Sukses

Hacker Rusia Killnet Serang Situs Bandara AS

Serangan hacker Rusia tersebut berupa Denial-of-Service (DoS).

Liputan6.com, Los Angeles - Kelompok hacker Rusia dituding melancarkan serangan terkoordinasi terhadap sejumlah situs bandara Amerika Serikat. Serangan itu berupa distributed denial-of-service (DDoS).

Dilaporkan AP News, Selasa (11/10/2022), serangan itu terjadi pada Senin 10 Oktober waktu setempat. Salah satu yang kena dampak adalah Bandara Internasional Hartsfield-Jackson.

"Kami menyadari pagi ini bahwa situs eksternal tak bisa diakses dan orang IT dan keamanan kita sedang dalam proses menginvestigasi," ujar Andrew Gobeil, jubir bandara Hartsfield-Jackson.

"Tidak ada dampak pada operasional," jelasnya.

Situs untuk publik milik Bandara Internasional Los Angeles juga terganggu. Jubir bandara Victoria Spilabotte berkata tidak ada sistem yang terdampak serangan hacker.

"Tidak ada sistem internal bandara yang terkompromi dan tidak ada disrupsi operasional," jelasnya.

Lebih lanjut, Victoria Spilabotte berkata pihak bandara telah menghubungi FBI dan Transportation Security Administration di AS. Tim IT bandara juga telah bekerja untuk memperbaiki yang terdampak dan menginvestigasi penyebabnya.

Situs Bandara Internasional O'Hare dan Bandara Internasional Midway di Chicago juga diserang. Namun, operasional bandara tidak terdampak.

Pekan lalu, Killnet juga mengklaim telah mengerahkan serangan denial-of-service ke sejumlah negara bagian di AS. Pakar keamanan siber John Hultquist dari Mandiant berkata serangan-serangan DoS biasanya berjangka pendek dan superfisial.

Serangan ini ke situs bandara ini terjadi setelah Ukraina menghancurkan jembatan Krimea yang merupakan sarana penting bagi Rusia. Pada Senin kemarin, Rusia juga baru saja melancarkan serangan pagi ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kyiv.

2 dari 4 halaman

Rudal Rusia Hujani Ukraina, Zelensky Minta Rakyat Berlindung di Bomb Shelter

Sebelumnya dilaporkan, kota-kota di Ukraina sedang dihujani serangan oleh Rusia. Ibu kota Kiev termasuk yang menjadi sasaran dan sejumlah warga tewas. Serangan ini terjadi setelah Ukraina berhasil menghancurkan jembatan Krimea.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata Rusia berusaha menumpas negaranya. Ia lantas meminta agar masyarakat tetap tabah dan berada di bomb shelter. Lokasi bomb shelter tersebar di berbagai titik di Ukraina. 

"Hari ke-229 dari perang skala penuh. Pada hari ke-229, mereka mencoba menghancurkan kita dan memberantas kita dari muka bumi. Secara keseluruhan. Menghancurkan orang-orang yang tidur di rumahnya di Zaporizhzhia. Membunuh orang-orang yang berangkat kerja di Dnipro dan Kiev," ujar Presiden Volodymyr Zelensky via Telegram, Senin (10/10).

"Sayangnya, ada yang meninggal dan terluka. Tolong jangan meninggalkan shelter. Jaga dirimu dan orang-orang tercintamu. Mari bertahan dan tetap kuat," ujar Presiden Zelensky. Ia pun memposting video serangan di Telegramnya.

Melalui Twitter, akun pemerintah Ukraina menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok pengecut karena membalas serangan Ukraina terhadap warga sipil.

"Dikalahkan oleh Angkatan Bersenjata di medan tempur, Putin yang pengecut merespons dengan teror melawan rakyat sipil yang damai dan kota-kota Ukrainia. Kita tidak akan menyerah," ujar akun Twitter @Ukraine. 

Pihak pemerintah pun meminta agar Ukraina dipersenjatai dengan sistem pertahanan udara dan misil, serta agar negara-negara mengakui Rusia sebagai negara teroris.

3 dari 4 halaman

Ukraina Dihantam Rudal Rusia, Pemimpin Eropa Sebut Putin Barbar

Para pemimpin Eropa bereaksi terhadap aksi barbar yang dilakukan oleh Vladimir Putin usai melakukan serangan rudal ke Ukraina.

Tak tanggung-tanggung, pihak Kiev menyebut saat ini saja sudah tercatat ada 83 serangan rudal ke sejumlah titik di Ukraina. 

Beberapa jam sejak militer Rusia mulai menyerang kota-kota di sekitar Ukraina, reaksi sejumlah pemimpin Eropa muncul.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan panggilan darurat dengan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelensky.

Macron menegaskan kembali dukungannya untuk Ukraina dan menyatakan "keprihatinan" atas laporan korban sipil, kata Istana Elysee dalam sebuah pernyataan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berbicara dengan Zelensky, meyakinkannya dukungan dari Berlin dan dari negara-negara G7 lainnya, kata juru bicara pemerintah Jerman, dikutip dari laman BBC, Senin (10/10).

Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau menyebut serangan rudal itu sebagai "tindakan barbarisme dan kejahatan perang", menambahkan: "Rusia tidak bisa memenangkan perang ini. Kami mendukung Anda Ukraina!"

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menyatakan bahwa serangan Rusia terhadap para pemimpin sipil "tidak dapat diterima".

Menteri luar negeri Moldova, yang berbatasan dengan Ukraina barat dan memiliki wilayah sendiri yang dicaplok oleh Rusia (Transnistria), mengatakan beberapa rudal jelajah Rusia menargetkan Ukraina telah melintasi wilayah udaranya.

Moldova memanggil utusan Rusia ke negara itu untuk menuntut penjelasan atas pelanggaran tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Hujan Misil

Keberingasan Vladimir Putin menjadi-jadi. Serangan Rusia di beberapa kota besar Ukraina menunjukkan bahwa Moskow masih memiliki kemampuan untuk menggunakan senjata presisinya dalam skala besar.

Juru bicara angkatan udara Ukraina Yuriy Ihnat mengatakan, Rusia meluncurkan 83 rudal hari ini.

Dikutip dari laman BBC, Senin (10/10) kemudian lebih dari 43 telah ditembak jatuh oleh pasukan udaranya. Rudal, senjata Kalibr, Iskander dan Kh-101 diluncurkan dari Laut Kaspia dan Hitam.

Tak hanya ibu kota Kiev, sejumlah serangan juga menghantam Lviv dan Odesa menggunakan senjata Tu-95 dari sejauh Laut Kaspia, lebih dari 900km (560 mil) jauhnya.

Sementara itu, sebelum serangan hari ini, tembakan rudal juga dilakukan Rusia akhir pekan ini di Zaporizhzhya, menurut militer Ukraina.