Sukses

Ledakan Bom Parsel di Penjara Insein Myanmar, 8 Orang Dilaporkan Tewas

Ledakan terjadi di penjara Insein Myanmar yang terkenal di Yangon. Sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Yangon - Ledakan terjadi di penjara Insein Myanmar yang terkenal di Yangon. Sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas.

Penduduk setempat mengatakan kepada BBC Burma dua bom parsel meledak di pintu masuk penjara pada Rabu pagi, menewaskan tiga staf penjara dan lima pengunjung.

Penjara Insein adalah penjara terbesar di negara itu yang menampung hampir 10.000 tahanan, banyak di antaranya adalah tahanan politik.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ledakan bom itu. Sedikitnya 10 orang lainnya terluka.

Wartawan BBC Burma mengatakan bom meledak di ruang surat penjara. Militer bersenjata berat kemudian dikerahkan ke okasi tersebut.

Kompleks yang luas, di pinggiran bekas ibu kota, biasanya dijaga ketat.

Penjara berusia seabad itu terkenal karena kondisinya yang keras dan perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan, kata kelompok hak asasi.

Myanmar saat ini dijalankan oleh junta militer yang menggulingkan pemerintah sipil terpilih Aung San Suu Kyi tahun lalu dalam kudeta kekerasan.

Junta menghadapi perlawanan keras di sebagian besar negara di mana terdapat front gerilya aktif yang dikenal sebagai Tentara Pertahanan Rakyat (PDF).

Tingkat pertempuran mematikan dan pertempuran tahun ini telah menjadi indikasi perang saudara, kata pengamat.

2 dari 4 halaman

Ledakan Bom Parsel di Myanmar, 5 Orang Tewas Termasuk Seorang Anggota Parlemen

Sementara itu ledakan sebuah bom parsel di Myanmar pada Selasa 3 Mei 2021 menewaskan lima orang, termasuk seorang anggota parlemen yang digulingkan dan tiga petugas polisi.

Sejak pemerintahan Aung San Suu Kyi yang digulingkan militer dalam kudeta pada 1 Februari 2021, Myanmar telah menyaksikan sejumlah ledakan kecil di daerah pemukiman, dan terkadang menargetkan kantor pemerintah atau fasilitas militer.

Ledakan ini terjadi di sebuah desa di bagian tengah selatan Myanmar di Bago barat, dan terjadi sekitar pukul 5 sore waktu setempat pada Senin (2/5), demikian dalam laporan kantor berita Myanmar Now, mengutip seorang penduduk.

Tiga ledakan dipicu ketika setidaknya satu bom parsel meledak di sebuah rumah di desa itu, menewaskan seorang anggota parlemen daerah dari partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, serta tiga petugas polisi dan seorang penduduk, menurut laporan tersebut.

Seorang petugas kepolisian lain juga terluka parah di bagian lengan akibat ledakan itu, menurut warga, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (4/5/2021).

Polisi itu telah dirawat di rumah sakit dan menerima penanganan, kata Myanmar Now.

Selain Myanmar Now, kantor berita Khit Thit juga melaporkan ledakan tersebut, mengutip seorang pejabat partai NLD yang tidak disebutkan namanya di lokasi kejadian.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan itu, dan seorang juru bicara militer belum memberikan komentar.

3 dari 4 halaman

Ledakan Bom Jebol Tembok Penjara Brasil, 26 Napi Kabur

Sedangkan sekelompok orang dilaporkan menyerang penjara di Brasil dan membantu narapidana (napi) melarikan diri pada Minggu 15 Januari 2017 waktu setempat, 

"Setidaknya dua napi tewas, setelah tahanan di penjara Brasil Piraquara State Penitentiary I menjebol dinding dengan bahan peledak. Mereka juga terlibat baku tembak dengan polisi pada Minggu 16 Januari pagi," demikian menurut pejabat penjara seperti dikutip dari CNN, Senin (16/1/2017).

Menurut Departemen Keamanan Publik dan Administrasi Penjara Parana, 28 tahanan melarikan diri penjara yang berada di kawasan Curitiba, Brasil Selatan -- lebih dari 850 kilometer barat daya dari Rio de Janeiro.

