Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia mengisyaratkan keinginannya untuk bisa datang secara langsung ke Bali untuk menghadiri KTT G20 Leaders Summit pada 15-16 November 2022.
Hal ini ia ungkapkan secara langsung saat berbicara di Valdai International Discussion Club, seperti dikutip dari laman miragenews yang menunggah pidato lengkap Putin.
Baca Juga
"Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia," kata Putin.
Advertisement
"Presiden Widodo memanggil saya dengan panggilan 'saudara', saya mengatakan hal yang sama kepadanya. Kami menghargai hubungan yang telah kami bangun dengan Indonesia."
"Saya berterima kasih atas kepemimpinannya, serta undangan G20. Kami sedang memikirkan bagaimana kami bisa melakukannya. Rusia pasti akan diwakili dalam pertemuan tingkat tinggi itu. Mungkin saya akan pergi juga. Saya sedang berpikir soal itu."
Presiden Joko Widodo sempat menyebut Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan datang ke G20 Summit di Bali. Hal itu diungkap Presiden Jokowi dalam wawancara bersama Bloomberg.
Namun, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengaku belum mendapatkan informasi terkait hal itu.
"Pada saat ini, saya tidak punya informasi terkait topik ini," ujar juru bicara Kedubes Rusia kepada Liputan6.com, Jumat (19/8/2022).
Pihak Kedubes Rusia menyebut baru-baru ini Presiden Jokowi dan Presiden Putin telah melakukan pembicaraan. Keduanya membahas hubungan bilateral dan Presiden Putin juga tak lupa memberi ucapan selamat HUT ke-77 RI.
Media Asing Lainnya
Isu G20 juga disebut sempat disinggung, akan tetapi tidak ada komitmen mengenai kedatangan Presiden Vladimir Putin.Â
Media pemerintah Rusia, TASS, mengutip pernyataan Presiden Jokowi bahwa Presiden Putin akan datang ke G20. Namun tidak ada konfirmasi dari pihak pemerintah Rusia.
Tak hanya itu, media Rusia itu menyebut Kementerian Luar Negeri China menolak berkomentar.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk RI Lyudmila Vorobieva berkata Presiden Putin berniat untuk datang. Meski demikian, Dubes Rusia menolak memberikan konfirmasi apakah Presiden Putin memang akan hadir langsung ke Bali.Â
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berkata tidak akan hadir apabila negaranya masih dalam keadaan berperang.Â
Advertisement
G20: Indonesia Siap Fasilitasi Pertemuan Vladimir Putin dan Joe Biden
Pertemuan bilateral antara para pemimpin negara kemungkinan besar akan dilakukan di sela-sela penyelenggaraan KTT G20 pada November mendatang.Â
Ini termasuk pertemuan sejumlah negara seperti AS dan Rusia, maupun dengan Ukraina.Â
Mengingat tingginya tensi geopolitik saat ini, Indonesia sebagai tuan rumah pun mengaku siap untuk memfasilitasi pertemuan tersebut.Â
"Tentunya sebagai host yang baik dan dalam setiap presidensi kita tentunya akan memfasilitasi semua permintaan pertemuan bilateral dan memang sistemnya selalu demikian," ujar Dian Triansyah Djani, selaku Co-Sherpa G20 dalam press briefing di Kementarian Luar Negeri, pada Kamis (13/10/2022).Â
"Jadi kembali lagi, tergantung permintaan untuk melaksanakan pertemuan tersebut kita telah menyiapkan ruang persidangan. Secara persiapan, kita sudah menyiapkan kebutuhan logistik hingga venue," sambungnya lagi.Â
Mengenai undangan kepada para pemimpin dunia sendiri, Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia terus mendapat respons positif dari negara anggota dan para undangan.
"Sejauh ini kita tidak menerima respons negatif. Kita tidak menerima respons negatif dari semua negara anggota G20 sejauh ini mengenai kehadiran leaders-nya," ujar Menlu Retno.
Ia juga mengatakan bahwa koordinasi dengan perwakilan negara G20 dan juga negara-negara undangan terus dilakukan untuk mempersiapkan partisipasi para pemimpin.
"Jadi perwakilan mereka yang ada di Indonesia terus mempersiapkan ground working-nya untuk kehadiran para leaders-nya," tambah Menlu Retno lagi.Â
Rencana Dialog AS-Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Selasa (11 Oktober) bahwa Moskow terbuka untuk melakukan diskusi dengan Barat mengenai perang di Ukraina. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh pihak Washington karena Rusia terus menyerang kota-kota Ukraina.
Dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah, Lavrov mengatakan Rusia bersedia untuk terlibat dengan Amerika Serikat atau dengan Turki tentang cara untuk mengakhiri perang. Tetapi, ia justru mengatakan pihaknya belum menerima proposal serius untuk bernegosiasi.
Lavrov menyebut bahwa para pejabat, termasuk juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, mengatakan Amerika Serikat terbuka untuk pembicaraan tetapi Rusia menolak.
"Ini bohong," kata Lavrov.Â
"Kami belum menerima tawaran serius untuk melakukan kontak," tegasnya lagi.
Di sisi seberang, Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington tidak begitu yakin bahwa Rusia dapat membuat ajakan berdialog secara resmi karena komentar Lavrov datang beberapa jam setelah serangan rudal Rusia yang menewaskan warga sipil di Ukraina.
"Kami melihat ini sebagai sikap. Kami tidak melihat ini sebagai tawaran konstruktif dan sah untuk terlibat dalam dialog dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi brutal ini," kata Price dalam jumpa pers reguler.
Advertisement