Sukses

Kepala IAEA: Dunia Khawatir Soal Kemungkinan Uji Coba Nuklir Korea Utara

Amerika Serikat telah memperingatkan sejak April bahwa Pyongyang tengah bersiap melakukan uji coba bom nuklir setelah jeda lima tahun.

Liputan6.com, Pyongyang - Dunia tengah 'menahan napas atas' kemungkinan bahwa Korea Utara akan melakukan uji coba bom nuklir, kata Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Kamis (27/10).

“Semua orang merasa tegang soal ini, karena uji coba nuklir ini akan mengonfirmasi program [pengembangan senjata nuklir] yang melaju dengan kecepatan penuh, yang amat sangat mengkhawatirkan,” kata kepala IAEA Rafel Grossi setelah bertemu dengan Dewan Keamanan PBB untuk membahas soal Ukraina.

“Pengujian lebih lanjut, tentu saja, berarti mereka sedang menyempurnakan persiapan dan pembangunan gudang senjata mereka,” katanya kepada wartawan, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (29/10/2022).

“Untuk itulah kami mengikuti hal ini dengan sangat, sangat dekat. Kami berharap hal itu tidak terjadi, tapi sayangnya indikasinya mengarah ke arah sebaliknya,” kata Grossi.

Amerika Serikat telah memperingatkan sejak April bahwa Pyongyang tengah bersiap melakukan uji coba bom nuklir setelah jeda lima tahun.

Kemungkinan uji coba itu dilakukan setelah negara itu menunjukkan berbagai kemampuan rudal balistik jarak pendek dan jarak jauh, yang telah membuat negara-negara tetangganya, Korea Selatan dan Jepang, sangat khawatir akan niat Pyongyang.

Tapi Grossi mengatakan, ia menduga uji coba itu belum akan segera dilakukan.

“Kita lihat persiapan, kita lihat banyak hal, namun dalam hal akan segera-tidaknya uji coba akan dilakukan, jawabannya tidak,” jawabnya.

2 dari 4 halaman

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Lepas Pantai Timur

Korea Utara menembakkan rudal balistik di lepas pantai timurnya pada Jumat (28 Oktober), Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, ketika saingannya Korea Selatan menyelesaikan hampir dua minggu latihan militer besar yang bertujuan untuk menghalangi Korea Utara.

Dilansir Channel News Asia, Jumat (28/10/2022), ini akan menjadi yang terbaru dalam rekor tahun peluncuran rudal untuk Korea Utara yang memiliki senjata nuklir, yang telah menguji coba menembakkan segala sesuatu mulai dari rudal jarak pendek hingga rudal balistik antarbenua (ICBM).

Tidak ada rincian lain, termasuk jangkauan terbang proyektil, yang dilaporkan.

Peluncuran itu dilakukan empat hari setelah Korea Utara dan Korea Selatan bertukar tembakan peringatan di lepas pantai barat di tengah meningkatnya ketegangan di antara mereka.

Pasukan Korea Selatan dijadwalkan pada hari Jumat untuk menyelesaikan 12 hari latihan lapangan, yang mencakup beberapa latihan dengan pasukan Amerika Serikat. Sementara latihan besar oleh pesawat Korea Selatan dan AS akan dimulai pada Senin.

Korea Utara mengatakan bahwa peluncuran rudal baru-baru ini sebagai protes terhadap latihan bersama, yang dikatakan provokatif dan latihan untuk invasi.

Korea Selatan dan AS mengatakan latihan itu bersifat defensif dan diperlukan untuk melawan ancaman Korea Utara.

3 dari 4 halaman

Uji Coba Nuklir oleh Korea Utara

AS dan sekutunya percaya Korea Utara akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan Korea Utara telah menyelesaikan semua persiapan teknis yang diperlukan untuk ledakan bawah tanah di Nuklir Punggye-ri.

Sementara situs uji yang telah resmi ditutup sejak 2018.

Korea Utara melakukan enam uji coba nuklir di lokasi tersebut dari tahun 2006 hingga 2017.

4 dari 4 halaman

Rudal Jajah Strategis

Dalam kesempatan sebelumnya, media pemerintah Korea Utara pada Kamis 13 Oktober 2022 menyebut bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi peluncuran dua rudal jelajah strategis jarak jauh. Kim menyebut peluncuran tersebut sebagai tes untuk mengonfirmasi kemahiran dan operasi senjata berkemampuan nuklir yang dikerahkan ke sejumlah unit militer.

Uji tembak terbaru itu dilakukan pada Rabu 12 Oktober 2022 dan bertujuan untuk "meningkatkan efisiensi tempur dan kekuatan" rudal jelajah yang dipercayakan kepada Tentara Rakyat Korea "untuk operasi nuklir taktis," kata media pemerintah Korea Central News Agency (KCNA).