Liputan6.com, Itaewon - Seorang WNI dalam akun Tiktok-nya menceritakan pengalaman saat sedang berada di area Itaewon pada Sabtu, 29 Oktober 2022 malam.
Akun Tiktok bernama alleciangeline menyebut bahwa penyebab tragedi Itaewon lantaran membeludaknya pengunjuk ke area tersebut pada perayaan Halloween.
"Jadi apa sih yang terjadi di Itaewon? Di sini aku cuma bisa cerita berdasarkan pengalaman aku aja ya, yang aku lihat," ujar alleciangeline dalam video yang hingga saat artikel ini dinaikkan sudah dilihat hingga 55,5 ribu kali.
Advertisement
"Sabtu tanggal 29 Oktober dan itu malam minggu, sudah dekat dengan perayaan Halloween. Di Korea itu benar-benar dirayakankan banget. Banyak orang pake kostum, party, dan biasanya party itu identiknya di Itaewon."
Ditambah lagi, alleciangeline menyebut bahwa warga di sana sudah dikurung selama 2 tahun karena COVID-19, tidak bisa party selama ini. Jadi di Itaewon jadi ramai sekali.
"Ini bukan karena kerusuhan atau berantem-berantem gitu. Benar-benar karena ramai, 100 ribu orang dateng ke Itaewon."
"Mau jalan aja susah. Jangankan jalan ke depan itu dari belakang orang sudah dorong-dorong dan kita ikut alur ke mana aja.
"Keluar kereta dan stasiun aja sudah ramai dan padet banget, sesak banget. Keluar stasiun mau ke toko-toko itu juga udah padet banget, susah banget jalan."
Namun beruntung, WNI tersebut bisa jalan di jalur sebelah kanan yang tidak terlalu ramai sehingga tidak terlalu berebut oksigen.
"Saya pulang ditolongin orang Korea Selatan buat cari taksi. Semoga Itaewon bisa pulih kembali."
BBC Laporkan Penyebab Tragedi Itaewon
Penyebab yang saat ini masih menjadi alasan utama tewasnya 151 orang di tragedi Itaewon, yaitu jumlah kerumunan dalam jumlah besar yang memadati kawasan tersebut.
Dalam laporan BBC, tak tanggung-tanggung, warga yang hadir ke Itaewon, Korea Selatan, untuk merayakan Halloween diprediksi mencapai 100.000 orang.
Kemudian, kerumunan dilaporkan memadati gang sempit di Itaewon--sebuah distrik kehidupan malam yang populer di ibukota Korea Selatan.
Saksi mata menggambarkan banyak orang berupaya untuk melarikan diri dari kerumunan yang menyesakkan tersebut.
Hingga pada saat yang tak terhindarkan, yaitu ketika orang-orang menuju satu tempat dengan bertumpuk satu sama lain.
Paramedis kewalahan dengan jumlah korban, meminta orang yang lewat untuk membantu memberikan pertolongan pertama.
Saksi mata lain menggambarkan kerumunan di daerah itu semakin kacau di malam hari.
"Sejumlah orang jatuh selama Halloween dan korban semakin banyak," kata Choi Seong-beom, Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan, dalam sebuah pengarahan di tempat kejadian.
Advertisement
Hari Berkabung Nasional
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan periode berkabung nasional atas tragedi mematikan pada malam Sabtu 29 Oktober 2022 di Itaewon, Seoul yang telah menewaskan sedikitnya 151 orang, dan melukai 82 lainnya.
Masa berkabung akan berlangsung sampai dampak dari bencana itu dikendalikan, kata Yoon kepada warga Korea Selatan dari kantor kepresidenan, sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu (30/10/2022).
"Hati saya sedih dan saya berjuang untuk mengatasi kesedihan saya," katanya, menambahkan bahwa dia merasa "bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan orang-orang".
Para pejabat sekarang sedang diinstruksikan untuk melakukan tinjauan darurat terhadap semua perayaan Halloween dan perayaan lokal lainnya.
Presiden Yoon mengunjungi lokasi kejadian pada Minggu, 30 Oktober 2022 waktu setempat saat pidato itu ia sampaikan.
19 WNA Ikut Jadi Korban Tewas
Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan, bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC.
Korban tewas termasuk 19 warga negara asing, kata layanan darurat, tapi dia belum mengonfirmasi dari negara mana saja.
Dikutip dari laman BBC, Minggu (30/10/2022) kala itu, terjadi kerumunan besar manusia yang berkumpul di Itaewon.
Wilayah ini memang dikenal sebagai area dengan kehidupan malamnya yang populer.
Sebagian besar korban adalah remaja dan orang dewasa berusia 20-an, kata petugas pemadam kebakaran yang membantu proses penyelamatan.
Laporan lain mengatakan, aksi himpit mengimpit ini dimulai di gang sempit ketika orang-orang di kerumunan jatuh.
Ini adalah acara Halloween tanpa masker pertama di luar ruangan sejak pandemi.
Advertisement