Liputan6.com, Jakarta - Invasi atau perang antara Rusia dan Ukraina yang masih belum usai bisa saja disebabkan oleh banyak faktor.
Namun, Rusia beranggapan bahwa ini semua disebabkan oleh negara Barat, yang dianggap justru menginginkan agar konflik ini berkepanjangan dan tak kunjung usai.Â
Baca Juga
Hal ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva dalam pers briefing. Dalam kesempatan tersebut, ia menyebutkan bahwa kemungkinan negara Barat yang menginginkan perang ini berlangsung lama.Â
Advertisement
"Jika mereka benar-benar menginginkan konflik ini berakhir, mereka harusnya tidak memikirkan senjata apa yang harus dikirim untuk Ukraina, namun mereka akan berdisuksi untuk mengajak Ukraina duduk berdiskusi dan berdialog dengan Rusia," ujarnya.
"Jika mereka mengatakannya, pasti Zelensky akan melakukannya karena ia adalah boneka dari Washington dan Brussel," sambungnya lagi.Â
Hal itu pun meyakinkan Rusia bahwa Barat bermaksud untuk memperpanjang konflik ini, bahkan siap untuk melawan Rusia.Â
"Itu adalah posisi yang sangat kejam, karena mereka tidak punya rasa kasihan terhadap warga Ukraina. Mereka akan mengirim ribuan orang menuju kematian," katanya lagi.Â
Lyudmila menegaskan bahwa kondisi tersebut tentu tidak akan membantu untuk menyelesaikan konflik.Â
Dubes Rusia yang sudah lama bertugas di Jakarta itu pun kembali menekankan bahwa target operasi Rusia bukanlah warga sipil.Â
"Bahkan dalam serangan terakhir oleh pasukan kami, hanya ada sedikit sekali jumlah korban tewas. Itu terjadi karena sasaran kami sangat tepat dan sesuai target, tapi justru dipandang lemah oleh Barat," ujar Lyudmila lagi.
Kedekatan Rusia-Ukraina
Dubes Lyudmila sendiri terus menekankan bahwa Rusia tidak memiliki kebencian apapun terhadap Ukraina, bahkan malah kasihan dengan mereka.Â
"Karena warga Ukraina sama saja dengan warga Rusia. Pada dasarnya kami bicara bahasa yang sama, punya budaya yang sama, agama yang sama. Banyak dari warga Ukraina lahir di Rusia, dan sebaliknya warga Rusia lahir di Ukraina," jelas Lyudmila lebih jauh.
Ia juga mengatakan bahwa banyak dari warga Ukraina yang dicuci otaknya untuk meyakini bahwa Rusia adalah musuh mereka.Â
"Tapi tetap kita tidak bisa menyalahkan mereka karena itu adalah kebijaksanaan dari Barat, dan sudah berlangsung selama 30 tahun," katanya lagi.Â
Advertisement
Rusia Tak Yakin KTT G20 Bisa Hasilkan Kesepakatan Damai dengan Ukraina
Kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina masih belum dapat dipecahkan, bahkan di waktu-waktu ini menjelang KTT G20 yang akan digelar di Bali, Indonesia pada November mendatang.
Walaupun seluruh delegasi negara G20 mengharapkan bahwa KTT tersebut dapat membawa solusi damai bagi masalah ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan pihaknya tak yakin KTT G20 bisa menghasilkan solusi damai bagi kedua negara.Â
"Saya tidak yakin bahwa KTT G20 ini bisa menghasilkan sesuatu untuk masalah ini, tapi kami yakin Indonesia telah mencoba usaha terbaiknya," ujarnya dalam press briefing yang diikuti Liputan6.com, Rabu (12/10/2022).Â
Kehadiran Vladimir Putin Belum Pasti
Lebih lanjut terkait KTT G20, ia mengatakan bahwa mendukung presidensi Indonesia dan meyakini bahwa Indonesia telah melakukan upaya terbaiknya dalam penyelenggaraan ini.Â
"Indonesia telah memiliki pengalaman dalam mengadakan acara semacam ini, Jadi, kami tidak meragukan kerja rekan kami dari Indonesia untuk melakukannya," ungkapnya kemudian.Â
Namun, kehadiran Presiden Putin di KTT G20 pada November mendatang masih belum dapat dipastikan.Â
Advertisement