Liputan6.com, Doha - Populasi Qatar naik sebesar 13,2 persen dalam satu tahun terakhir, menurut data resmi, di saat negara kecil di wilayah Teluk Arab itu merekrut ribuan pekerja asing menjelang perhelatan Piala Dunia yang akan berlangsung bulan depan untuk mengantisipasi kedatangan pengunjung dalam jumlah besar.
Populasi negara kaya itu mencapai 2,94 juta setelah sekitar 370.000 orang pindah ke Qatar dalam satu tahun terakhir belakangan, berdasarkan data yang dikumpulkan pada September dan dirilis oleh otorita statistik Qatar pekan lalu.
Baca Juga
Kebanyakan penduduk di negara itu adalah para pekerja migran berpendapatan rendah dan pekerja asing lain, sementara jumlah warga negara Qatar sendiri hanya sekitar 380.000, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Advertisement
Penyelenggara Piala Dunia menghadapi kekurangan personel di tengah Qatar yang bersiap menerima sekitar 1,2 juta pengunjung dalam perhelatan sepak bola terbesar di dunia itu, yang diduga akan memberikan tekanan pada sektor infrastruktur, perholetan dan pariwisata serta keamanan.
Operator hotel Accor merekrut 12.000 pegawai asing sementara untuk mengoperasikan 65.000 kamar di apartemen-apartemen dan rumah-rumah untuk menampung pengunjung Piala Dunia Qatar.
Qatar memiliki perjanjian dengan Turki untuk menyediakan lebih dari 3.000 polisi anti huru-hara dan Pakistan juga setuju untuk mengerahkan pasukan ke Qatar selama turnamen berlangsung.
Qatar telah membangun jalan tol, tujuh stadion sepak bola, hotel dan gedung pencakar langit. Menurut dokumen anggaran, biaya yang dihabiskan setidaknya mencapai $229 miliar. Sekitar separuh dari populasi Qatar bekerja dalam industri konstruksi.
Dalam beberapa tahun setelah turnamen, populasi Qatar diperkirakan akan berkurang sekitar 1.2 persen setiap tahun dan merosot ke 2.5 juta pada 2027, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF).
Turki Akan Kirim Bantuan Pasukan Keamanan Selama Piala Dunia Qatar
Parlemen Turki pada Rabu (6/10) menyetujui mosi untuk mengirim pasukan ke Qatar guna memberikan bantuan keamanan selama Piala Dunia FIFA 2022.
"Atas permintaan dari Qatar, sebuah mosi diajukan ke parlemen pada Sabtu (1/10) untuk mengerahkan tentara di negara itu selama enam bulan untuk memberikan keamanan selama turnamen sepak bola pada November 2022," kata parlemen dalam sebuah pernyataan.
Operasi tersebut bertujuan untuk "mengambil tindakan yang diperlukan terhadap berbagai ancaman, terutama terorisme, yang dapat mempengaruhi keamanan acara tersebut," tambahnya, dikutip dari laman Xinhua, Kamis (6/10/2022).
Selain Turki, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, dan Pakistan juga akan memberikan bantuan keamanan selama Piala Dunia di Qatar, menurut laporan media Turki.
Laporan tersebut mengatakan, Piala Dunia Qatar menghadapi kekurangan personel keamanan saat bersiap untuk turnamen sepak bola FIFA selama sebulan.
Advertisement
Paris Boikot Siaran Pertandingan Piala Dunia 2022
Sementara itu, Paris tidak akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 dengan layar raksasa di zona publik. Upaya itu dilakukan di tengah keprihatinan seputar pelanggaran hak-hak pekerja migran di Qatar, dan dampak lingkungan dari penyelanggaraan turnamen tersebut di negara tersebut.
Langkah tersebut mengikuti keputusan sejumlah kota di Prancis lainnya, meskipun Prancis datang ke dalam kompetisi tersebut sebagai juara bertahan.
"Kami memiliki kekhawatiran dengan kondisi lingkungan dan sosial di balik (penyelenggaraan) turnamen ini dan (Piala Dunia 2022 Qatar) bukanlah contoh yang baik dari peristiwa besar yang hendak kami promosikan di Paris,” kata Pierre Rabadan, deputi wali kota Paris untuk urusan olah raga, pada Selasa 4 Oktober 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Alasan Paris Tak Siarkan Piala Dunia Qatar
Langkah tersebut diambil meskipun klub sepak bola di kota itu, Paris Saint-Germain, dimiliki oleh Qatar Sports Investments.
Meskipun Paris tidak langsung mengkritik Qatar, semakin banyak kota di Prancis menolak untuk memasang layar televisi besar guna menyiarkan pertandingan Piala Dunia karena memrotes catatan hak asasi manusia Qatar.
"Membatalkan acara nonton bareng Piala Dunia Qatar, kota ini hendak mengirimkan pesan kepada badan sepak bola dunia FIFA tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan piala dunia di Qatar," ujar Wakil Wali Kota Lille, Arnaud Deslandes.
Qatar, negara yang kaya akan minyak, telah mendapat kritik keras dalam satu dekade terakhir soal perlakuan mereka terhadap para pekerja migran, yang kebanyakan berasal dari Asia Selatan, yang dipekerjakan untuk membangun sejumlah stadion bernilai miliaran dolar, jalur metro, jalan raya dan juga hotel untuk persiapan menuju Piala Dunia 2022.
Advertisement