, Berlin - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier akhirnya tiba di Kyiv pada Selasa (25/10/2022). Ini adalah kunjungan pertamanya ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu.
Setelah berulangkali membatalkan kunjungan karena berbagai alasan, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier akhirnya melakukan perjalanan pertamanya ke ibu kota Ukraina sejak dilancarkannya invasi Rusia.
Baca Juga
"Pesan saya kepada Ukraina adalah, kami tidak hanya berdiri di sisi Anda. Kami akan terus mendukung Ukraina, secara ekonomi, politik, dan juga militer," katanya setelah tiba di ibu kota Ukraina seperti dikutip dari DW Indonesia, Selasa (25/10/2022).
Advertisement
Steinmeier juga menyampaikan pesan kepada masyarakat Jerman, jangan lupakan apa arti perang ini bagi orang-orang di sini di Ukraina. "Betapa banyak penderitaan, berapa banyak kehancuran yang ada. Orang-orang di Ukraina membutuhkan kita."
"Penting bagi saya, terutama sekarang dalam fase serangan udara dengan drone, rudal jelajah dan roket, untuk mengirim pesan solidaritas kepada Ukraina," tambah presiden Jerman itu.
Kehadiran Presiden Steinmeier di Ukraina telah dinantikan sejak Kamis 20 Oktober lalu. Namun, perjalanan itu dibatalkan karena alasan keamanan, di mana Kyiv dibom oleh rudal dan drone Moskow.
Seorang pejabat pemerintah di Berlin ketika itu mengatakan, otoritas keamanan dan Kementerian Luar Negeri Jerman menyarankan Steinmeier untuk tidak pergi dan menjadwalkan ulang kunjungan tersebut. Namun, para pemimpin negara lainnya terus mengunjungi Kyiv, seperti Presiden Swiss Ignazio Cassis yang mengunjungi ibu kota Ukraina pada hari yang sama saat Steinmeier dijadwalkan tiba.
Pembatalan Kunjungan April Lalu
Steinmeier sudah merencanakan perjalanan ke Kyiv pada bulan April lalu, bersamaan dengan kunjungan Presiden Polandia, Lituania, Estonia, dan Latvia. Namun, pemerintah Ukraina tidak mengundang Steinmeier, dengan alasan sikapnya yang ramah Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Posisi Ukraina itu membuat marah politisi Jerman. Steinmeier sendiri sebelumnya mengaku melakukan kesalahan terkait kebijakan terhadap Rusia. Baru pada awal Mei, Steinmeier dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akhirnya berhasil memperbaiki hubungan diplomatik lewat panggilan telepon. Presiden Zelenskyy secara pribadi mengundang Steinmeier untuk mengunjungi Ukraina.
Beberapa politikus Jerman juga telah melakukan perjalanan ke negara yang dilanda perang itu, termasuk Kanselir Olaf Scholz.
Advertisement
Ibu Negara Ukraina Bikin Yayasan untuk Hadapi Krisis Kemanusiaan, Ajak RI Ulurkan Bantuan
Sudah delapan bulan berlalu invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak itu, Ukraina diselimuti kobaran api dan bercucuran darah.
"239 hari yang dipenuhi dengan linangan air mata, duka cita yang mendalam, dan serangan yang memorak-porandakan bangsa Ukraina yang damai dan indah," ujar Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin dalam keterangan tertulisnya yang dimuat Selasa (25/10/2022).
"Ini adalah perang terhadap kemanusiaan, keadilan dan demokrasi," sambungnya.
Peristiwa itu mengakibatkan ribuan laki-laki, perempuan dan anak-anak terdampak. Puluhan ribu orang juga dilaporkan tewas akibat serangan bom dan rudal, ratusan ribu di antaranya menderita luka-luka, dan jutaan orang kini tak lagi memiliki tempat tinggal, terlantar atau telah melarikan diri ke luar negeri.
Ukraina membutuhkan bantuan saat ini juga, ungkap Dubes Vasyl.
"Suatu kehormatan besar bagi saya untuk menyapa Anda sebagai seorang teman. Dengan berat hati, saya memohon simpati serta bantuan Anda pada masa memilukan ini dalam sejarah negara Ukraina dan dunia."
Untuk menghadapi krisis kemanusiaan terparah dalam beberapa dekade terakhir ini, papar Dubes Vasyl, pada 1 Juli 2022 Ibu Negara Ukraina mendirikan Olena Zelenska Foundation (https://zelenskafoundation.org/en), yang bertujuan untuk mencari cara agar warga negara Ukraina dapat menerima bantuan nyata yang bermanfaat.
Untuk memulihkan kembali modal manusia (human capital) Ukraina, Olena Zelenska Foundation bergerak di tiga bidang utama, yaitu:
- Kesehatan;
- Pendidikan;
- Bantuan kemanusiaan.
"Bagi kami, perusahaan asing, yayasan amal, dan lembaga internasional adalah mitra utama Olena Zelenska Foundation," ucap Dubes Vasyl.
Presenter Rusia Dikecam Usai Minta Anak-anak Ukraina Ditenggelamkan di Sungai
Sementara itu, media Russia Today dituduh telah menyampaikan pesan genosida, setelah seorang presenter bernama Anton Krasovsky mengatakan anak-anak Ukraina yang menganggap pasukan Moskow sebagai penjajah, seharusnya ditenggelamkan.
Margarita Simonyan, pemimpin redaksi saluran berita itu mengatakan, presenter Anton Krasovsky telah diskors karena "komentar menjijikkannya".
Simonyan menambahkan tidak ada seorang pun di Russia Today (RT) yang memiliki pandangan yang sama dengan Krasovsky, dikutip dari Sky News, Senin (24/10/2022).
Dalam siaran acaranya pekan lalu, Krasovsky mengatakan bahwa anak-anak yang mengkritik Rusia seharusnya "dilemparkan langsung ke sungai dengan arus yang kuat".
Krasovsky adalah komentator pro-perang di televisi Rusia.
"Mereka seharusnya ditenggelamkan di Tysyna (nama sungai)," kata Krasovsky.
"Tenggelamkan saja anak-anak itu, tenggelamkan mereka." Atau, katanya, mereka bisa dimasukkan ke dalam gubuk yang kemudian dibakar.
Dalam segmen wawancara singkat di media sosial, Krasovsky juga menertawakan laporan bahwa tentara Rusia telah memperkosa wanita tua Ukraina selama invasi.
"Pemerintah yang masih belum melarang RT harus menonton kutipan ini," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter, menautkan ke klip wawancara tersebut.
"Hasutan genosida agresif ini tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Segera larang RT di seluruh dunia," tambah Kuleba.
Advertisement