Liputan6.com, Jakarta - Nama Lesti Kejora dan Rizky Billar menjadi sorotan lantaran kasus KDRT yang terjadi dalam rumah tangga mereka.Â
Namun, baru-baru ini Lesti memutuskan untuk mencabut gugatan terhadap suaminya, Rizky Billar.Â
Baca Juga
Mendengar hal itu, banyak orang pun langsung mengeluarkan reaksi beragam terhadap Lesti, di mana kebanyakan merasa kecewa dengan keputusan penyanyi dangdut jebolan kompetisi tersebut.Â
Advertisement
Lantas, bagaimana cara membantu dan menanggapi kasus korban KDRT?
Dikutip dari laman Very Well Mind, Jumat (14/10/2022), berikut adalah sejumlah cara untuk membantu korban KDRT:
1. Luangkan WaktuÂ
Jika Anda memutuskan untuk membantu korban KDRT maupun pelecehan, lakukanlah pada saat yang tenang. Jika Anda berdiskusi ketika emosi sedang membara, itu dapat menempatkan Anda dalam bahaya.
Juga, pastikan untuk menyisihkan banyak waktu jika korban memutuskan untuk membuka diri. Jika orang tersebut memutuskan untuk mengungkapkan rasa takut dan frustrasi yang terpendam selama bertahun-tahun, Anda tidak boleh mengakhiri percakapan karena Anda sudah memiliki janji lain.Â
2. Cara Membuka Percakapan
Anda dapat mengangkat topik kekerasan dalam rumah tangga dengan mengatakan "Saya khawatir tentang Anda karena ....." atau "Saya khawatir tentang keselamatan Anda ..." atau "Saya telah melihat beberapa perubahan yang menyangkut Anda..."
Mungkin Anda pernah melihat orang yang mengenakan pakaian untuk menutupi memar atau memperhatikan bahwa orang tersebut tiba-tiba menjadi pendiam dan menarik diri. Keduanya bisa menjadi tanda pelecehan atau kekerasan.
Beri tahu orang tersebut bahwa Anda akan menjaga kerahasiaan informasi apa pun yang diungkapkan. Jangan mencoba memaksa orang tersebut untuk terbuka; biarkan percakapan berlangsung sesuai keinginannya.Â
3. Mendengar Tanpa Menghakimi
Jika orang tersebut memutuskan untuk berbicara, dengarkan ceritanya tanpa menghakimi, menawarkan nasihat, atau menyarankan solusi. Kemungkinannya adalah jika Anda mendengarkan secara aktif, orang tersebut akan memberi tahu Anda dengan tepat apa yang mereka butuhkan.Â
Berikan saja orang tersebut kesempatan penuh untuk berbicara.
Anda dapat mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi yang paling penting, biarkan orang tersebut melampiaskan perasaan dan ketakutannya. Anda mungkin menjadi orang pertama yang menjadi tempat curhat korban.
Advertisement
4. Mengenal Pertanda
Banyak orang mencoba menutupi bukti kekerasan karena berbagai alasan, dan mempelajari tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga dapat berguna bagi Anda selama proses untuk membantu mereka.
Tanda Fisik:
- Mata hitam
- Bibir pecah-pecah
- Tanda merah atau ungu di leher
- Pergelangan tangan terkilir
- Memar di lenganÂ
Tanda-tanda Emosional:
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Terlalu menyesal atau lemah lembut
- Perubahan pola tidur atau makan
- Cemas atau gelisah
- Penyalahgunaan zat
- Gejala depresi
- Kehilangan minat pada aktivitas dan hobi yang dulu dinikmati
- Berbicara tentang bunuh diriÂ
Tanda-tanda Perilaku:
- Menjadi menarik diri atau menjauh
- Membatalkan janji atau rapat pada menit terakhir
- Sering terlambat
- Privasi yang berlebihan mengenai kehidupan pribadi mereka
- Mengisolasi diri dari teman dan keluarga
5. Mempercayai Korban KDRT
Karena kekerasan dalam rumah tangga lebih tentang kontrol daripada kemarahan, seringkali korban adalah satu-satunya yang melihat sisi gelap pelaku. Sering kali, orang lain terkejut mengetahui bahwa seseorang yang mereka kenal bisa melakukan kekerasan.
Akibatnya, korban sering merasa tidak ada yang akan percaya jika mereka menceritakan kekerasan tersebut kepada orang-orang. Percayai cerita korban dan katakan demikian.Â
Bagi seorang korban, akhirnya memiliki seseorang yang tahu kebenaran tentang perjuangan mereka dapat membawa rasa harapan dan kelegaan.
 Tawarkan jaminan ini kepada korban:
- Aku percaya kamu
- Ini bukan salahmu
- Anda tidak pantas mendapatkan ini
Advertisement