalitas ataupun dominasi. Kerja bersama antar negara juga dibangun atas fondasi saling percaya (trust building)," jelasnya.

Di sisi lain, Puan mengingatkan bahwa diplomasi parlemen memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan memperkuat kepercayaan dan rasa pengertian dalam hubungan antar negara. 

Dalam kesempatan tersebut, Puan pun mengajak parlemen anggota G20 untuk dapat bersama meningkatkan kemampuan setiap negara dalam merespon dan menghadapi permasalahan global.

"Oleh karena itu, parlemen pada kesempatan P20 ini, harus dapat merumuskan suatu agenda, yang dapat meningkatkan kemampuan setiap negara untuk merespon dan menghadapi berbagai permasalahan global," sebutnya.