Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Umar Hadi menyebut peningkatan nilai transaksi di Forum Bisnis Indonesia-Eropa Tengah dan Timur (INACEE Business Forum) sebagai bukti bahwa dunia saat ini mulai menunjukkan tanda pemulihan masa pandemi.
Gairah nilai perdagangan disebutkan oleh Umar Hadi sebagai pertanda baik dan ini baik untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
"Bisnis forum untuk wilayah Eropa Tengah dan Timur ini sukses diselenggarakan. Perlu rekan media tahun bahwa forum bisnis ini merupakan yang kedua kalinya," ujar Umar Hadi dalam press briefing INACEE Business Forum, Rabu (19/10/2022).
Advertisement
"Tujuan dari forum bisnis ini adalah upaya untuk perkuat tingkat hubungan ekonomi Indonesia dengan negara di Eropa Tengah Timur," kata Umar Hadi.
Dirjen Umar Hadi menyebut, di tahun 2022 tepatnya pada bulan Januari-Juli ada peningkatan angka perdagangan sekitar 16,6 persen dari tahun sebelumnya.
Dimana angka perdagangan di forum ini mencapai Rp 5,9 triliun. Ia juga menyebut dengan angka ini dipastikan sudah ada tanda-tanda recovery atau pemulihan dari masa pandemi. Meski begitu, Umar Hadi menjelaskan bahwa tentu ada tantangan lain yang dihadapi. Bagi negara-negara di kawasan tersebut, nilai perdagangan Indonesia di sana masih berkisar 0,01 persen dibanding negara lain.
Itu artinya masih sangat kecil. Namun, Umar Hadi menganggap ini sebagai peluang dan ruang bagi Indonesia untuk bisa membuka kesempatan di sana.
Bentuk perdagangan di forum tersebut beragam. Mulai dari produk furniture, kopi, sawit, farmasi hingga kerajinan tangan yang ditawarkan.
Capaian Kerja Sama Indonesia dan Amerika Latin-Karibia Tembus Rp 256 M
Melalui forum INA-LAC 2022, nilai transaksi antara Indonesia dengan Amerika Latin-Karibia telah mencapai 16,57 juta dolar AS atau setara dengan Rp 256 miliar. Â
"Jumlah transaksi ini meliputi berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian dan investasi properti," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Umar Hadi, di Hotel JHL Solitaire, Serpong, Tangerang, Selasa (18/10/2022).
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019, INA-LAC telah menunjukkan peran dan kontribusi yang signifikan. Hal ini juga dirasakan para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di Indonesia maupun kawasan Amerika Latin dan Karibia.Â
Lewat INA-LAC 2022 tahun ini, selain capaian transaksi tersebut, telah disepakati juga sejumlah kerja sama.Â
Salah satunya adalah kesepakatan kerja sama dengan beberapa pihak dari Amerika Latin seperti Kamar Dagang dan perusahaan investasi.
"Ada sejumlah penandatanganan MoU salah satunya KADIN Indonesia dengan Kamar Dagang Sao Paulo Brasil, lalu ada grup Sinar Mas dengan layanan industri Venezuela dan masih banyak lagi," ujar Umar.
Kesepakatan ini rencananya akan ditindaklanjuti pada 2023 mendatang di mana para pihak pelaku usaha akan melanjutkan proses perundingan kerja sama perdagangan, dan penetrasi pasar Indonesia di Amerika Latin termasuk ekspansi BUMN.Â
Advertisement
Produk Indonesia yang Jadi Daya Tarik
Lebih lanjut lagi, Umar Hadi menyampaikan sejumlah produk Indonesia yang menarik di Amerika Latin.Â
"Ada kelapa sawit, produk otomotif, produk kelapa, karet, alas kaki, tekstil, pupuk, elektronik produk kertas dan sabun," paparnya.Â
Sebaliknya, impor dari kawasan tersebut ke Indonesia antara lain pakan ternak, gula tebu, kapas, jagung, biji besi, biji coklat, gandum, daun tembakau, kapal, biji tembaga dan biji kedelai.
Umar Hadi menegaskan bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengekspor produk-produk yang dibutuhkan oleh Amerika Latin.
Produk Indonesia yang menarik di Amerika Latin Umar juga menyebutkan sejumlah produk-produk dari Indonesia yang dipasarkan ke kawasan Amerika Latin dan Karibia.
"Ada kelapa sawit, produk otomotif, produk kelapa, karet, alas kaki, tekstil, pupuk, elektronik produk kertas dan sabun," sambungnya.
Sementara impor dari kawasan tersebut ke Indonesia antara lain pakan ternak, gula tebu, kapas, jagung, biji besi, biji coklat, gandum, daun tembakau, kapal, biji tembaga dan biji kedelai.
Umar menegaskan bahwa kesempatan Indonesia untuk mengekspor produk-produk yang dibutuhkan Amerika Latin sangat terbuka lebar.
INA-ACCESS Juga Berkembang
Umar juga menambahkan bahwa peluncuran INA-Access menunjukkan perkembangan yang signifikan.Â
Lewat INA-Access, terdapat sekitar 751 exhibitor yang terdaftar, terdiri dari 60 person UMKM Indonesia, 963 pengunjung dan 4.740 produk yang dipamerkan.
Berdasarkan data google analytics, sejak bulan Agustus 2021 hingga Maret 2022, INA-ACCESS dikunjungi 1.633 orang termasuk calon pembeli dan investor potensial dari 139 negara.
Pada tahun 2019, nilai perdagangan Amerika Latin dan Karibia dengan Indonesia hanya sebesar 0,36% atau US$ 7,81 miliar.
Namun seiring berjalannya waktu, nilai impor meningkat dari US$ 4,06 miliar menjadi US$ 4,55 miliar dan nilai ekspor menurun dari US$ 3,51 miliar menjadi US$ 3,26 miliar.
Secara khusus dengan Amerika Latin dan Karibia, komoditas ekspor utama Indonesia adalah kendaraan dan suku cadang, kertas dan produk kertas, alas kaki, serta bahan baku industri lain. Sedangkan, untuk komoditas impor utama Indonesia adalah pakan ternak, kakao, biji-bijian, daun tembakau, dan kapas
Di sisi lain, pada tahun 2019, nilai investasi Amerika Latin dan Karibia di Indonesia sebesar US $44,01 juta di 111 proyek. Diantaranya dalam bidang perdagangan besar, jasa, dan restoran.
Advertisement