Sukses

Bersihkan Sampah Plastik Indonesia, Gary Bencheghib dari Prancis Raih Magsaysay Award

Aksi seorang pemuda asal Prancis, Gary Bencheghib, yang membersihkan sampah plastik dari sungai di Indonesia mencuri perhatian khalayak luas. Buktinya ia mendapat penghargaan dari negara asing.

, Bali - Aksi seorang pemuda asal Prancis, Gary Bencheghib, yang membersihkan sampah plastik dari sungai di Indonesia mencuri perhatian khalayak luas. Buktinya ia mendapat penghargaan dari negara asing.

Menurut laporan ABC Indonesia, yang dikutip Jumat (14/10/2022), Gary Bencheghib menerima penghargaan bergengsi Magsaysay Award dari Filipina.

Pemuda berusia 27 tahun tersebut mendirikan organisasi bernama Sungai Watch sejak tahun 2020 dengan kegiatan membersihkan sampah plastik dari berbagai sungai di Indonesia.

"Saya hampir tidak percaya dengan penghargaan tersebut," kata Gary kepada ABC Indonesia.

"Saya hanyalah pemuda sederhana dari Bali."

"Kami belum belum pernah memenangkan penghargaan apa pun sebelumnya dan pusat perhatian kami adalah menyelesaikan masalah sampah plastik di Bali dan di Indonesia."

Dalam pengumumannya panitia mengatakan bahwa Gary Bencheghib dianugerahi penghargaan dalam kategori Emergent Leadership karena "perjuangannya melawan polisi sampah plastik di laut dan sungai, masalah yang terjadi dalam skala lokal maupun global."

"Energinya sebagai anak muda dikombinasikan dengan faktor alam, petualangan, video dan teknologi yang digunakan sebagai senjata dalam advokasi sosial dan kreativitas  dan semangatnya menjadi  contoh yang bagus bagi anak-anak muda dan juga dunia," kata Panitia Magsaysay.

Upacara pemberian penghargaan akan dilakukan di Manila pada akhir November.

Sudah Tinggal di Bali 20 Tahun 

Berasal dari Prancis, Gary mengatakan bahwa Bali merupakan tempat dia dibesarkan sejak umur 7 tahun.

Sejak tahun 2020, Gary bersama dengan saudaranya, Kelly dan Sam, mendirikan Sungai Watch yang sekarang memiliki 55 orang anggota yang disebut pejuang sungai (river warriors). Mereka bekerja setiap hari untuk mencegah mengalirnya polusi sampah plastik ke laut.

"Saya sudah menyaksikan sendiri selama bertahun-tahun situasi semakin memburuk, dengan sampah plastik berserakan di pantai-pantai di Bali ketika musim hujan," katanya kepada ABC.

"Penghargaan ini akan mendorong kami untuk semakin semangat untuk berjuang bagi Bali dan Indonesia yang bersih," katanya.

Menurutnya, mereka sekarang akan meningkatkan kegiatan dengan berusaha membersihkan 1.000 sungai paling kotor di Indonesia dan juga melakukan proyek yang sama di berbagai bagian dunia lain.

Dalam kegiatan pembersihan sampah plastik di sungai, Gary mengatakan salah satu hal yang mereka lakukan adalah memasang penangkal yang bisa menjaring sampah-sampah plastik.

Misi mereka yang lain adalah memasang 1.000 penangkal sampah tersebut di tahun 2023.

Sekarang ini tiap harinya para relawan Sungai Watch mengumpulkan sekitar 2 ton sampah plastik dari berbagai sungai.

 

2 dari 4 halaman

3 Pemenang Lainnya

Emergent Leadership adalah istilah bagi seseorang yang bukan pemimpin secara faktual namun muncul sebagai pemimpin lewat interaksi dalam kelompoknya.

Selain Gary Bencheghib, di tahun 2022 ini Penghargaan Magsaysay juga diberikan kepada tiga orang lainnya.

Salah satunya Sotheara Chhim, psikiater dan advokat kesehatan mental dari Kamboja yang terlibat dalam proses penyembuhan trauma di negara tersebut bernama baskbat.

Juga Tadashi Hattori, dokter mata asal Jepang dan aktivis kemanusiaan yang melakukan operasi mata gratis di Vietnam, dan Bernadette J.Madrid, dokter dari Filipina yang memperjuangkan hak anak di negaranya dengan menciptakan ruang aman bagi anak-anak korban pelecehan.

Penghargaan Magsaysay adalah penghargaan tahunan yang diberikan oleh Yayasan Ramon Magsaysay, mantan presiden Filipina bagi mereka yang bergerak di berbagai bidang yang dianggap membantu kemanusiaan.

Tahun 2021 Rumah Produksi Watcdoc dari Indonesia mendapatkan penghargaan yang sama, yang disebut-sebut sebagai seperti penghargaan Nobel untuk Asia.

3 dari 4 halaman

Bisa Menjadi Masukan Bagi Pemerintah

 

I Made Iwan Dewantama dari lembaga Conservation Internasional menilai, penghargaan tersebut semakin mengukuhkan sampah sebagai salah satu masalah yang semakin penting.

"Sampah yang dibersihkan dari sungai sudah mendapat perhatian dunia ... berarti sampah sudah merupakan isu yang besar sekali."

"Ini konfirmasi saja bahwa sampah merupakan isu global."

Selain itu menurut Iwan, salah satu poin utama yang diangkat Gary Bencheghib dalam kegiatannya adalah berapa banyak sampah tertangani atau tidak tertangani di tempat-tempat tertentu.

"Kalau kita bicara di Bali saja, pemerintah harusnya punya data berapa banyak sampah yang tidak terkelola," katanya.

"[Kontribusi] ini yang kemudian bisa di-cross check, [yakni] seberapa banyak Sungai Watch berkontribusi terhadap persoalan jumlah sampah yang tidak terkelola." katanya.

4 dari 4 halaman

Konsistensi dan keterlibatan lebih banyak orang

Sementara itu menurut I Gusti Rai Ari Temaja dari Komunitas Peduli Sumber Daya Air (KPS) Denpasar, yang perlu terus dilakukan selain membersihkan sampah adalah tindakan untuk menyadarkan masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan.

Rai Ari juga terlibat dalam tim yang diberi nama 'Gila Selingkuh', kepanjangan dari Giat Lestarikan Alam Selamatkan Lingkungan Hidup.

"Yang sedikit membedakan gerakan kami dengan Sungai Watch, kami mengeksekusi, juga mengedukasi masyarakat agar tidak nyampah dan mencemari sungai," katanya."Juga sebagai tim miitigasi, kami berusaha menimimalkan musibah, yang bergerak melakukan tanggap darurat terhadap bencana," tambahnya.

Ia mengapresiasi maraknya komunitas yang muncul dan bergerak di bidang lingkungan hidup.

"Yang diperlukan adalah konsistensi dan keterlibatan lebih banyak orang untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat."Posted 3h ago3 hours agoShareÂ