Sukses

Boris Johnson Batal Nyalon, Rishi Sunak Jadi Calon Unggulan PM Inggris

Rishi Sunak menjadi unggulan sebagai calon PM Inggris.

Liputan6.com, London - Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson batal mencalonkan diri sebagai perdana menteri Inggris. Jalan kini semakin mulus bagi Rishi Sunak yang sejauh ini belum punya rival. 

Calon pemimpin Partai Konservatif membutuhkan 100 dukungan dari para anggota parlemen (Member of Parliament of MP) agar bisa maju sebagai pemimpin. Jumlah itu telah dikantongi Sunak. 

Mantan menteri keuangan itu juga memberikan apresiasi dan pujian kepada Boris Johnson, serta berharap Johnson terus berkontribusi pada masyarakat. 

"Boris Johnson mewujudkan Brexit dan distribusi vaksin secara besar-besaran. Ia memimpin negara kita melalui sejumlah tantangan-tantangan paling berat yang kita hadapi, dan kemudian menghadapi Putin dan perang barbarnya di Ukraina. Kita akan selalu bersyukur kepadanya atas hal tersebut," ujar Rishi Sunak melalui Twitter pada Minggu malam (23/10) waktu Inggris.

"Meski ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai PM lagi, saya sungguh berharap ia melanjutkan berkontribusi kepada publik di dalam negeri maupun luar negeri," lanjut Sunak.

Berdasarkan perhitungan BBC, Sunak telah memiliki 155 dukungan anggota parlemen. Totalnya ada 357 anggota parlemen dari Partai Konservatif.

Ada 25 anggota parlemen yang mendukung politisi wanita Penny Mordaunt yang merupakan Leader of the House of Commons di Inggris. Meski dukungannya sedikit, Penny masih belum mau menyerah.

54 suara yang tadinya mendukung Boris Johnson belum berdeklarasi, namun masih ada lebih dari 130 suara yang juga belum memutuskan.

Saat ini, Rishi Sunak merupakan calon unggulan, meski tidak menutup kemungkinan ada political plot twist yang terjadi pekan ini di Inggris. Pasalnya, jika sisa suara itu mendukung sosok politisi lain, dan Sunak tak mendapat dukungan tambahan, maka mantan menkeu itu terancam gagal jadi PM.

2 dari 4 halaman

Keturunan India

Rishi Sunak lahir pada tanggal 12 Mei 1980 di Southampton, Hampshire, Inggris Tenggara dari orang tua India, Yashvir dan Usha Sunak yang masing-masing lahir di Kenya dan Tanzania. Ayahnya adalah seorang dokter umum, sementara ibunya adalah seorang apoteker yang mengelola apotek setempat. 

Dikutip dari laman Anadolu Agency, Senin (5/9/2022), Rishi Sunak adalah salah satu dari dua kandidat yang tersisa dalam pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif. Jika menang, ia akan menjadi perdana menteri etnis minoritas pertama di Inggris.

Kakek-nenek Sunak lahir di Provinsi Punjab, India Inggris, dan beremigrasi ke Inggris pada tahun 1960-an dari Afrika Timur. Sunak adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Kakaknya, Sanjay, adalah seorang psikolog dan adiknya, Rakhi, bekerja sebagai Kepala Bidang Kemanusiaan, Pembangunan Perdamaian, Dana dan Program PBB di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan.

Dia dididik di sekolah swasta sebelum pergi ke Universitas Oxford untuk belajar filsafat, politik, dan ekonomi (PPE) - gelar pilihan di universitas pilihan bagi elit politik Inggris. Dia kemudian meraih gelar master dalam bidang administrasi bisnis (MBA) dari Stanford University di AS sebagai Fulbright Scholar.

Di Stanford, ia bertemu dengan istrinya, Akshata Murty, putri seorang miliarder India.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sunak bekerja untuk Goldman Sachs sebelum pindah ke Hedge Fund.

Sunak dan Murty memiliki kekayaan gabungan sebesar £730 juta (Rp 10 triliun) pada tahun 2022, menjadikan mereka orang terkaya ke-222 di Inggris menurut Sunday Times Rich List. Mereka dianugrahi memiliki dua anak perempuan.

