Liputan6.com, London - Raja Charles III mendobrak tradisi kerajaan Inggris di mana sang pemimpin tinggal di Buckingham Palace atau Istana Buckingham.
Mengutip New York Post, Minggu (16/10/2022), raja berusia 73 tahun - yang naik takhta ketika Ratu Elizabeth II meninggal pada September setelah 70 tahun memerintah - dilaporkan tidak memiliki rencana untuk pindah ke rumah lama ibunya. Raja Charles dan istrinya, Permaisuri Camilla, saat ini tinggal di Clarence House, yang dapat dicapai dengan berjalan kaki singkat dari Istana Buckingham.
Baca Juga
Pangeran William dan Kate Middleton Dipastikan Tak Ikut Makan Siang Jelang Natal Bersama Raja Charles III, Imbas Persaingan Pengaruh?
Pangeran Harry Absen Lagi Perayaan Natal Keluarga Kerajaan, Putra Ratu Camilla Perdana Hadir
Pangeran Harry dan Meghan Markle Ungkap Kartu Natal dengan Potret Archie dan Lilibet
Sementara itu, Istana Buckingham kabarnya akan tetap menjadi markas operasional bagi Raja. Muncul keraguan bahwa lokasi tersebut akan pernah menjadi tempat tinggal utamanya — bahkan setelah proyek renovasi 10 tahun selesai pada tahun 2027. Dan, melawan tradisi pemerintahan Ratu Elizabeth II, di mana Royal Standard (bendera kerajaan) akan berkibar di atas Buckingham Palace dan Clarence House.
Advertisement
Buckingham Place telah menjadi rumah resmi setiap penguasa Inggris sejak 1837. Ratu Elizabeth II tinggal di sana hingga Maret 2020, ketika pandemi memaksanya untuk pindah dari pusat kota London ke Kastil Windsor.
Tetapi sumber kerajaan mengatakan kepada Sunday Times bahwa Raja Charles "sangat nyaman" di Clarence House, yang sebelumnya ditempati oleh Ibu Suri.
"Saya tahu dia bukan penggemar 'rumah besar', begitu dia menyebut istana," kata salah satu sumber. “Dia tidak melihatnya sebagai rumah masa depan yang layak atau rumah yang sesuai untuk tujuan di dunia modern. Dia merasa bahwa pemeliharaannya, baik dari segi biaya maupun lingkungan, tidak berkelanjutan.”
Dan istri Raja juga bukan penggemar "rumah besar": "Memang benar bahwa Camilla tidak ingin tinggal di Istana Buckingham," kata sumber lain.
Istana Buckingham Akan Dibuka untuk Umum?
Sementara Raja tidak ingin Istana Buckingham menjadi kediaman pribadinya, seorang sumber kerajaan mengatakan kepada Sunday Times bahwa dia ingin membuatnya lebih terbuka untuk umum: "Dia menyadari itu perlu terus berkembang, dan di era modern orang ingin untuk dapat mengakses istana mereka. Dia merangkul itu dan melihat mereka sebagai tempat umum daripada ruang pribadi."
Rencana lain yang sedang dipertimbangkan adalah Istana Buckingham menjadi pameran permanen untuk menghormati rekor pemerintahan Ratu Elizabeth II.
Sementara itu, Raja tidak akan kekurangan tempat untuk mengistirahatkan diri sebagai raja. Selain Clarence House, ia akan membagi waktunya di antara rumahnya yang lain: Highgrove di Gloucestershire, Sandringham di Norfolk, dan Birkhall di perkebunan Balmoral.
Advertisement
Usai Kematian Ratu Elizabeth II, Istana Buckingham Terima 50.000 Lebih Surat Belasungkawa
Setelah kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022, telah lebih dari 50.000 surat belasungkawa dikirim ke Istana Buckingham.
Gambar-gambar telah dirilis yang menunjukkan tim korespondensi rumah tangga kerajaan membuka beberapa pesan yang memberikan penghormatan kepada mendiang ratu.
Satu kartu yang dihiasi dengan mahkota bertuliskan "Kami memikirkan Anda" - dan di antara tumpukan surat, tulisan tangan anak-anak dapat dilihat di beberapa amplop.
Beberapa pesan juga ditujukan secara pribadi kepada Raja Charles III.
Pada 20 September - sehari setelah pemakaman Ratu - jumlah korespondensi harian memuncak hingga 6.500.
Dikutip laman Sky News, Sabtu (1/10/2022), sebelum kematiannya, Istana Buckingham biasanya menerima hingga 1.000 surat dalam seminggu, termasuk pertanyaan dan pesan niat baik dari publik.
Tim korespondensi kecil di dalam Istana Buckingham dengan cermat membaca setiap pesan yang diterima, dan tanggapan akan segera dikirim.
Sementara itu, buah sertifikat kematian Ratu, yang dirilis oleh National Records of Scotland, menunjukkan bahwa dia meninggal pada pukul 15.10 sore pada tanggal 8 September.
Dokumen tersebut mencantumkan jabatannya sebagai "Yang Mulia Ratu", dan mencantumkan penyebab kematiannya sebagai faktor usia tua.
Putri Kerajaan telah mengungkapkan bahwa dia bersama ibunya selama saat-saat terakhirnya, tetapi dokumen tersebut mengkonfirmasi apa yang dicurigai pada hari itu - beberapa anak dan cucu Ratu berusaha tanpa hasil untuk berada di samping tempat tidurnya.
Pada Hari Meninggalnya Ratu Elizabeth II Muncul Pelangi Ganda di Langit Istana Buckingham
Sementara itu, di hari wafatnya sang Ratu, pelangi rupanya muncul di langit Istana Buckingham. Tidak hanya satu pelangi, tapi dua.
"Mereka mengatakan pelangi ganda melambangkan transformasi dalam hidup dan ketika muncul setelah seseorang melewatinya, itu adalah pintu gerbang ke surga. Beristirahat dalam damai," kata jurnalis asal Kanada, Jennifer Valentyne, di akun Twitternya.
Dikutip dari People, pelangi tersebut muncul sesaat sebelum kematian Sang Ratu diumumkan ke penjuru negeri. Fenomena ini pun mencuri perhatian publik.
"Sang Ratu sering mengenakan pakaian yang cerah dan berwarna-warni. Agak tepat ada pelangi di atas istana tepat sebelum pengumuman bahwa dia telah meninggal," kata salah satu warganet di Twitter.
"A very royal, rainbow farewell to all who loved her," tambah yang lainnya.
Advertisement