Liputan6.com, Bohol - Gempa mematikan mengguncang Bohol dan Cebu di Filipina.
Awalnya dilaporkan 93 orang tewas setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 melanda Filipina tengah. Belakangan korban tewas disebutkan mencapai 222 orang. Dengan delapan warga hilang dan 976 lainnya hilang.
Baca Juga
Melansir BBC, gempa bumi diketahui terjadi pada hari libur nasional, 15 Oktober pukul 08.12 (00:12 GMT). Survei Geologi AS mengatakan lindu melanda Pulau Bohol, di mana para pejabat melaporkan sebagian besar korban.
Advertisement
Orang-orang juga dilaporkan terbunuh di Provinsi Cebu.
Gereja-gereja bersejarah termasuk di antara banyak bangunan yang rusak, dan insiden berdesakan dilaporkan terjadi di dua kota.
Dalam laporan awal, setidaknya 69 dari mereka yang dipastikan tewas berasal dari Bohol, menurut laporan yang mengutip pejabat manajemen bencana.
15 orang diketahui tewas di Cebu, dan satu lagi dilaporkan tewas di pulau tetangga Siquijor.
Puluhan lainnya juga dirawat karena cedera.
Operasi pencarian dan penyelamatan kemudian dilakukan. Penyelamat menemukan diri mereka terhambat oleh jalan yang rusak.
Sedikitnya lima orang tewas ketika sebagian pelabuhan perikanan ambruk di Cebu, dan dua orang lainnya juga dilaporkan tewas ketika atap pasar ambruk.
Sedangkan tiga orang juga tewas dalam insiden berdesakan di sebuah kompleks olahraga di Cebu, kata kepala bencana provinsi Neil Sanchez.
"Ada kepanikan saat gempa terjadi dan ada arus menuju pintu keluar," katanya kepada AFP.
Getaran gempa Filipina tengah tersebut memicu pemadaman listrik di beberapa bagian Bohol, Cebu dan daerah sekitarnya, kata laporan yang mengutip badan penanggulangan bencana negara itu.
Pejabat dari Bohol dan Cebu telah mengumumkan keadaan darurat di provinsi masing-masing, kata media setempat.
Gempa Terkuat dalam 23 Tahun Terakhir
Seorang pejabat dari badan pemerintah yang memantau aktivitas gempa mengatakan bahwa gempa 15 Oktober 2013 ini adalah getaran terkuat, yang dirasakan di daerah itu dalam 23 tahun terakhir.
Presiden Filipina kala itu, Benigno Aquino diperkirakan akan mengunjungi daerah yang terkena dampak pada hari Rabu, sehari setelah gempa mangguncang.
Gubernur Bohol, Edgardo Chatto, mengatakan sebuah gedung balai kota rusak di pulau itu.
Kerusakan parah pada jalan, jembatan, dan gereja bersejarah, beberapa di antaranya berasal dari masa kolonial Spanyol pada tahun 1500-an dan 1600-an, juga dilaporkan terjadi di Bohol dan Cebu.
Advertisement
Saksi Mata: Gempa Terkuat Selama Tinggal di Filipina
Pria Inggris David Venables, yang telah tinggal di Cebu selama tujuh tahun, mengatakan itu adalah gempa terkuat yang pernah dia alami.
"Ini pengalaman yang sangat aneh dan menakutkan ketika fondasi rumah dan daerah sekitarnya bergetar tak terkendali," katanya.
Bonita Cabiles, seorang penduduk Kota Mandaue di Cebu, mengatakan kepada BBC bahwa dia terbangun ketika dia merasakan tanah bergemuruh. Dia mengatakan ada banyak kerusakan struktural di daerah itu, termasuk menara lonceng gereja Santo Nino di Cebu, salah satu gereja paling terkenal di negara itu.
Beruntung saat itu adalah hari libur nasional dan para siswa tidak bersekolah, kata Cabiles.
Gempa Susulan
Ada laporan gempa susulan setelah gempa.
Palang Merah Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memobilisasi staf dan sukarelawan ke daerah-daerah yang terkena dampak.
Provinsi Cebu, dengan populasi lebih dari 2,6 juta, berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan pesawat dari Manila.
Bohol yang berdekatan, yang menjadi favorit wisatawan karena pantainya yang berpasir, dapat dicapai dengan naik perahu singkat dari Cebu.
Advertisement