"Sekitar pukul 05.30 ada dua ledakan keras di penjara, dampaknya membuat lubang di dinding, di mana akhirnya para tahanan berusaha melarikan diri," kata departemen itu.

"Sekitar 15 pria bersenjata di luar lembaga pemasyarakatan membantu pelarian para napi, mereka terlibat bentrok dengan polisi di guardhouses dan otoritas bergerak untuk mengendalikan keadaan. Pasukan keamanan mampu menguasai kembali penjara, mencegah napi kabur lebih banyak," kata departemen itu.

Polisi militer, Departemen Operasi Khusus, petugas Departemen Penjara Nasional dan Special Police Operations Center serta satuan elite polisi Sipil Piraquara merespons upaya pelarian para napi tersebut dan mengamankan situasi.

Selama penyisiran setelah baku tembak di penjara Piraquara State Penitentiary I, polisi menemukan dua tahanan tewas, bersama dengan senapan mesin Uzi 9 mm, sebuah tas berisi ratusan butir peluru senjata kaliber 5.56 (biasanya digunakan untuk senapan M16) dan rompi anti-peluru.

Polisi juga menemukan sebuah tenda berisi makanan dan minuman, diduga digunakan oleh orang-orang yang menyiapkan pelarian. Selama melarikan diri, empat orang yang diduga membantu pelarian para napi sempat menyandera wanita di sebuah peternakan di Quatro Barras -- sekitar 10 kilometer arah utara dari penjara. Mereka menyerah setelah unit polisi militer elite tiba di tempat kejadian.

Polisi menyita tiga senapan dan dua pistol dari mereka. Kini keempatnya diserahkan ke Special Police Operations Center.

Insiden pada hari Minggu 15 Januari ini terjadi sehari setelah kerusuhan mematikan yang melanda sistem penjara Brasil. Dua minggu di tahun 2017 ini, sudah ada 6 insiden berdarah di 'hotel prodeo' di sana.

Korban jiwa dalam insiden tersebut bahkan dilaporkan dalam kondisi terpenggal. 

Presiden Brasil, Michel Temer dan Menteri Kehakiman, Alexandre de Moraes baru-baru ini mengumumkan pembentukan sebuah rencana nasional untuk meningkatkan sistem lembaga pemasyarakatan di sana.

Menurut Justice Ministry atau Kementerian Hukum, Brasil memiliki populasi penjara terbesar keempat di dunia. Dengan lebih dari 622.000 orang berada di balik jeruji besi.

Banyak penjara dalam kondisi buruk dan penuh sesak. Penjara Alcacuz, misalnya, memiliki kapasitas untuk 620 narapidana, tetapi saat ini dihuni 1.083 orang.

 

4 dari 4 halaman

Serangan Diduga Antek ISIS di Penjara Afghanistan, Puluhan Napi Kabur dari Sel

Lalu sebuah serangan yang diklaim oleh kelompok terorisme ISIS telah terjadi di sebuah kompleks penjara di kota Afghanistan , Jalalabad telah menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan orang. Kejadian ini pun memicu pertempuran sengit di mana puluhan tahanan melarikan diri, kata seorang pejabat.

Sohrab Qaderi, seorang anggota dewan provinsi, mengatakan ledakan bom mobil besar diikuti oleh setidaknya dua ledakan kecil di luar penjara yang dikelola pemerintah, dan polisi kemudian memerangi para penyerang yang telah mengambil posisi di dekatnya. Demikian seperti mengutip Sydney Morning Herald, Senin (3/8/2020). 

Kantor berita Amaq milik ISIS mengutip sebuah sumber militer mengatakan para antek militan itu telah melakukan serangan hari Minggu. Kendati demikian tidak memberikan perincian lebih lanjut. Tidak ada konfirmasi independen bahwa kelompok militan tersebut bertanggung jawab.

"Setidaknya tiga orang tewas dan 25 lainnya cedera dalam bentrokan yang sedang berlangsung," kata Qaderi. 

Lebih dari 50 tahanan melarikan diri, dan jumlah kematian bisa meningkat, tambahnya. 

Â