Sukses

Bumi Terlindung Dampak Bahaya Asteroid, Misi DART NASA Sukses Ubah Orbit Dimorphos

Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA telah berhasil mengubah orbit asteroid Dimorphos. Ini pertama kalinya manusia dengan sengaja mengubah gerakan benda langit dengan demonstrasi skala penuh pertama dari teknologi defleksi asteroid.

Liputan6.com, Jakarta - Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA telah berhasil mengubah orbit asteroid Dimorphos.

Hal ini terjadi ketika pesawat milik NASA itu dengan sengaja menabrak batu ruang angkasa, kata badan tersebut pada Selasa 11 Oktober 2022.

Ini menandai pertama kalinya manusia dengan sengaja mengubah gerakan benda langit dengan demonstrasi skala penuh pertama dari teknologi defleksi asteroid, kata NASA, dikutip dari Xinhua, Rabu (12/10/2022).

Sebelum terdampak efek dari DART, Dimorphos butuh 11 jam dan 55 menit untuk mengorbit asteroid induknya yang lebih besar, Didymos.

Sejak tabrakan disengaja DART dengan Dimorphos pada 26 September, para astronom telah menggunakan teleskop di Bumi untuk mengukur seberapa banyak waktu yang dibutuhkan.

Sekarang, tim investigasi telah mengkonfirmasi dampak pesawat ruang angkasa itu sudah mengubah orbit Dimorphos di sekitar Didymos selama 32 menit, memperpendek orbit 11 jam dan 55 menit menjadi 11 jam dan 23 menit, kata NASA.

Misi DART bertujuan untuk menggeser orbit asteroid melalui dampak kinetik, untuk menguji dan memvalidasi metode untuk melindungi Bumi jika terjadi ancaman dampak asteroid, menurut NASA.

Pesawat ruang angkasa DART diluncurkan pada 24 November 2021, dan menghabiskan 10 bulan perjalanan ke target asteroidnya.

Diluncurkan 2021

Sebelumnya, misi ini pesawat ruang angkasa ini diluncurkan dalam misi untuk menguji teknologi yang suatu hari nanti dapat mengarahkan asteroid berbahaya keluar jalur.

Misi Dart NASA ingin melihat betapa sulitnya menghentikan batu luar angkasa yang besar agar tidak bertabrakan dengan Bumi. Pesawat ruang angkasa ini sudah direncanakan menabrak objek yang disebut Dimorphos untuk melihat seberapa besar kecepatan dan jalurnya dapat diubah.

Jika bongkahan puing kosmik berukuran beberapa ratus meter bertabrakan dengan planet kita, itu bisa menyebabkan kehancuran di seluruh benua. Demikian seperti dikutip dari laman BBC.

2 dari 3 halaman

Dibawa Oleh Roket Falcon 9

Roket Falcon 9 yang membawa pesawat ruang angkasa Dart meluncur pada pukul 06:20 waktu California pada Rabu dari Vandenberg Space Force Base di California.

Ini adalah upaya pertama untuk membelokkan asteroid dengan tujuan mempelajari cara melindungi Bumi, meskipun asteroid khusus ini tidak menimbulkan ancaman.

"Dart hanya akan mengubah periode orbit Dimorphos dalam jumlah kecil. Dan hanya itu yang diperlukan jika asteroid ditemukan jauh sebelumnya," kata Kelly Fast, dari kantor koordinasi pertahanan planet NASA. 

 

3 dari 3 halaman

Misi DART

Asteroid adalah sisa-sisa penyusun Tata Surya. Dalam peristiwa yang sangat jarang terjadi di mana jalur batu ruang angkasa mengelilingi Matahari melintasi Bumi sehingga kedua objek berpotongan pada saat yang sama, tabrakan dapat terjadi.

Misi Dart senilai US$ 325 juta (£ 240 juta) akan menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit dekat satu sama lain - yang dikenal sebagai biner. 

Yang lebih besar dari dua objek, yang disebut Didymos, berukuran sekitar 780m, sedangkan pendampingnya yang lebih kecil - Dimorphos - lebarnya sekitar 160m.

Objek seukuran Dimorphos bisa meledak dengan energi berkali-kali lipat dari bom nuklir biasa, menghancurkan daerah berpenduduk dan menyebabkan puluhan ribu korban. Asteroid dengan diameter 300m dan lebih besar dapat menyebabkan kehancuran di seluruh benua, sedangkan yang lebih besar dari 1km akan menghasilkan efek di seluruh dunia.