Liputan6.com, Berlin - Tepat hari ini pada 1989, pemimpin Komunis Jerman Timur Erich Honecker yang telah berkuasa selama 18 tahun, dipaksa untuk mundur dari kepemimpinannya.
Dilansir dari BBC, Senin (17/10/2022), dia digantikan oleh Egon Krenz yang saat itu menjabat sebagai Kepala Keamanan Internal dan Eksternal Politburo -- komite pembuat kebijakan utama dari partai komunis.
Baca Juga
Alasan resmi atas penggulingan ini disebutkan karena "masalah kesehatan". Akan tetapi, banyak yang menganggap alasan sebenarnya adalah kegagalannya menangani gelombang ketidakpuasan yang melanda negara dan partainya.
Advertisement
Lebih dari 120,000 orang berkumpul di Leipzig, Saxony State, Jerman pada Senin, 16 Oktober 2022, untuk memprotes kurangnya reformasi politik dan ribuan orang yang terus meninggalkan negara itu untuk mencari peluang di tempat lain.
Kunjungan terdekat dari Pemimpin Soviet kala itu, Mikhael Gorbachev juga disebut-sebut sebagai faktor pendukung penggulingan Honecker.
Pemimpin Soviet itu mengkritik kepemimpinan Jerman Timur, ada kebutuhan agar rakyat merasakan keterlibatan untuk negaranya dan tanggapan serius atas opini mereka.
Penempatan Egon Krenz dinilai oleh pihak oposisi sebagai perubahan taktik daripada perubahan arah.
Gerakan oposisi terlarang New Forum mengatakan, "Penunjukan Krenz memperlihatkan bahwa Partai Komunis tidak berniat membagi kekuasaan. Reformasi di bawahnya itu tidak mungkin".
Menurut laporan, Krenz yang saat itu berusia 55 tahun adalah anggota termuda dalam Politburo telah disiapkan selama 10 tahun sebelumnya untuk mengambil alih kepemimpinan Honecker.
Berita di media massa pun memberikan beragam reaksi atas pergantian kepemimpinan ini.
Seorang mahasiswa, Steffi Muller merujuk pada pengumuman resmi terkait alasan kesehatan berpendapat, "Sungguh apa yang mereka maksud adalah kesehatan negara ini, kami sekarat di kaki kita sendiri bersama Honecker".
Sementara Rainer Eppelmann, seorang pendeta di Berlin Timur berkomentar, "Krenz harus menunjukkan bahwa dia memiliki keinginan untuk mengubah banyak hal dan bukan hanya sebagai hiasan".
Pemerintahan Baru
Dalam upaya memperkuat rezim politik di awal kepemimpinan, pada November 1989, Tembok Berlin yang didirikan di bawah pengawasan pribadi Honecker, diruntuhkan atas perintah Egon Krenz.
Akan tetapi ini masih belum cukup untuk menghentikan rakyatnya meninggalkan Jerman Timur. Bahkan pada 3 Oktober 1990, dua warga Jerman bersekutu untuk membuntuk negara kesatuan baru.
Sebuah pemerintahan baru mengambil alih Jerman yang bersatu kembali, dipimpin oleh Helmut Kohl.
Pada 1990, Honecker didakwa dengan pengkhianatan tingkat tinggi, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi. Namun, proses pengadilannya ditangguhkan karena kesehatannya memburuk. Dia pun diizinkan pergi ke pengasingan di Chili dan meninggal di sana pada 1994.
Â
Advertisement
Peristiwa Penting di Balik Runtuhnya Tembok Berlin
Sementara itu, pada 2019 lalu, rakyat Jerman merayakan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin pada Sabtu 9 November.Â
Pemisah Jerman Timur dan Barat sekaligus simbol perang antara komunisme dan kapitalisme ini didirikan oleh kediktatoran Republik Demokratik Jerman (DDR), atau lebih dikenal sebagai Jerman Timur, pada 1961.
Dikelilingi perbatasan beton dan kawat berduri yang dijaga ketat sepanjang 155 kilometer, warga di Berlin Barat hidup bebas ditengah DDR komunis, berbeda dengan warga di Jerman Timur yang selama beberapa dekade selalu memandang penuh kerinduan ke arah Barat yang rasanya tidak terjangkau, berharap suatu hari nanti dapat melarikan diri.
Namun, seperti dilansir DW, Minggu (10/11/2019), semua berubah dalam sekejap pada 9 November 1989, ketika kebijakan perjalanan Jerman Timur yang baru, diumumkan melalui konferensi pers yang disiarkan langsung di TV pemerintah. Undang-undang itu mengumumkan bahwa semua warga Jerman Timur dibebaskan bepergian ke Barat dan langsung berlaku usai diumumkan.
Setelahnya, ribuan orang berlarian ke perbatasan di jantung kota Berlin, yang baru akan dibuka beberapa jam kemudian.
Foto-foto perayaan warga di kedua sisi perbatasan tersebar di seluruh dunia, menandai akhir dari pemisahan Jerman. Kurang dari setahun setelahnya, yaitu pada 3 Oktober 1990, negara yang sebelumnya terbagi menjadi Timur dan Barat setelah Perang Dunia II, akhirnya kembali bersatu.
Tidak bisa dipungkiri, peristiwa bersejarah ini hanya dimungkinkan terjadi atas persetujuan pemenang Perang Dunia II, yaitu Sekutu Barat - AS, Inggris dan Perancis, dan Uni Soviet.
Kilas Balik Runtuhnya Tembok Berlin di Jerman
Tembok Berlin memisahkan Jerman menjadi dua bagian selama 28 tahun, 2 bulan, dan 27 hari. Gerbang Brandenburg lama menjadi simbol perpecahan Jerman.
Dulunya, lokasi ini tidak bisa dikunjungi warga biasa. Setelah Tembok Berlin dirobohkan pada 9 November 1989, penduduk Jerman sekarang bisa pergi ke mana saja tanpa hambatan. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (9/11/2019).
Tembok Berlin bukanlah satu dinding, melainkan dua dinding paralel berjarak 100 meter. Di antara kedua dinding itu, ada tanah tak bertuan yang disebut garis kematian.
Segmen Tembok Berlin sepanjang 80 meter, termasuk menara penjaga, direkonstruksi dan sekarang telah menjadi monumen. Inilah tugu peringatan dan penghormatan kepada para korban yang tewas selama Perang Dunia II di sekitar Tembok Berlin.
Tembok Berlin kini sudah lenyap hampir di seluruh kota. Berlin Timur dan Barat sudah menyatu menjadi ibu kota Jerman dewasa ini. Di pusat Berlin bahkan ada garis yang dibuat dari batu besar untuk menandai di mana Tembok Berlin dulu berdiri.
Advertisement