Liputan6.com, Canberra - Australia memperingatkan, banjir yang meluas akan sangat berdampak pada biaya hidup. Para pejabat mengatakan, harga buah-buahan dan sayuran akan melonjak lebih dari delapan persen selama enam bulan ke depan. Ribuan orang hari Sabtu diminta mengungsi karena badai akan melanda Australia timur.
Banjir melanda bagian timur Australia dalam dua tahun terakhir. Bencana itu merusak sebagian lahan pertanian paling produktif di negara itu di seluruh negara bagian New South Wales, Victoria, dan Tasmania, dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga
Pemerintah mengatakan, masih terlalu dini untuk mencatat dengan tepat kerugian ekonomi akibat banjir itu. Dampak sosial, psikologis dan lingkungan dari banjir berulang di beberapa daerah, di mana rumah terendam tiga atau empat kali dalam beberapa tahun terakhir, tidak akan pernah bisa diketahui.
Advertisement
Bendahara federal Jim Chalmers memperkirakan, banjir akan mengurangi setidaknya 0,25 persen dari produk domestik bruto negara itu pada kuartal keempat. Tekanan-tekanan atas biaya hidup pada banyak rumah tangga juga akan meningkat.
Chalmers mengatakan kepada wartawan di Canberra hari Jumat, anggaran federal pekan depan memberi bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir.
“Menanggapi bencana alam dan membangun ketahanan dalam perekonomian akan menjadi tugas utama kami. Banjir menyebabkan harga buah dan sayuran misalnya, menjadi delapan persen lebih tinggi daripada biasanya dalam dua kuartal berikutnya, kuartal terakhir tahun ini, kuartal pertama tahun berikutnya. Hal itu didasarkan pada dampak banjir sebelumnya di beberapa lahan pertanian utama kami,” jelasnya.
Inflasi
Pada Juni, inflasi mencapai 6,1 persen, tertinggi dalam 21 tahun di Australia. Para ekonom memperkirakan, akan mencapai 7,5 persen pada akhir tahun karena berbagai faktor domestik dan internasional, termasuk dampak perang di Ukraina pada pasokan pangan dan energi dunia.
Peringatan bencana banjir meluas dari Queensland ke Victoria dan ke negara bagian pulau Tasmania. Pemerintah mengatakan, lima orang tewas akibat banjir di Victoria dan di New South Wales.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan dalam sebuah pernyataan Sabtu, tiga helikopter bersiaga untuk penyelamatan pada malam hari dan 150 petugas tambahan bergabung dalam upaya darurat.
Advertisement
Ancaman Banjir
Ribuan rumah dikabarkan terendam dan puluhan ribu orang terisolasi karena banjir yang belum surut di negara bagian Victoria, Australia.
Dikutip dari Xinhua, menurut update terbaru dari otoritas darurat Victoria, ada lebih dari 50 peringatan di seluruh negara bagian termasuk lebih dari 10 perintah evakuasi.
Perintah evakuasi paling utama diperuntukkan bagi mereka yang tinggal negara bagian utara Victoria.
Penduduk di daerah seperti Shepparton dan Murchison, sudah diperingatkan untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Menteri Manajemen Darurat Australia Murray Watt mengatakan kepada penyiar nasional ABC News pada Senin 17 Oktober bahwa otoritas darurat akan tetap sibuk karena kondisi terus berubah.
"Ini adalah situasi yang sangat serius. Laporan yang saya dapatkan, kita bisa melihat hingga 9.000 rumah terendam banjir di Victoria utara dan berpotensi mendekati sekitar 34.000 rumah di Victoria baik terendam atau terisolasi."
Bagian tenggara Australia termasuk negara bagian Victoria, New South Wales, dan Tasmania telah mengalami darurat banjir saat hujan deras melanda sejak pekan lalu.
Seorang pria berusia 71 tahun di Victoria ditemukan tewas akibat banjir di utara negara bagian itu Sabtu kemarin.
Pemerintah Victoria pada Senin mengumumkan paket dana 351 juta dolar Australia untuk membantu keluarga yang terkena dampak banjir, serta membangun kembali jalan yang rusak dan upaya pembersihan.
Evakuasi Ribuan Orang di Australia
Ribuan orang di tiga negara bagian di Australia sebelumnya diminta untuk mengevakuasi rumah mereka pada hari Jumat setelah dua hari hujan yang tak henti-hentinya memicu banjir bandang di tenggara negara itu.
Banjir telah menjadi yang terburuk di negara bagian Victoria sejauh ini, dengan bagian selatan New South Wales dan bagian utara negara bagian pulau Tasmania juga menyaksikan hujan yang tak henti-hentinya.
Beberapa daerah telah diguyur hujan selama lebih dari sebulan sejak Rabu, menurut para pejabat seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (15/10/2022).
"[Ini] telah menyebabkan banjir besar yang meluas ... dengan beberapa sungai mengalami rekor banjir dan ini hanya akan terus bergerak ke hilir dan menjadi lebih buruk," kata Dean Narramore dari Biro Meteorologi Australia kepada televisi ABC.
Gambar-gambar di media sosial menunjukkan orang-orang mengarungi air sedalam lutut dengan hewan peliharaan mereka sementara yang lain diselamatkan di atas kapal. Sementara itu, lantai dasar sebuah pub di tepi sungai Maribyrnong Melbourne hampir sepenuhnya berada di bawah air pada Jumat pagi.
Ini bukan krisis banjir besar pertama di Australia tahun ini. Badai parah di sepanjang pantai timur negara itu menyebabkan banjir pada Maret tahun ini, yang menghancurkan sebagian Queensland dan New South Wales dan merenggut lebih dari 20 nyawa. Pada Juli lalu, puluhan ribu warga di Sydney diminta untuk mengungsi akibat banjir.
Para ahli cuaca mengaitkannya dengan La Nina multi-tahun — fenomena cuaca yang membawa lebih banyak hujan.
Advertisement