3 dari 4 halaman

Mencari Pemimpin

Liz Truss sudah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri. Dia akan bertugas hingga penggantinya sebagai pemimpin Partai Konservatif terpilih dalam waktu seminggu ke depan.

Pemimpin selanjutnya akan menjadi perdana menteri Konservatif kelima dalam kurun waktu enam tahun.

Bagaimana cara Konservatif memilih perdana menteri Inggris baru?

Hal ini bermula dengan pengajuan nominasi untuk menggantikan Truss sebagai pemimpin dan PM Partai Konservatif berikutnya, dikutip dari BBC, Jumat (21/10).

Kini pendaftaran telah dibuka dan akan ditutup pada pukul 14.00 waktu setempat, Senin 24 Oktober.

Untuk mengikuti kontes, dibutuhkan setidaknya 100 nominasi dari anggota parlemen Konservatif.

Ini jauh lebih tinggi dari pemilihan terakhir, di mana hanya dibutuhkan 20 nominasi.

Karena saat ini ada 357 anggota parlemen Tory, maksimal tiga kandidat yang dapat maju.

Jika hanya satu orang mencapai 100 nominasi pada Senin depan, maka ia akan menjadi pemimpin berikutnya, dan dengan demikian perdana menteri baru, tanpa pemilihan lagi, bisa maju ke tahap berikutnya.

Jika ada lebih dari satu kandidat dengan jumlah nominasi yang cukup, akan ada pemungutan suara dari anggota parlemen Konservatif antara 15.30 dan 17.30 pada Senin mendatang.

Jika ada dua kandidat dalam surat suara, itu akan menjadi indikasi yang menunjukkan tingkat dukungan di antara anggota parlemen.

Jika ada tiga kandidat, maka kandidat dengan jumlah suara paling sedikit akan dieliminasi dan hasil diumumkan pada 18.00 waktu setempat.

Kemudian akan ada pemungutan suara indikatif antara tahun 18.30 dan 20.30 pada hari yang sama dengan hasil yang diumumkan pada 21.00 waktu setempat.

Jika ada dua kandidat di akhir surat suara, yaitu tidak ada yang mundur setelah pemungutan suara indikatif, anggota partai akan mengambil bagian dalam pemungutan suara online untuk menentukan pemenangnya.

4 dari 4 halaman

Sri Mulyani Ikut Komentari Mundurnya PM Inggris Liz Truss

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, keputusan mundurnya Perdana Menteri Inggris Liz Truss semakin menambah ketidakpastian global. Hal itu disampaikan Menkeu dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Oktober 2022, secara virtual, Jumat (21/10).

“Kita semua mengikuti politik Inggris dimana mulai dari Menteri keuangan diganti dan sekarang perdana menteri turun. Ini menggambarkan bahwa yang terjadi baik dari sisi ekonomi dan keuangan juga berimbas pada politik,” kata Sri Mulyani.

Sebagai informasi, PM Inggris Liz Truss mengumumkan ia mundur dari jabatannya pada Kamis 20 Oktober 2022. Padahal, ia baru menjabat selama 45 hari.

Hal ini membuat Liz Truss menjadi Perdana Menteri Inggris dengan masa jabatan paling singkat dalam sejarah. Rekor itu sebelumnya dipegang George Canning yang meninggal pada 1827 ketika baru menjabat 119 hari.

Lebih lanjut Menkeu menjelaskan, krisis atau risiko sekarang beralih dari pandemi ke risiko ekonomi dan keuangan, terutama lingkungan global yang makin bergejolak, terutama dari sisi komoditas.

Harga dari komoditas-komoditas utama dunia yang sangat mempengaruhi kesehatan ekonomi di berbagai negara masih relatif dalam posisi namun volatilitasnya juga cukup tinggi atau sangat tinggi dalam hal ini.

Hal ini yang kemudian menyebabkan inflasi yaitu kenaikan dari harga-harga umum di berbagai negara. Misalnya, di inggris bahkan baru saja dipublikasikan inflasi di atas 10 persen yaitu 10,1 persen dan ini masih diperkirakan bertahan di level tinggi ke depannya.

“Amerika Serikat inflasi headline di 8,2 persen dan core inflation masih tinggi, sehingga makin membulatkan tekad dan dari determinasi dari Federal reserve untuk menaikkan suku bunga. Diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 4,5 persen,” ujarnya.